Welcome

Bekerjalah Untuk Makanan Yang Tidak Dapat Binasa....!!!

Friday 12 August 2011

SPRITUALITAS THEOLOGY

SPRITUALITAS ROHANI
(Ringkasan Buku)
Bagian 1. Prinsip-Prinsip Teologi dari Teologi Rohani
Pokok-pokok yang menonjol:
            Pengalaman pribadi bertemu dengan Allah dalam Kristus  Yesus    merupakan teologi yang sejati dan dari pengalaman inilah yang akan menuntun pada pengetahuan yang lebih dalam tentang Allah. Pengalaman dengan Allah secara pribadi dikenal dengan istilah spiritualitas, atau teologi rohani. Dan teologi yang benar harus merupakan lagu pujian.
            Teologi rohani adalah ilmu yang menyimpulkan hal-hal yang membentuk kesempurnaan kehidupan rohani dan bagaimana manusia dapat melangkah maju. Teologi rohani adalah hal yang askesis, itu berarti latihan-latihan rohani yang disiplin dan sistematis menjadi sarana utama dalam perkembangan rohani. Teologi rohani menanyakan bagaimana pemahaman kita tentang Allah mempengaruhi pemahaman kita tentang  sifat dan tujuan hidup Kristen.
            Ada kriteria formal tertentu untuk menentukan apakah spiritualitas tertentu cukup memadai yaitu, sifat komprehensif yang mampu menjelaskan semua pengalaman religius, mampu menghimpun semua sumber daya rohani yang tersedia bagi gereja dan mampu menekankan pendekatan yang seimbang dalam pengembangan kehidupan rohani. Selanjutnya adalah sifat koheren sebagai sifat yang mampu mengembangkan spritualitas yang konsisten, ini tidak berarti bahwa setiap poin dalam teologi kita harus dapat dijelaskan secara rasional, kriteria selanjutnya adalah sifat yang bisa membangkitkan semangat.
             Apakah yang membuat suatu teologi rohani kristen bagus? Jawabanya adalah teologi rohani yang memadai harus ditandai dengan kepekaannya terhadap pebedaan kontekstual dalam dunia.
            Inti teologia rohani  adalah doa karena di dalam doalah masa lalu dan masa sekarang dipersatukan.
            Untuk bertemu dengan Allah kita harus melakukan penyangkalan diri secara total, disana kita akan menyentuh kedalaman manusia yakni diri sendiri dan orang lain. Sebaliknya kita harus memberikan diri untuk pembebasan manusia tanpa mencari kehormatan bagi diri sendiri dan disanalah kita akan mengalami Allah.
            Menjadi orang Kristen tidak sekedar menerima prinsip-prinsip Kristen tertentu, tetapi harus memasuki suatu hubungan pribadi dengan Yesus, pengalaman pertobaan itu harus melibatkan kontak yang hidup dengan pribadi Kristus yang transenden didalam konteks historis yang konkret.
            Keselamatan yang dialami manusia dalam Kristus bukanlah sebagai pelepasan impersonal dari bencana yang akan datang tetapi keselamatan itu dialami sebagai persekutuan yang hidup, maka didalamnya akan ada sukacita yang sejati.
           
Manfaat pokok-pokok tersebut:
            Bagian ini mengingatkan bahwa belajar teologi bukan hanya supaya kita memiliki pengetahuan atau kepintaran tentang allah dan ciptaan-Nya tetapi supaya mengalami pertemuan secara pribadi dengan Yesus atau memiliki pengalaman dengan Yesus. Tanpa pengalaman bertemu dengan Tuhan maka sulit bagi kita untuk melakukan pelayanan dengan benar, juga sulit untuk menjalin persekutuan yang indah dengan Tuhan.
            Latihan-latihan dalam menjalani kehidupan kerohanian sangat diperlukan, tidak ada yag instant dalam melakukan hubungan dengan Tuhan, latihan dan disiplin yang tinggi akan mempengaruhi kwalitas hubungan kita dengan Tuhan.

Topik yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi:
            Topik yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi saya dalam bagian 1 ini adalah, pemahaman pengertian teologi rohani dan kemampuan untuk membedakannya dengan teologi praktis menolong untuk meningkatkan hubungan pribadi dengan Allah. Teologi spiritualitas dapat sempurna dialami adalah dengan latihan-latihan yang disiplin dan sistematis, teologi rohani merupakan disiplin teologis. Teologi rohani yang baik adalah teologi yang mampu dan memiliki kepekaan terhadap perbedaan kontekstual dalam dunia.
            Selanjutnya teologi spiritualitas dari aliran-aliran yang ada tidak boleh dikesampingkan begitu saja, kriteria-kriteria yang di tetapkan aliran protestan, injili pentakosta atau karismatik masing masing mempunyai kelbihan dan kekurangan, tetapi salah satu diantaranya tidak boleh dikesampingkan, idealnya nanti tidak ada lagi perbedaan antara Kristen karismatik dan non karismatik, hal ini perlu digumulkan dalam memandang dan menerima satu sama lain, setiap orang Kristen harus menjadi kharismatik dan asketik.


Bagian 2. Doktrin Kristen Tentang Allah Sebagai Dasar Bagi Spiritualitas Kristen
Pokok-pokok yang menonjol:
Allah yang kita kenal dalam Kristus Yesus adalah Allah yang imanen dan transenden. Allah Alkitab adalah Allah yang memiliki kepribadian yang bekerja secara dekat dengan ciptaanNya,  berbeda dari Allah yang tidak memiliki perasaan, yang tidak dikenal menurut pandangan Platonisme, Allah kita bukanlah Allah yang tidak dapat dikenal atau jauh dari manusia dan Allah dalam Kristus itu adalah Allah yang menekankan persekutuan pribadi. Hendaknya spritualitas kita dibangun atas dasar ini.
Spiritualitas itu harus berfokus kepada Allah sebagai Bapa yang merupakan pencipta segala sesuatu dan seluruh ciptaan merupakaan milik Allah dan mencerminkan kemuliaan Allah. Kemudian juga harus berfokus kepada spritiualitas pada karya keselamatan yang dikerjakan Kristus dan juga kepada spritualitas Roh Kudus. Spiritualiatas ini tidak boleh berfokus secara eksklusif hanya kepada satu pribadi tetapi harus spritualitas yang bersifat Trinitarian.
Spiritualitas Trinitarian ini paling tidak ditandai dengan bentuk stabilitas dan pemahaman sakramental tentang benda-benda ciptaan, kemudian harus menjalin hubungan secara pribadi dengan Allah melalui pribadi Kristus Yesus dan juga spritualitas itu harus bersifat terbuka bagi karya ajaib Allah Roh Kudus.
Dan akhirnya yang menjadi tujuan spiritualitas  rohani itu adalah berdiamnya Trinitas yang kudus dalam diri manusia.   

Manfaat pokok-pokok tersebut:
            Bagian ini bermanfaat untuk memberikan pengertian bahwa Allah kita pencipta segala sesuatu tidak jauh dari kita, Ia ada disekitar kita, berada dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam dunia ini, pemahaman tentang imanensi dan transendensi Allah akan mengubah cara berpikir kita tentang Allah.
Kadang kala dalam kehidupan spiritualitas rohani sehari-hari kita lebih mengutamakan salah satu pribadi Trinitarian itu, penekanan yang berlebihan terhadap Roh Kudus sering mengakibatkan hanya berpikir tentang karya-karya dari Roh Kudus.
             
Topik yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi:
            Topik yang bermanfaat dalam bagian ini untuk menggumuli spritualitas pribadi adalah, topic tentang problem imanensi dan transendensi Allah, ini penting karena dengan memahami bahwa Allah kita adalah Allah yang imanen dan transenden maka kita akan menyadari bahwa Allah itu dekat dengan kita, Dia memiliki perasaan, kepribadian , tidak terpisah dari kita dan terlibat dalam segala sesuatu yang terjadi dalam alam semesta ini. Namun perlu diingat bahwa Allah itu tidak bisa dijelaskan hanya dengan menggunakan pikiran kita yang terbatas ini, kita dapat mengenalNya sejauh Ia memperkenalkan diri kepada kita.
            Selanjutnya adalah topic tentang sifat Spiritualitas Trinitarian, dalam menjalin hubungan dengan Allah kita tidak hanya terhubung dengan satu pribadi saja, tetapi dengan ketiga pribadi Allah, dalam penyembahan kita menjumpai Allah yang adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam realitasnya yang kongkret.   


Bagian 3. Dosa dan Sifat Manusia
Pokok-pokok yang menonjol:
            Topik dalam bagian ini membahas kedalaman dosa dan beragam dosa, dosa adalah kecanduan. Problem spritualitas yang paling mendasar adalah problem dosa.        Spritualitas yang dikembangkan untuk membahas konsep dosa yang lebih luas tidak dapat dibatasi hanya pada pertumbuhan hubungan seseorang dengan Allah, harus mencakup aspek antar pribadi dan aspek sosial.
            Ada tiga bentuk reduksionisme utama yaitu materialisme dimana keyakinan bahwa segala sesuatu tentang sifat manusia dapat direduksi menjadi aspek dunia fisik tertentu, kemudian psikologisme.Orang-orang Kristen kadang-kadang mempraktikkan reduksionisme rohani dengan menawarkan penjelasan rohani untuk setiap problem. Salah satu problem utama yang dihadapi banyak pendeta di Asia adalah hubungan antara penyakit dan dosa, sering sekali penyakit yang diderita dianggap karena dosa.
            Konsep tentang dosa yang berbeda memiliki konsekwensi yang sangat berbeda dalam pertumbuhan kehidupan rohani. Dosa harus dipahami secara tepat agar dapat dilawan secara efektif.
            Daging adalah dosa di dalam kita, dunia merujuk pada dosa di sekitar kita dan Iblis dosa di luar kita. Ke mana pun kita berpaling kita menemui dosa sebagai kondisi manusia yang sudah dirembesi seluruhnya.
            Dosa nomor satu dalam diri manusia adalah kesombongan, Agustinus berkata kesombongan adalah permulaan dosa. Kesombongan itu merupakan pengagungan diri yang tidak sepantasnya. Kesombongan membelokkan kebenaran tentang kebenaran kita yang sebenarnya menjadikan diri kita yang lebih utama dari sang Pencipta.
Kesombongan melahirkan enam dosa maut lainnya yaitu kemuliaan yang sia-sia, iri hati, amarah, kesedihan, ketamakan,  kerakusan dan hawa nafsu.  
Kesombongan adalah dosa Iblis yang membuatnya lebih senang memerintah di neraka daripada disorga.
Obat bagi kesombongan ini adalah kerendahhatian, Alkitab menyarankan kita bersikap rendah hati dan memperingatkan kita untuk tidak memikirkan hal yang lebih tinggi.
           
Manfaat pokok-pokok tersebut:
            Pokok-pokok tersebut mengigatkan untuk menyadari bahwa semua manusia tidak ada yang tidak terlepas dari dosa, akibatnya kita memerlukan sesuatu dari luar diri kita untuk menolong kita. Hubungan dengan Tuhan dihalangi oleh yang namanya dosa, bukan hanya dengan Tuhan tetapi juga dengan lingkungan dan orang lain.
            Menurunkan standar dan pengertian dosa berakibat kepada menurunya kwalitas kerohanian.
            Sampai sekarang dosa paling utama itu adalah kesombongan, bagian ini mengingatkan akar saya tidak menyombongkan diri dengan segala yang ada pada saya sekarang, kesombongan berarti awal kehancuran. Poin ini demikian penting untuk benar-benar dipahami agar kita tetap rendah hati dalam hidup kita, kejatuhan para hamba-hamba Tuhan paling banyak juga dengan dosa yang satu ini, pujian yang seharusnya dialamatkan kepada Allah sering dibelokkan kepada para pelayan.

Topik yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi:
            Dalam bagian ini topik-topik yang sungguh berarti dalam menggumuli spitualitas saya adalah kehidupan rohani dan sifat manusia, pemahaman yang benar tentang sifat manusia akan menolong untuk dapat meningkatkan hubungan yang baik dengan Tuhan, pengertian tentang materialisme dan psikologisme dalam diri manusia akan menolong kita agar tidak berusaha menjawab semua problem dengan penjelasan rohani, tidak semua masalah manusia karena kerasukan roh jahat, juga tidak semua masalah penyakit dan kemiskinan berhubungan dengan dosa.


Bagian 6. Teologi dan Kehidupan Doa
Pokok-pokok yang menonjol:
            Doa adalah tindakan pertama yang menghubungkan doktrin dan praktik, bagian lain adalah rincian dari tindakan pertama ini dengan kata lain semua kegiatan rohani lainnya tergantung pada doa. Di dalam doa seseorang memasuki hubungan pribadi dengan Tuhan.
            Seluruh kehidupan Kristen dapat digambarkan melalui kehidupan doa. Doa harus merupakan kebiasaan karena itu diperlukan kegiatan berdoa secara terus menerus dan menjaga bahwa kebiasaan itu tidak berubah menjadi doa yang sifatnya formalistik.
Doa itu berasal dari Allah dan merupakan inisiatif Allah, kita tidak melahirkan doa tetapi doa sudah berlangsung di dalam diri kita, firman Allah yang memiliki inisiatif, kita sekedar menjadi pendengarnya.
Allah adalah pusat segala sesuatu, dan segala sesuatu pada akhirnya terkait dengan Allah. Doa membuat segala kegiatan baik pekerjaan, pikiran maupun segala hal lain menjadi religius. Doa harus jujur dihadapan Allah, dalam hal ini kita perlu belajar dari anak kecil karena belum dirusak apa yang disebut pengalaman orang dewasa.
Kita harus mengalami pertumbuhan dalam doa tetapi melakukan doa merupakan pekerjaan yang sulit itu karena kita harus memiliki hubungan yang dekat dengan Allah, hal ini akan menyingkapkan diri kita yang sebenarnya. Pengungkapan itu selapis demi selapis dan merupakan proses yang menyakitkan. Pertumbuhan dalam doa ini sering disamakan dengan pertumbuhan dalam pernikahan, proses saling mengenal dan membuka diri mutlak diperlukan.
Seserang yang bertumbuh didalam doa bergerak lebih jauh dari doa-doa permohonan yang berpusat pada kepentingan sendiri dan mulai beralih pada doa pemujaan dan ucapan syukur kepada Allah.
Kita perlu bertahan, bertekun dalam doa meskipun perasaan kita menentangnya. Teknik doa sama dengan teknik pergi ke gereja, yang diperlukan di dalamnya adalah kehendak.
Doa merupakan manifestasi dari baptisan, doa selalu merupakan respon terhadap inisiatif Allah. Doa adalah tanda kehidupan dari orang-orang yang ada di dalam Kristus. Dan semua doa dimulai dengan permohonan

Manfaat pokok-pokok tersebut:
Setelah membaca topik dalam bagian ini, mengingatkan agar segala sesuatu kegiatan dipusatkan kepada doa. Kehidupan rohani berjalan dengan baik atau tidak dapat diukur dan dilihat melalui kehidupan doa. Pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas, maka kita perlu melatih diri untuk berdoa, jadikan doa sebagai suatu kebiasaan.
Kehidupan doa tidak boleh berhenti, harus terus-menerus dilakukan. Dalam berdoa sangat diperlukan kejujuran dan keterbukaan terhadap Allah, melalui doaalah saya bisa bertumbuh.

Topik yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi:
Topik yang bermanfaat dalam bagian ini untuk menggumuli spiritualitas pribadi saya adalah, bahwa seluruh kehidupan harus dipusatkan kepada Allah melalui doa, hal ini menghindarkan dari sifat yang egois.
Kemudian dalam memandang segala sesuatu dalam hidup harus dihubungkan dengan doa maka semuanya akan bersifat religius, sering sekali terjadi pemisahan yang disebut dengan dunia sekuler dan dunia rohani, tetapi dengan doa tersebut maka semuaanya akan bersifat religius.


Bagian 7. Latihan Rohani Berfokus Pada Allah dan Diri Sendiri
Pokok-pokok yang menonjol:
Kita membutuhkan teologi untuk menebus kebiasaan / kerutinan sehingga setiap aspek kehidupan kita sehari-hari sepenuhnya diintegrasikan pada iman.
Dalam bagian ini diperlukan latihan merasakan kehadiran Allah, yang juga disebut doa rekoleksi,  hal ini tidak perlu berupa tindakan yang formal atau terpaku pada waktu, meskipun penetapan jadwal waktu yang teratur bisa membantu menghasilkan kecakapan yang lebih besar. Doa itu tidak perlu sesuai dengan struktur formal mana pun, sebab doa itu menunjukkan kondisi yang berbeda-beda pada saat kita berbicara kepada Allah. Untuk merasakan kehadiran Allah adalah dengan melakukan seperti doa Yesus yang merupakan doa spontan, kemudian mengikuti kalender gereja, dan dengan belajar membaca buku pemeliharaan ilahi, karen Allah hadir dalam segala sesuatu dan dalam semua peristiwa, dan untuk merasakan kehadian-Nya dalam satu situasi atau peristiwa dapat menciptakan kesan yang dasyat.
Menuruti kehendak Allah berarti menyatukan kehendak kita dengan kehendak-Nya dalam kasih. Langkah-langkah untuk menuruti kehendak Allah yaitu, terbenam dalam Alkitab, mengakui Allah, dan belajar ketaatan. Tidak menaati kehendak Allah yang tertentu membuat kita tidak mampu menemukan kehendak Allah yang tidak tertentu.
Pengetahuan tentang Allah membangkitkan pengetahuan yang dalam tentang diri sendiri dan hal sebaliknya juga berlaku. Doa harus memeriksa diri sendiri supaya dapat berdoa lebih baik, hal ini memang latihan yang merendahkan diri kita tetapi mutlak diperlukan sebagai latihan permulaan tanggung jawab atas diri sendiri. Melalui hal ini Allah dapat memberitahu kita  kondisi yang sebenarnya dari hati kita. Pemeriksaan diri dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menyimpan catatan harian, yang mencatat latihan-latihan harian dan karya kasih karunia dalam kehidupan seseorang.

Manfaat pokok-pokok tersebut:
            Pokok-pokok dalam bagian 7 ini bermanfaat untuk menolong saya mengatasi kejenuhan dalam rutinitas setiap hari.
            Kadang kala doa yang dilakukan hanyalah sebagai rutinitas setiap hari, masih berdoa tetapi rohani mengalami apa yang disebut kantuk rohani, pelayanan-pelayanan masih tetap dilakukan namun hanya sekedar melakukan kegiatan rohani saja. Bagian ini bermanfaat mengingatkan kita untuk melatih doa secara terus-menerus, metode-metode juga perlu dipelajari agar tetap bisa dijaga keharmonisan hubungan dengan Tuhan.
            Untuk mengetahui kehendak Allah selain berdoa, bagian ini mengingatkan agar membaca Alkitab secara rutin dan terus belajar untuk taat.

Topik yang berguna dalam menggumuli spritualitas pribadi:
            Yang sungguh berarti dalam menggumuli spritualitas pribadi saya adalah latihan merasakan kehadiran Allah, kemampuan merasakan kehadiran Allah setiap saat menuntut kekudusan diri karena tana kekudusan tidak ada yang bisa bertemu dengan Allah.
            Selanjutnya adalah topik menuruti kehendak Allah, untuk bisa mengetahui dan menuruti kehendak Allah menuntut saya selain berdoa adalah sering membaca Alkitab, belajar untuk mengakui Allah dalam setiap keadaan. Menuruti kehendak Allah juga menuntut ketaatan untuk melakukannya.
            Kemudian adalah doa yang memeriksa diri sendiri, latihan ini sering saya abaikan karena memang hal ini adalah latihan merendahkan diri, hal tersulit dalam hidup ini adalah mengalahkan diri sendiri, jujur terhadap diri sendiri. Latihan-latihan dalam memeriksa diri ini sangat bermanfaat untuk membuat kita menjadi semakin dewasa dalam Tuhan.


Bagian 11. Membedakan Roh
Pokok-pokok yang menonjol:
Kemampuan membedakan roh merupakan kebutuhan yang sangat dirasakan dalam budaya monastic. Tanpa kemampuan membedakan roh, kita tidak dapat berharap untuk dapat membuat kemajuan rohani.
Pembedaan roh berarti mengenal kehendak Allah dalam situasi khusus, ini merupakan kesulitan terbesar bagi kehidupan seseorang. Karena ini berkaitan dengan seluruh sikap kita terhadap Allah dan diri sendiri. Kemapuan membedakan roh menyiratkan tingkat kedewasaan atau kecakapan rohani.
Untuk mampu membedakan roh perlu diperhatikan peraturan dalam membedakan roh. Alkitab memberikan kriteria objektif tertentu untuk membantu kita membedakan nabi yang benar dengan yang palsu, beberapa diantaranya adalah penggenapan nubuat, keortodoksan mereka dan isi pengajaran nabi itu. Cara hidup dan karakter menujukkan siapa mereka sebenarnya.
Peraturan untuk membedakan roh sangat bermanfaat, tetapi kemapuan kita untuk menerapkannya pada situasi tertentu sangat terbatas.
Sifat yang membuat kita dapat membedakan roh adalah hubungan yang akrab dengan Allah. Kita harus dengan kasih, rendah hati, memiliki keberanian atau keteguhan hati, kemampuan untuk menemukan sikap seimbang saat menghadapi pilihan yang sulit (buah simalakama) dan percaya pada saat mengambil tindakan Alah akan menjalankan kehendak-Nya sendiri dalam tindakan kita.
Untuk membedakan roh dalam dunia kita memerlukan sikap berjaga-jaga hal ini tidak berbeda dengan berdoa, sikap ini membutuhkan usaha keras dari semua indera kita untuk melihat, mendengar, mencium, merasakan dan meraba apa tindakan yang diperlukan dalam setiap situasi dalam dunia.
Banyaknya fenomena kerohanian yang luar biasa memerlukan kemampuan membedakan roh, karena fenomena yang luar biasa tidak selalu merupakan hal yang’rohani’ atau supernatural. Diperlukan juga kemampuan untuk melihat apakah hal itu memenuhi kriteria moral dan teologis bukan dengan pertanyaan apakah fenomena itu ditemukan dalam Alkitab atau tidak. Kemudian kemampuan untuk membedakan antara penyataan pribadi dengan umum.
Akhirnya kemapuan untuk membedakan roh merupakan proses yang tumbuh dari kehidupan dalam Kristus dan membantu memperdalam kehidupan, dan orang yang tidak pernah diajar membedakan roh selamanya tetap kanak-kanak.

Manfaat pokok-pokok tersebut:
            Banyaknya fenomena kerohanian yang terjadi pada masa saat ini sangat membutuhkan kepekaan dan kemampuan membedakan roh, kemampuan itu memerlukan latihan yang serius dan kemampuan membedakan roh menuntun kita untuk dewasa secara rohani.
            Hal yang paling indah dalam hidup adalah jika kita dapat mengerti dan mengetahui kehendak Allah yang adalah Roh dalam hidup kita, jika kita mampu mengetahui kehendak Allah tersebut maka kita akan tetap berjalan dalam koridor yang sudah Allah persiapkan bagi kita.
            Untuk dapat membedakan roh tersebut menuntut kita untuk menjalin hubungan yang akrab dan serius dengan Allah, hanya dengan cara inilah setiap orang percaya dapat menentukan pilihan dalam kondisi sulit, karena ini menuntut kita untuk hidup dalam kekudusan, ketaatan dan tidak akan bimbang dalam menghadapi problem yang diperhadapkan kepada kita.

Topik yang berguna dalam menggumuli spritualitas pribadi:
            Pada bagian ini topik yang berguna dalam menggumuli spritualitas pribadi adalah, pertama kemapuan untuk membedakan roh, kemapuan ini menuntut saya untuk terus menerus latihan dalam menuju kedewasaan rohani dengan menjalin hubungan yang manis dengan Allah, ini mutlak diperlukan karena dalam realitas masyarakat atau pelayanan tiruan rohani kadang sulit dibedakan dari yang asli, banyaknya fenomena rohani yang terjadi dalam masa ini menuntut kepekaan, kemampuan dalam menilai apakah hal tersebut berasal dari Allah atau bukan.
            Kemampuan membedakan roh juga menuntut agar saya rendah hati, karena saya harus sadar bahwa kemampuan untuk menyelidiki hikmat Allah yang tersembunyi adalah dengan sikap kerendahan hati.


Sumber:
Judul Buku     : SPIRITUAL THEOLOGY, Studi Sistematis Tentang Kehidupan Kristen
Pengarang     : Simon Chan
Penerbit         : ANDI

Thursday 4 August 2011

MANAJEMEN DIRI : PENGGUNAAN WAKTU


"MANAJEMEN DIRI "
(Pengunaan Waktu)


Apa pendapat anda tentang "waktu", suatu anugerah atau justru pengekang hidup?

Tuhan menganugerahi waktu 24 jam sehari bagi setiap orang untuk beraktivitas dan menikmati hidup. Sudah cukupkah ? Apakah kita sering merasa kekurangan waktu, bahkan seolah-olah hidup kita begitu dikendalikan oleh waktu ?

Waktu dapat menjadi pengekang hidup, jika kita membiarkan diri dikendalikan olehnya, tapi waktu menjadi suatu anugerah, jika kita mampu mengendalikan dan mengelolanya dengan bijaksana serta melihatnya sebagai kesempatan untuk mengalami hal-hal yang bermakna. Jadi, kita yang memegang kendali atas waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita.

Sudahkah anda membuat waktu anda bermakna ?

Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu, kita perlu memahami dua pengertian tentang waktu, yaitu sebagai kronos dan kairos.   Kronos adalah waktu-waktu yang kita jalani, misalnya Senin, Selasa, sehari, sebulan, setahun. Seringkali kita menggunakannya pada istilah kronologis. Sedangkan kairos adalah waktu yang bermakna bagi kita. Dari usia 0 tahun hingga 17 tahun kita menjalani kronos, tapi dalam kurun waktu itu pasti ada saat-saat penting yang membawa kesan tersendiri bagi kita, misalnya saat pertama masuk sekolah, saat bertengkar dengan sahabat, saat pertama kali jatuh cinta, saat gagal di ujian, saat menjadi juara di pertandingan olahraga. Bagaimana reaksi kita pada saat itu dan bagaimana kita menghadapinya ? Pelajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa itu ?  Itulah kairos, saat-saat bermakna dalam perjalanan hidup yang membentuk karakter diri kita.

Kairos tidak harus berupa peristiwa besar, mungkin hanya peristiwa kecil / sepele, tapi yang penting kita bisa belajar sesuatu dari peristiwa itu. Intinya, marilah kita belajar peka untuk melihat makna dibalik peristiwa. Ada perbedaan besar antara orang yang hanya sekedar menjalani kronos dengan orang yang mampu melihat kairos-kairos dalam hidupnya.

Orang yang mampu memahami waktu sebagai kairos, melihat hidup sebagai kesempatan , bukan sekedar hidup yang dijalani begitu saja tanpa makna. Kesempatan untuk mengalami suka dan duka, sukses dan gagal, yang memproses diri kita menjadi pribadi yang matang dan tangguh. Kesempatan untuk mengisi hidup ini dengan banyak hal yang bermakna..

Kita masuk perguruan tinggi selama 4 atau 5 tahun, apakah hanya untuk mendapat gelar sarjana ? Harus lebih dari itu, waktu-waktu itu akan menjadi kesempatan untuk meraih kairos-kairos. Kesulitan ketika belajar, kegagalan di ujian, pertemuan dengan orang serta lingkungan yang baru, adalah kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih ulet, lebih punya kontrol diri, lebih mampu menyesuaikan diri dan sebagainya. Sudahkah anda mengubah kronos menjadi kairos ?


Memanajemen waktu dengan tepat
Jika kita memahami waktu sebagai kairos, kita akan menyadari bahwa waktu itu begitu berharga. Mungkin ada banyak hal yang ingin kita lakukan dan kita alami dalam hidup ini, bagaimana cara mengaturnya ?


Ada 3 hal yang harus kita miliki: a goal - a plan - take action


1. A goal ( tujuan )

Apa tujuan yang ingin kita capai dalam hidup ini ? Mengapa kita ingin mencapai itu ? Masing-masing orang tentu berbeda, tapi setiap orang harus punya. Ini penting, karena banyak orang yang menjalani hari-hari hidupnya tanpa tahu untuk apa ia hidup, mau ke mana ia menuju. Hidup menjadi seperti petualangan tanpa arah atau hanya sebuah rutinitas. Padahal hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu direncanakan dengan baik. Jika anda belum menemukan tujuan hidup anda, ambillah waktu untuk menggumulkan hal itu. Bila perlu mintalah bantuan pada orang yang mampu membimbing anda. Ini adalah langkah awal yang penting. Jangan di hari tua kita baru menyesal " Mengapa aku tidak menata hidupku sejak muda " atau kita baru menyadari " Mengapa hidupku jadi begini ? " Tentu di saat itu semuanya sudah terlambat.

Setelah kita tahu apa yang ingin kita capai dalam hidup ( ini adalah tujuan jangka panjang ), kita dapat melanjutkannya dengan membuat tujuan-tujuan atau target-target jangka pendek, sebagai langkah untuk mencapai tujuan akhir. Target untuk 5 tahun mendatang, target tahun ini, target semester ini, bahkan target hari ini. Tujuan/target bisa lebih dari satu, misalnya target dalam bidang studi, pekerjaan, spiritual, dan sebagainya. Buatlah target yang realistis ( sesuai kemampuan ) dan konkrit. Bila perlu tulislah pada kertas/buku catatan anda.


2. A plan ( rencana )

" If you fail to plan, you plan to fail." Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah perencanaan. Jika kita sudah punya tujuan/target yang jelas, kita dapat merencanakan langkah dan cara untuk mencapai hal itu. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalah :  

a. Mengatur aktivitas
Evaluasi kembali aktivitas-aktivitas yang biasa kita lakukan selama ini. Dari sekian banyak aktivitas yang ada, pilihlah mana yang perlu dilakukan, mana yang tidak. Apa aktivitas yang lebih baik kita lakukan di waktu luang, misalnya: apakah kita sering memboroskan waktu untuk nonton VCD atau jalan-jalan ke Mall ? Apakah ada kegiatan yang lebih bermanfaat yang dapat kita lakukan ? Mungkin belajar bahasa Inggris, jika ternyata kita punya tujuan menjadi ahli komputer sedangkan kemampuan bahasa Inggris kita masih kurang. Jadi kita men-seleksi aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang sudah kita targetkan. 


b. Menentukan prioritas
Dari sekian banyak aktivitas yang sudah kita seleksi, terkadang kita masih ingin melakukan banyak hal : kuliah, les Inggris, les musik, olahraga, kumpul dengan teman-teman, ikut organisasi atau pelayanan, bekerja paruh waktu, dan sebagainya. Jika kita ingin melakukan semuanya, mungkin bisa, tapi hasilnya belum tentu optimal, dan bisa jadi yang terpenting justru terabaikan. Misalnya: karena terlalu asyik berorganisasi, kuliah jadi terlantar.

Kita harus menentukan aktivitas-aktivitas yang harus mendapat prioritas utama, dan aktivitas-aktivitas yang boleh kita lakukan, namun pada porsi yang tepat. Sebagai contoh: olahraga itu penting, kita perlu menyediakan waktu untuk itu, tapi tidak perlu menjadi prioritas utama, jika tujuan kita bukan untuk menjadi seorang atlit. Jika suatu saat kita dihadapkan pada dua pilihan, misalnya sore ini harus kerja kelompok padahal bersamaan dengan jadwal main basket dengan teman-teman. Kita bisa menentukan mana yang harus kita dahulukan, karena kita tahu apa prioritas kita.  

c. Membuat rencana yang realistis
Jika kita sudah menentukan target yang realistis, maka kita juga perlu membuat rencana yang realistis. Misalkan dalam semester pertama kita punya target untuk mencapai IP di atas 2,5, kita membuat rencana agar target itu tercapai. Kita membuat jadwal belajar secara teratur, berapa jam sehari, kapan waktu yang terbaik, dan sebagainya. Buatlah semua itu secara realistis, sehingga kita dapat sungguh-sungguh melaksanakannya.  

d. Melaksanakan rencana secara fleksibel
Terkadang rencana yang sudah kita buat, terganggu oleh hal-hal yang tidak terduga. Misalkan nanti malam adalah jadwal kita belajar, tapi ternyata ada acara penting yang harus kita hadiri. Jika acara itu memang penting dan tidak dapat ditunda, batalkan jadwal belajar dan carilah waktu pengganti. Tapi perlu diwaspadai, jangan suka mengubah rencana karena tergoda dengan hal-hal yang kurang penting. Jika ada kegiatan di luar rencana yang ingin kita lakukan, aturlah waktu sehingga hal yang penting tetap dapat kita laksanakan. 

e. Membuat agenda harian
Mempunyai jadwal kegiatan harian akan sangat membantu kita untuk memanajemen waktu yang kita miliki setiap hari, namun tidak semua orang mau membuatnya secara detil. Paling tidak kita harus mencatat hal-hal penting yang harus kita lakukan di agenda harian, sehingga di pagi hari kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan pada hari itu dan bagaimana cara kita mengatur waktu untuk menyelesaikan semuanya. Target jangka panjang akan tercapai jika kita mampu mendisiplin diri untuk menyelesaikan target-target harian.

3. Take action ( bertindak )
Lakukan apa yang sudah direncanakan! Jika tidak, semua target dan rencana yang kita buat tidak punya arti apa-apa. Beberapa hal yang harus kita waspadai : 

a. Jika 'penyakit' malas menyerang
" Saya lagi nggak mood "; " Waktunya nggak pas buat belajar " dan sebagainya. 

b. Kebiasaan menunda pekerjaan
"Besok masih ada waktu kok "; " Sebentar lagi ah "; "Ujiannya kan masih minggu depan"  

c. Tidak mampu mendisiplin diri sendiri
Kalau sudah terlanjur nonton televisi atau main game, lupa segalanya 

d. Tidak berani berkata "tidak"
'Sungkan' menolak teman yang tiba-tiba mengajak keluar atau ngobrol lewat telepon

             Kemampuan memanajemen waktu berkaitan erat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Jika kita sudah terbiasa hidup tanpa planning, atau terbiasa menunda-nunda sesuatu, akan sangat sulit mendisiplin diri dengan jadwal waktu yang terencana. Mengubah kebiasaan adalah hal yang sulit, namun kesuksesan diraih dengan kemauan dan keberanian untuk berubah. Berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam hal manajemen waktu.

“ There never has been, and cannot be, a good lifewithout self control  - Leo Tolstoy -

Referensi :
·        Paul, Walter. How to Study in College, Boston : Houghton Mifflin Company. 1984.
·      Tong, Stephen. Pemuda dan Krisis Zaman, Jakarta : Stephen Tong Evangelistic Ministries International. 1996