Welcome

Bekerjalah Untuk Makanan Yang Tidak Dapat Binasa....!!!

Friday, 13 January 2012

CARA-CARA KRISTEN UNTUK MENGATASI STRES DALAM BEKERJA

CARA-CARA KRISTEN UNTUK MENGATASI STRES DALAM BEKERJA

Mencari tahu cara-cara Kristiani untuk mengatasi stres dalam bekerja, akan membantu Anda semakin dekat dengan Allah dan menjadi teladan bagi orang lain. Sebagai orang Kristen, Anda tentu ingin mengandalkan hubungan Anda dengan Tuhan untuk menentukan pilihan-pilihan yang baik, dan tempat kerja adalah tempat yang ideal untuk mempraktikkan nilai-nilai Kristiani Anda.

1. Tunjukkan Sikap Seorang Kristen

Sebagai orang Kristen, mungkin Anda tidak ingin memperlihatkan diri Anda sebagai orang yang berbohong, menipu, dan mencuri. Saat Anda ada di tempat kerja, pastikan Anda tetap melayani Allah. Jika Anda menaati firman Yesus, Anda tidak akan cenderung bereaksi dengan kemarahan terhadap orang lain. Dengan mencari cara-cara Kristiani untuk mengatasi stres dalam bekerja, berarti kita bersandar kepada Allah untuk menemukan ketenteraman pikiran dan untuk membimbing Anda sepanjang hari.

Ayat: "Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya." (Amsal 13:11)

2. Tenanglah

Luangkan waktu kerja Anda selama beberapa menit untuk berdoa dalam hati. Walaupun ajaran agama tidak selalu bisa sejalan dengan lingkungan kerja Anda, Anda dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan Dia kapan saja pada hari-hari yang penuh dengan tekanan. Tidak ada alasan apa pun sehingga Anda tidak bisa semakin dekat dengan Allah saat bekerja dan meminta-Nya untuk membimbing Anda. Bahkan, tidak ada waktu yang lebih baik lagi untuk datang kepada-Nya karena sepertinya Anda menghabiskan separuh waktu hidup Anda di tempat kerja.

Ayat: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23)

3. Bersyukurlah

Lihatlah apa yang Allah inginkan untuk Anda alami dalam jam kerja Anda. Alih-alih menganggap stres sebagai hukuman dan kesulitan, percayalah bahwa Anda benar-benar melayani Dia. Sebagai orang Kristen, Anda setia dan penuh ucapan syukur. Daripada terkungkung dalam pekerjaan yang menekan, bersyukurlah kepada Tuhan atas upah kerja, tidak peduli seberapa berat pekerjaan yang harus dilakukan. Ketahuilah bahwa memiliki pekerjaan adalah sebuah hak istimewa. Daripada hanya fokus pada kesulitan-kesulitan, pikirkan pekerjaan Anda sebagai pelayanan kasih.

Ayat: "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi." (Pengkhotbah 9:10)

4. Ingatkanlah Diri Anda akan Kebenaran

Anda adalah anak Allah, Dia mengasihi Anda dan menginginkan Anda untuk bersandar kepada-Nya. Bacalah Alkitab untuk mendapatkan ketenangan dan carilah kutipan tentang pekerjaan, yang berkata-kata kepada Anda dan memberi Anda penghiburan. Anda juga dapat membuat catatan pengingat pada buku agenda harian Anda, yang memberi tahu Anda untuk mencari Allah terlebih dulu saat menghadapi tekanan pekerjaan. Tidak peduli apa pun masalahnya, carilah cara yang positif untuk mengatasi stres.

Alkitab mengatakan bahwa 6 hari lamanya kita bekerja dan hari ketujuh adalah hari istirahat. Ketimbang mengeluh karena Anda kurang istirahat, sadarilah bahwa bekerja adalah bagian dari rancangan Allah dan tujuan Anda. Angkatlah tekanan kerja Anda, yang tidak dapat dihindari dengan cara apa pun, serta tetapkan tujuan untuk menyenangkan Allah.

Ayat: "Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa." (Amsal 12:24)

5. Jadilah Teladan Kristus

Di tempat kerja, Anda mengembangkan hubungan yang berarti dengan berbagai macam orang, termasuk orang-orang percaya dan orang-orang yang tidak percaya. Kemungkinan tidak ada lagi kesempatan bagi Anda dikelilingi oleh orang-orang dari berbagai latar belakang, setiap hari. Tempat kerja adalah tempat yang ideal untuk mempraktikkan nilai-nilai Kristiani dan memberi teladan.

Bagaimana Anda bertingkah laku di tempat kerja menjadi kesaksian atas keyakinan Anda dan kesempatan untuk memuliakan Allah. Jangan membuat kesalahan dengan memberikan contoh yang buruk atau bertindak seenaknya. Hal ini membuat Anda terlihat buruk dan menyakiti orang-orang Kristen yang lain. Lebih lagi, bekerjalah untuk mengembangkan sifat sabar, setia, jujur, dan tunduk. Setiap kesulitan yang menghadang jalan Anda dapat dilihat sebagai batu-batu pijakan untuk menumbuhkan hubungan Anda dengan Allah, dan membagikan kasih Anda kepada orang lain.

Ayat: "Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?" (Pengkhotbah 3:22) 

Diterjemahkan dari:
Nama situs: LoveToKnow Stress Management
Alamat URL: http://stress.lovetoknow.com/Christian_Ways_to_Handle_Work_Stress
Judul asli artikel: Christian Ways to Handle Work Stress
Penulis: Lindsay Woolman

Apakah Anda Benar-Benar menikmati Pekerjaan Anda?

APAKAH ANDA BENAR-BENAR MENIKMATI PEKERJAAN ANDA?

"... tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya...." Pengkhotbah 3:22

Di tengah-tengah kesibukan kerja yang seakan tak pernah ada akhirnya dan jadwal-jadwal ketat yang kadang begitu menyesakkan, sering kali kita merasa stres. Kondisi demikian dengan mudah menyebabkan kita kehilangan sukacita. Tuntutan profesionalisme yang kian tinggi, ambisi meraih puncak karier, daya juang yang dipadukan dengan daya saing untuk menggapai prestasi terhormat, dan sederet sikap positif lainnya jelas memang bukan sikap yang keliru. Meskipun demikian, hal-hal tersebut tidak jarang membuat kita merasa stres dan tegang, yang akhirnya menimbulkan gangguan-gangguan psikosomatis, seperti: pusing, tidak bisa tidur, sakit lambung, gatal-gatal, dan lain-lain.

Kakak seorang dosen saya meninggal akibat penyakit jantung, justru ketika surat pengangkatannya dari kepala cabang menjadi direktur kantor pusat sedang diproses. Memang, seseorang yang pantang menyerah hanya dapat dipaksa menyerah oleh kesehatan yang terus memburuk atau kematian. Karena itu, kita sering mendengar orang-orang tua menasihati agar kita jangan bekerja terlalu berat (Bahasa Jawa: ngoyo). Kalau sudah jatuh sakit, mungkin baru terpikir: "Untuk siapa aku berlelah-lelah atau menolak kesenangan?" (Pengkhotbah 4:8) Karena itu, kajilah kemungkinan berikut.

1. Anda menyukai pekerjaan Anda, tetapi tidak menyukai suasana dan lingkungan kerjanya.

2. Anda menyukai suasana dan lingkungan kerja Anda, tetapi sebenarnya Anda tidak menyukai pekerjaan Anda.

3. Anda tidak menyukai baik pekerjaan Anda maupun lingkungan dan suasana kerjanya, tetapi terpaksa Anda jalani karena Anda butuh pekerjaan.

4. Anda menyukai baik pekerjaan Anda maupun lingkungan dan suasana kerjanya, tetapi Anda merasa tidak dapat berkembang bila terus bertahan dalam pekerjaan itu.

5. Anda menyukai baik pekerjaan Anda maupun lingkungan dan suasana kerjanya, tetapi Anda tertantang untuk mencoba berkarier di bidang lain karena tawaran gaji yang lebih besar atau karena bidang itu jauh lebih mengasyikkan.

Kelima kemungkinan itu memiliki satu persamaan, yaitu konflik kepentingan dan minat. Itulah inti masalahnya! Untuk mengatasinya, cobalah untuk:

1. Jujur terhadap diri sendiri.

Bila Anda belum menikah, pilihlah bidang yang paling Anda sukai sekaligus paling Anda kuasai, sekalipun bidang itu tidak menjanjikan penghasilan besar, karena kepuasan dan kebutuhan aktualisasi diri yang Anda peroleh dari pekerjaan Anda tidak dapat menandingi nilai uang yang Anda dapatkan. Bila Anda sudah menikah atau kebutuhan ekonomi sangat mendesak, Anda terpaksa harus memilih pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi Anda saat ini, walau mungkin Anda tidak begitu suka dengan pekerjaan itu. Dalam hal ini, tanggung jawab terhadap keluarga harus mengalahkan kepuasan pribadi.

2. Kerjakan pekerjaan Anda sebaik mungkin (Pengkhotbah 9:10).

Pekerjaan yang terus ditekuni akan membuat Anda menjadi sangat profesional dalam bidang itu walaupun awalnya Anda tidak menyukainya. Lama-lama Anda akan menyukainya karena pekerjaan itu Anda geluti setiap hari. Perlu diingat bahwa perusahaan-perusahaan besar kini tidak segan-segan menghargai profesionalisme dengan gaji yang memadai.

3. Bijak mengambil keputusan.

Bila Anda tidak menyukai lingkungan tempat Anda bekerja karena lingkungan itu mengganggu kesehatan, apalagi bila dalam jangka waktu yang lama hal itu dapat berakibat fatal, sebaiknya Anda tidak ragu-ragu berhenti dan mencari kerja di tempat lain atau minta dipindahkan ke cabang lain. Bila Anda tidak menyukai suasana kerjanya, cobalah untuk menyesuaikan diri. Bila Anda menyukai pekerjaan Anda, hal ini akan mempermudah Anda untuk menyesuaikan diri dengan suasana kerja Anda. Bila suasana tempat kerja Anda menjadi tidak tertahankan, misalnya karena rekan atau bahkan atasan Anda suka membuat ulah, sebaiknya Anda juga tidak ragu-ragu untuk berhenti atau minta pindah ke bagian lain. Karena suasana kerja yang tidak sehat (beban kerja terlalu berat, dibenci rekan-rekan sekerja, konflik dengan atasan) dapat berakibat fatal.

4. Bila Anda merasa kurang dapat berkembang, silakan "meloncat" mencari kerja di tempat lain.

Tentunya, sebelum mengambil keputusan tersebut, Anda harus sudah mempertimbangkan masak-masak untuk ruginya.

5. Bila Anda ingin karier yang baru, pelajari baik-baik seluruh seluk-beluk karier itu.

Mungkin Anda hanya terpengaruh oleh hal-hal yang tampak menarik di permukaannya saja. Bila ternyata karier itu memang menjanjikan kepuasan dan masa depan yang lebih baik bagi Anda, silakan bermigrasi.

Pindah kerja memang susah-susah gampang. Anda perlu ekstra hati-hati "meloncat" bila usia Anda sudah agak tua. Salah-salah Anda malah tercebur ke selokan. Sudah tentu, risiko selalu ada. Karena itu, bila Anda sudah berumur dan merasa kemampuan kerja Anda biasa-biasa saja, cobalah belajar menikmati pekerjaan Anda, apalagi bila lingkungan dan suasana kerjanya cukup menyenangkan. Karena, bila Anda menikmati pekerjaan Anda, Anda pasti menyukainya. Dan bila Anda menyukainya, Anda akan asyik menekuninya karena kini pekerjaan itu telah menjadi seperti hobi. Dan bila Anda menekuni hobi Anda itu, tentu Anda tak akan merasa bahwa Anda sedang bekerja, bukan? Dan karena Anda tidak merasa bahwa Anda sedang menyelesaikan pekerjaan kantor, Anda tidak akan merasa stres atau diburu-buru. Bersamaan dengan itu, ambisi berlebihan yang dapat merusak saraf Anda tersublimasi secara otomatis dalam keasyikan dan kesenangan menekuni "hobi" Anda itu.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: 29 Kiat Sukses dalam Karier
Judul artikel: Apakah Anda Benar-Benar Menikmati Pekerjaan Anda?
Penulis: Arif Suryobuwono dan M. Kurniawati Prayitno
Penerbit: Yayasan ANDI Yogyakarta dan YASKI Jakarta, 1994
Halaman: 31 -- 34