"MANAJEMEN DIRI "
(Pengunaan Waktu)
Apa pendapat anda tentang "waktu", suatu
anugerah atau justru pengekang hidup?
Tuhan menganugerahi waktu 24 jam sehari bagi setiap
orang untuk beraktivitas dan menikmati hidup. Sudah cukupkah ? Apakah kita
sering merasa kekurangan waktu, bahkan seolah-olah hidup kita begitu
dikendalikan oleh waktu ?
Waktu dapat menjadi pengekang hidup, jika kita
membiarkan diri dikendalikan olehnya, tapi waktu menjadi suatu anugerah, jika
kita mampu mengendalikan dan mengelolanya dengan bijaksana serta melihatnya
sebagai kesempatan untuk mengalami hal-hal yang bermakna. Jadi, kita yang
memegang kendali atas waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita.
Sudahkah anda membuat waktu anda bermakna ?
Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu,
kita perlu memahami dua pengertian tentang waktu, yaitu sebagai kronos dan
kairos. Kronos adalah waktu-waktu yang kita jalani,
misalnya Senin, Selasa, sehari, sebulan, setahun. Seringkali kita
menggunakannya pada istilah kronologis. Sedangkan kairos adalah waktu yang
bermakna bagi kita. Dari usia 0 tahun hingga 17 tahun kita menjalani kronos,
tapi dalam kurun waktu itu pasti ada saat-saat penting yang membawa kesan
tersendiri bagi kita, misalnya saat pertama masuk sekolah, saat bertengkar
dengan sahabat, saat pertama kali jatuh cinta, saat gagal di ujian, saat
menjadi juara di pertandingan olahraga. Bagaimana reaksi kita pada saat itu dan
bagaimana kita menghadapinya ? Pelajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa
itu ? Itulah kairos, saat-saat bermakna
dalam perjalanan hidup yang membentuk karakter diri kita.
Kairos tidak harus berupa peristiwa besar, mungkin hanya peristiwa kecil / sepele, tapi yang penting kita bisa belajar sesuatu dari peristiwa itu. Intinya, marilah kita belajar peka untuk melihat makna dibalik peristiwa.
Orang yang mampu memahami waktu sebagai kairos,
melihat hidup sebagai kesempatan ,
bukan sekedar hidup yang dijalani begitu saja tanpa makna. Kesempatan untuk
mengalami suka dan duka, sukses dan gagal, yang memproses diri kita menjadi
pribadi yang matang dan tangguh. Kesempatan untuk mengisi hidup ini dengan
banyak hal yang bermakna..
Kita masuk perguruan tinggi selama 4 atau 5 tahun, apakah hanya untuk mendapat gelar sarjana ? Harus lebih dari itu, waktu-waktu itu akan menjadi kesempatan untuk meraih kairos-kairos. Kesulitan ketika belajar, kegagalan di ujian, pertemuan dengan orang serta lingkungan yang baru, adalah kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih ulet, lebih punya kontrol diri, lebih mampu menyesuaikan diri dan sebagainya. Sudahkah anda mengubah kronos menjadi kairos ?
Memanajemen waktu dengan tepat
Jika kita memahami waktu sebagai kairos, kita akan
menyadari bahwa waktu itu begitu berharga. Mungkin ada banyak hal yang ingin
kita lakukan dan kita alami dalam hidup ini, bagaimana cara mengaturnya ?
1. A goal ( tujuan )
Apa tujuan yang ingin kita capai dalam hidup ini ?
Mengapa kita ingin mencapai itu ? Masing-masing orang tentu berbeda, tapi
setiap orang harus punya. Ini penting, karena banyak orang yang menjalani
hari-hari hidupnya tanpa tahu untuk apa ia hidup, mau ke mana ia menuju. Hidup
menjadi seperti petualangan tanpa arah atau hanya sebuah rutinitas. Padahal
hidup adalah sebuah perjalanan yang perlu direncanakan dengan baik. Jika anda
belum menemukan tujuan hidup anda, ambillah waktu untuk menggumulkan hal itu.
Bila perlu mintalah bantuan pada orang yang mampu membimbing anda. Ini adalah
langkah awal yang penting. Jangan di hari tua kita baru menyesal " Mengapa
aku tidak menata hidupku sejak muda " atau kita baru menyadari "
Mengapa hidupku jadi begini ? " Tentu di saat itu semuanya sudah
terlambat.
Setelah kita tahu apa yang ingin kita capai dalam
hidup ( ini adalah tujuan jangka panjang ), kita dapat melanjutkannya dengan
membuat tujuan-tujuan atau target-target jangka pendek, sebagai langkah untuk
mencapai tujuan akhir. Target untuk 5 tahun mendatang, target tahun ini, target
semester ini, bahkan target hari ini. Tujuan/target bisa lebih dari satu,
misalnya target dalam bidang studi, pekerjaan, spiritual, dan sebagainya.
Buatlah target yang realistis ( sesuai kemampuan ) dan konkrit. Bila perlu
tulislah pada kertas/buku catatan anda.
2. A plan ( rencana )
" If you fail to plan, you plan to fail."
Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah perencanaan. Jika kita
sudah punya tujuan/target yang jelas, kita dapat merencanakan langkah dan cara
untuk mencapai hal itu. Beberapa langkah yang dapat kita lakukan adalah
:
a. Mengatur aktivitas
Evaluasi kembali aktivitas-aktivitas yang biasa kita
lakukan selama ini. Dari sekian banyak aktivitas yang ada, pilihlah mana yang
perlu dilakukan, mana yang tidak. Apa aktivitas yang lebih baik kita lakukan di
waktu luang, misalnya: apakah kita sering memboroskan waktu untuk nonton VCD
atau jalan-jalan ke Mall ? Apakah ada kegiatan yang lebih bermanfaat yang dapat
kita lakukan ? Mungkin belajar bahasa Inggris, jika ternyata kita punya tujuan
menjadi ahli komputer sedangkan kemampuan bahasa Inggris kita masih kurang.
Jadi kita men-seleksi aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang sudah kita
targetkan.
b. Menentukan prioritas
Dari sekian banyak aktivitas yang sudah kita seleksi,
terkadang kita masih ingin melakukan banyak hal : kuliah, les Inggris, les
musik, olahraga, kumpul dengan teman-teman, ikut organisasi atau pelayanan,
bekerja paruh waktu, dan sebagainya. Jika kita ingin melakukan semuanya,
mungkin bisa, tapi hasilnya belum tentu optimal, dan bisa jadi yang terpenting
justru terabaikan. Misalnya: karena terlalu asyik berorganisasi, kuliah jadi
terlantar.
Kita harus menentukan aktivitas-aktivitas yang harus mendapat prioritas utama, dan aktivitas-aktivitas yang boleh kita lakukan, namun pada porsi yang tepat. Sebagai contoh: olahraga itu penting, kita perlu menyediakan waktu untuk itu, tapi tidak perlu menjadi prioritas utama, jika tujuan kita bukan untuk menjadi seorang atlit. Jika suatu saat kita dihadapkan pada dua pilihan, misalnya sore ini harus kerja kelompok padahal bersamaan dengan jadwal main basket dengan teman-teman. Kita bisa menentukan mana yang harus kita dahulukan, karena kita tahu apa prioritas kita.
c. Membuat rencana yang realistis
Jika kita sudah menentukan target yang realistis,
maka kita juga perlu membuat rencana yang realistis. Misalkan dalam semester
pertama kita punya target untuk mencapai IP di atas 2,5, kita membuat rencana
agar target itu tercapai. Kita membuat jadwal belajar secara teratur, berapa
jam sehari, kapan waktu yang terbaik, dan sebagainya. Buatlah semua itu secara
realistis, sehingga kita dapat sungguh-sungguh melaksanakannya.
d. Melaksanakan rencana secara fleksibel
Terkadang rencana yang sudah kita buat, terganggu
oleh hal-hal yang tidak terduga. Misalkan nanti malam adalah jadwal kita
belajar, tapi ternyata ada acara penting yang harus kita hadiri. Jika acara itu
memang penting dan tidak dapat ditunda, batalkan jadwal belajar dan carilah
waktu pengganti. Tapi perlu diwaspadai, jangan suka mengubah rencana karena
tergoda dengan hal-hal yang kurang penting. Jika ada kegiatan di luar rencana
yang ingin kita lakukan, aturlah waktu sehingga hal yang penting tetap dapat
kita laksanakan.
e. Membuat agenda harian
Mempunyai jadwal kegiatan harian akan sangat membantu
kita untuk memanajemen waktu yang kita miliki setiap hari, namun tidak semua
orang mau membuatnya secara detil. Paling tidak kita harus mencatat hal-hal penting
yang harus kita lakukan di agenda harian, sehingga di pagi hari kita sudah tahu
apa yang harus kita lakukan pada hari itu dan bagaimana cara kita mengatur
waktu untuk menyelesaikan semuanya. Target jangka panjang akan tercapai jika
kita mampu mendisiplin diri untuk menyelesaikan target-target harian.
3. Take action ( bertindak )
Lakukan apa yang sudah direncanakan! Jika tidak,
semua target dan rencana yang kita buat tidak punya arti apa-apa. Beberapa hal
yang harus kita waspadai :
a. Jika 'penyakit' malas menyerang
" Saya lagi nggak mood "; " Waktunya
nggak pas buat belajar " dan sebagainya.
b. Kebiasaan menunda pekerjaan
"Besok masih ada waktu kok "; "
Sebentar lagi ah "; "Ujiannya kan
masih minggu depan"
c. Tidak mampu mendisiplin diri sendiri
Kalau sudah terlanjur nonton televisi atau main game,
lupa segalanya
d. Tidak berani berkata "tidak"
'Sungkan' menolak teman yang tiba-tiba mengajak
keluar atau ngobrol lewat telepon
Kemampuan memanajemen waktu berkaitan erat dengan kebiasaan kita sehari-hari. Jika kita sudah terbiasa hidup tanpa planning, atau terbiasa menunda-nunda sesuatu, akan sangat sulit mendisiplin diri dengan jadwal waktu yang terencana. Mengubah kebiasaan adalah hal yang sulit, namun kesuksesan diraih dengan kemauan dan keberanian untuk berubah. Berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari, terutama dalam hal manajemen waktu.
“ There never has been, and cannot be, a good lifewithout self control - Leo Tolstoy -
Referensi :
·
Paul, Walter. How to Study in College, Boston : Houghton Mifflin
Company. 1984.
· Tong, Stephen. Pemuda dan Krisis Zaman, Jakarta : Stephen Tong
Evangelistic Ministries International. 1996