Bagian 1. Prinsip-Prinsip
Teologi dari Teologi Rohani
Pokok-pokok yang
menonjol:
Pengalaman pribadi bertemu dengan Allah dalam
Kristus Yesus merupakan teologi yang sejati dan dari
pengalaman inilah yang akan menuntun pada pengetahuan yang lebih dalam tentang
Allah. Pengalaman dengan Allah secara pribadi dikenal dengan istilah spiritualitas,
atau teologi rohani. Dan teologi yang benar harus merupakan lagu pujian.
Teologi rohani adalah ilmu yang
menyimpulkan hal-hal yang membentuk kesempurnaan kehidupan rohani dan bagaimana
manusia dapat melangkah maju. Teologi rohani adalah hal yang askesis, itu
berarti latihan-latihan rohani yang disiplin dan sistematis menjadi sarana
utama dalam perkembangan rohani. Teologi rohani menanyakan bagaimana pemahaman kita
tentang Allah mempengaruhi pemahaman kita tentang sifat dan tujuan hidup Kristen.
Ada
kriteria formal tertentu untuk menentukan apakah spiritualitas tertentu cukup
memadai yaitu, sifat komprehensif yang mampu menjelaskan semua pengalaman
religius, mampu menghimpun semua sumber daya rohani yang tersedia bagi gereja
dan mampu menekankan pendekatan yang seimbang dalam pengembangan kehidupan
rohani. Selanjutnya adalah sifat koheren sebagai sifat yang mampu mengembangkan
spritualitas yang konsisten, ini tidak berarti bahwa setiap poin dalam teologi
kita harus dapat dijelaskan secara rasional, kriteria selanjutnya adalah sifat
yang bisa membangkitkan semangat.
Apakah yang membuat suatu teologi rohani
kristen bagus? Jawabanya adalah teologi rohani yang memadai harus ditandai
dengan kepekaannya terhadap pebedaan kontekstual dalam dunia.
Inti
teologia rohani adalah doa karena di
dalam doalah masa lalu dan masa sekarang dipersatukan.
Untuk
bertemu dengan Allah kita harus melakukan penyangkalan diri secara total,
disana kita akan menyentuh kedalaman manusia yakni diri sendiri dan orang lain.
Sebaliknya kita harus memberikan diri untuk pembebasan manusia tanpa mencari
kehormatan bagi diri sendiri dan disanalah kita akan mengalami Allah.
Menjadi
orang Kristen tidak sekedar menerima prinsip-prinsip Kristen tertentu, tetapi
harus memasuki suatu hubungan pribadi dengan Yesus, pengalaman pertobaan itu
harus melibatkan kontak yang hidup dengan pribadi Kristus yang transenden
didalam konteks historis yang konkret.
Keselamatan
yang dialami manusia dalam Kristus bukanlah sebagai pelepasan impersonal dari
bencana yang akan datang tetapi keselamatan itu dialami sebagai persekutuan
yang hidup, maka didalamnya akan ada sukacita yang sejati.
Manfaat
pokok-pokok tersebut:
Bagian ini mengingatkan bahwa
belajar teologi bukan hanya supaya kita memiliki pengetahuan atau kepintaran
tentang allah dan ciptaan-Nya tetapi supaya mengalami pertemuan secara pribadi
dengan Yesus atau memiliki pengalaman dengan Yesus. Tanpa pengalaman bertemu
dengan Tuhan maka sulit bagi kita untuk melakukan pelayanan dengan benar, juga
sulit untuk menjalin persekutuan yang indah dengan Tuhan.
Latihan-latihan dalam menjalani
kehidupan kerohanian sangat diperlukan, tidak ada yag instant dalam melakukan
hubungan dengan Tuhan, latihan dan disiplin yang tinggi akan mempengaruhi
kwalitas hubungan kita dengan Tuhan.
Topik
yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi:
Topik yang berguna dalam menggumuli
spiritualitas pribadi saya dalam bagian 1 ini adalah, pemahaman pengertian
teologi rohani dan kemampuan untuk membedakannya dengan teologi praktis
menolong untuk meningkatkan hubungan pribadi dengan Allah. Teologi spiritualitas
dapat sempurna dialami adalah dengan latihan-latihan yang disiplin dan
sistematis, teologi rohani merupakan disiplin teologis. Teologi rohani yang baik adalah teologi yang mampu
dan memiliki kepekaan terhadap perbedaan kontekstual dalam dunia.
Selanjutnya teologi spiritualitas
dari aliran-aliran yang ada tidak boleh dikesampingkan begitu saja,
kriteria-kriteria yang di tetapkan aliran protestan, injili pentakosta atau
karismatik masing masing mempunyai kelbihan dan kekurangan, tetapi salah satu
diantaranya tidak boleh dikesampingkan, idealnya nanti tidak ada lagi perbedaan
antara Kristen karismatik dan non karismatik, hal ini perlu digumulkan dalam memandang
dan menerima satu sama lain, setiap orang Kristen harus menjadi kharismatik dan
asketik.
Bagian 2. Doktrin
Kristen Tentang Allah Sebagai Dasar Bagi Spiritualitas Kristen
Pokok-pokok yang
menonjol:
Allah yang kita kenal dalam Kristus Yesus adalah Allah yang imanen dan transenden.
Allah Alkitab adalah Allah yang memiliki kepribadian yang bekerja secara dekat
dengan ciptaanNya, berbeda dari Allah
yang tidak memiliki perasaan, yang tidak dikenal menurut pandangan Platonisme, Allah
kita bukanlah Allah yang tidak dapat dikenal atau jauh dari manusia dan Allah
dalam Kristus itu adalah Allah yang menekankan persekutuan pribadi. Hendaknya
spritualitas kita dibangun atas dasar ini.
Spiritualitas itu harus berfokus kepada Allah sebagai
Bapa yang merupakan pencipta segala sesuatu dan seluruh ciptaan merupakaan
milik Allah dan mencerminkan kemuliaan Allah. Kemudian juga harus berfokus
kepada spritiualitas pada karya keselamatan yang dikerjakan Kristus dan juga
kepada spritualitas Roh Kudus. Spiritualiatas ini tidak boleh berfokus secara
eksklusif hanya kepada satu pribadi tetapi harus spritualitas yang bersifat
Trinitarian.
Spiritualitas Trinitarian ini
paling tidak ditandai dengan bentuk stabilitas dan pemahaman sakramental
tentang benda-benda ciptaan, kemudian harus menjalin hubungan secara pribadi
dengan Allah melalui pribadi Kristus Yesus dan juga spritualitas itu harus
bersifat terbuka bagi karya ajaib Allah Roh Kudus.
Dan akhirnya yang menjadi tujuan
spiritualitas rohani itu adalah
berdiamnya Trinitas yang kudus dalam diri manusia.
Manfaat
pokok-pokok tersebut:
Bagian ini bermanfaat untuk
memberikan pengertian bahwa Allah kita pencipta segala sesuatu tidak jauh dari
kita, Ia ada disekitar kita, berada dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam
dunia ini, pemahaman tentang imanensi dan transendensi Allah akan mengubah cara
berpikir kita tentang Allah.
Kadang kala dalam kehidupan spiritualitas rohani
sehari-hari kita lebih mengutamakan salah satu pribadi Trinitarian itu,
penekanan yang berlebihan terhadap Roh Kudus sering mengakibatkan hanya
berpikir tentang karya-karya dari Roh Kudus.
Topik
yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi:
Topik yang bermanfaat dalam bagian
ini untuk menggumuli spritualitas pribadi adalah, topic tentang problem imanensi
dan transendensi Allah, ini penting karena dengan memahami bahwa Allah kita
adalah Allah yang imanen dan transenden maka kita akan menyadari bahwa Allah
itu dekat dengan kita, Dia memiliki perasaan, kepribadian , tidak terpisah dari
kita dan terlibat dalam segala sesuatu yang terjadi dalam alam semesta ini.
Namun perlu diingat bahwa Allah itu tidak bisa dijelaskan hanya dengan
menggunakan pikiran kita yang terbatas ini, kita dapat mengenalNya sejauh Ia
memperkenalkan diri kepada kita.
Selanjutnya adalah topic tentang
sifat Spiritualitas Trinitarian, dalam menjalin hubungan dengan Allah kita
tidak hanya terhubung dengan satu pribadi saja, tetapi dengan ketiga pribadi
Allah, dalam penyembahan kita menjumpai Allah yang adalah Bapa, Anak dan Roh
Kudus dalam realitasnya yang kongkret.
Bagian 3. Dosa dan Sifat Manusia
Pokok-pokok yang menonjol:
Topik dalam bagian ini membahas
kedalaman dosa dan beragam dosa, dosa adalah kecanduan. Problem spritualitas
yang paling mendasar adalah problem dosa.
Spritualitas yang dikembangkan untuk membahas konsep dosa yang lebih luas tidak
dapat dibatasi hanya pada pertumbuhan hubungan seseorang dengan Allah, harus
mencakup aspek antar pribadi dan aspek sosial.
Konsep
tentang dosa yang berbeda memiliki konsekwensi yang sangat berbeda dalam
pertumbuhan kehidupan rohani. Dosa harus
dipahami secara tepat agar dapat dilawan secara efektif.
Daging adalah dosa di dalam
kita, dunia merujuk pada dosa di sekitar kita dan Iblis dosa di luar kita. Ke
mana pun kita berpaling kita menemui dosa sebagai kondisi manusia yang sudah
dirembesi seluruhnya.
Dosa
nomor satu dalam diri manusia adalah kesombongan, Agustinus berkata kesombongan
adalah permulaan dosa. Kesombongan itu merupakan pengagungan diri yang tidak
sepantasnya. Kesombongan membelokkan kebenaran tentang kebenaran kita yang
sebenarnya menjadikan diri kita yang lebih utama dari sang Pencipta.
Kesombongan melahirkan enam dosa
maut lainnya yaitu kemuliaan yang sia-sia, iri hati, amarah, kesedihan,
ketamakan, kerakusan dan hawa nafsu.
Kesombongan adalah dosa Iblis
yang membuatnya lebih senang memerintah di neraka daripada disorga.
Obat bagi kesombongan ini adalah
kerendahhatian, Alkitab menyarankan kita bersikap rendah hati dan
memperingatkan kita untuk tidak memikirkan hal yang lebih tinggi.
Manfaat pokok-pokok tersebut:
Pokok-pokok
tersebut mengigatkan untuk menyadari bahwa semua manusia tidak ada yang tidak
terlepas dari dosa, akibatnya kita memerlukan sesuatu dari luar diri kita untuk
menolong kita. Hubungan dengan Tuhan dihalangi oleh yang namanya dosa, bukan
hanya dengan Tuhan tetapi juga dengan lingkungan dan orang lain.
Menurunkan
standar dan pengertian dosa berakibat kepada menurunya kwalitas kerohanian.
Sampai
sekarang dosa paling utama itu adalah kesombongan, bagian ini mengingatkan akar
saya tidak menyombongkan diri dengan segala yang ada pada saya sekarang,
kesombongan berarti awal kehancuran. Poin ini demikian penting untuk
benar-benar dipahami agar kita tetap rendah hati dalam hidup kita, kejatuhan
para hamba-hamba Tuhan paling banyak juga dengan dosa yang satu ini, pujian
yang seharusnya dialamatkan kepada Allah sering dibelokkan kepada para pelayan.
Topik
yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi:
Dalam bagian ini topik-topik yang
sungguh berarti dalam menggumuli spitualitas saya adalah kehidupan rohani dan
sifat manusia, pemahaman yang benar tentang sifat manusia akan menolong untuk
dapat meningkatkan hubungan yang baik dengan Tuhan, pengertian tentang
materialisme dan psikologisme dalam diri manusia akan menolong kita agar tidak
berusaha menjawab semua problem dengan penjelasan rohani, tidak semua masalah
manusia karena kerasukan roh jahat, juga tidak semua masalah penyakit dan
kemiskinan berhubungan dengan dosa.
Bagian 6.
Teologi dan Kehidupan Doa
Pokok-pokok yang menonjol:
Doa
adalah tindakan pertama yang menghubungkan doktrin dan praktik, bagian lain adalah rincian
dari tindakan pertama ini dengan kata lain semua kegiatan rohani lainnya
tergantung pada doa. Di dalam doa seseorang memasuki hubungan pribadi dengan
Tuhan.
Seluruh
kehidupan Kristen dapat digambarkan melalui kehidupan doa. Doa harus merupakan
kebiasaan karena itu diperlukan kegiatan berdoa secara terus menerus dan
menjaga bahwa kebiasaan itu tidak berubah menjadi doa yang sifatnya
formalistik.
Doa itu berasal dari Allah dan
merupakan inisiatif Allah, kita tidak melahirkan doa tetapi doa sudah
berlangsung di dalam diri kita, firman Allah yang memiliki inisiatif, kita
sekedar menjadi pendengarnya.
Allah adalah pusat segala
sesuatu, dan segala sesuatu pada akhirnya terkait dengan Allah. Doa membuat
segala kegiatan baik pekerjaan, pikiran maupun segala hal lain menjadi
religius. Doa harus jujur dihadapan Allah, dalam hal ini kita perlu belajar
dari anak kecil karena belum dirusak apa yang disebut pengalaman orang dewasa.
Kita harus mengalami pertumbuhan
dalam doa tetapi melakukan doa merupakan pekerjaan yang sulit itu karena kita
harus memiliki hubungan yang dekat dengan Allah, hal ini akan menyingkapkan
diri kita yang sebenarnya. Pengungkapan itu selapis demi selapis dan merupakan
proses yang menyakitkan. Pertumbuhan
dalam doa ini sering disamakan dengan pertumbuhan dalam pernikahan, proses
saling mengenal dan membuka diri mutlak diperlukan.
Seserang yang bertumbuh didalam doa bergerak lebih
jauh dari doa-doa permohonan yang berpusat pada kepentingan sendiri dan mulai
beralih pada doa pemujaan dan ucapan syukur kepada Allah.
Kita perlu bertahan, bertekun
dalam doa meskipun perasaan kita menentangnya. Teknik doa sama dengan teknik
pergi ke gereja, yang diperlukan di dalamnya adalah kehendak.
Doa merupakan manifestasi dari
baptisan, doa selalu merupakan respon terhadap inisiatif Allah. Doa adalah
tanda kehidupan dari orang-orang yang ada di dalam Kristus. Dan semua doa
dimulai dengan permohonan
Manfaat
pokok-pokok tersebut:
Setelah membaca topik dalam bagian ini, mengingatkan
agar segala sesuatu kegiatan dipusatkan kepada doa. Kehidupan rohani berjalan
dengan baik atau tidak dapat diukur dan dilihat melalui kehidupan doa. Pada
dasarnya manusia adalah makhluk pemalas, maka kita perlu melatih diri untuk
berdoa, jadikan doa sebagai suatu kebiasaan.
Kehidupan doa tidak boleh
berhenti, harus terus-menerus dilakukan. Dalam
berdoa sangat diperlukan kejujuran dan keterbukaan terhadap Allah, melalui
doaalah saya bisa bertumbuh.
Topik
yang berguna dalam menggumuli spiritualitas pribadi:
Topik yang bermanfaat dalam bagian ini untuk
menggumuli spiritualitas pribadi saya adalah, bahwa seluruh kehidupan harus
dipusatkan kepada Allah melalui doa, hal ini menghindarkan dari sifat yang
egois.
Kemudian dalam memandang segala sesuatu dalam hidup
harus dihubungkan dengan doa maka semuanya akan bersifat religius, sering
sekali terjadi pemisahan yang disebut dengan dunia sekuler dan dunia rohani,
tetapi dengan doa tersebut maka semuaanya akan bersifat religius.
Bagian 7.
Latihan Rohani Berfokus Pada Allah dan Diri Sendiri
Pokok-pokok yang menonjol:
Kita membutuhkan teologi untuk
menebus kebiasaan / kerutinan sehingga setiap aspek kehidupan kita sehari-hari
sepenuhnya diintegrasikan pada iman.
Dalam bagian ini diperlukan
latihan merasakan kehadiran Allah, yang juga disebut doa rekoleksi, hal ini tidak perlu berupa tindakan yang
formal atau terpaku pada waktu, meskipun penetapan jadwal waktu yang teratur bisa
membantu menghasilkan kecakapan yang lebih besar. Doa itu tidak perlu sesuai
dengan struktur formal mana pun, sebab doa itu menunjukkan kondisi yang
berbeda-beda pada saat kita berbicara kepada Allah. Untuk merasakan kehadiran
Allah adalah dengan melakukan seperti doa Yesus yang merupakan doa spontan, kemudian
mengikuti kalender gereja, dan dengan belajar membaca buku pemeliharaan ilahi,
karen Allah hadir dalam segala sesuatu dan dalam semua peristiwa, dan untuk
merasakan kehadian-Nya dalam satu situasi atau peristiwa dapat menciptakan kesan
yang dasyat.
Menuruti kehendak Allah berarti
menyatukan kehendak kita dengan kehendak-Nya dalam kasih. Langkah-langkah untuk
menuruti kehendak Allah yaitu, terbenam dalam Alkitab, mengakui Allah, dan
belajar ketaatan. Tidak menaati kehendak Allah yang tertentu membuat kita tidak
mampu menemukan kehendak Allah yang tidak tertentu.
Pengetahuan tentang Allah
membangkitkan pengetahuan yang dalam tentang diri sendiri dan hal sebaliknya
juga berlaku. Doa harus memeriksa diri sendiri supaya dapat berdoa lebih baik,
hal ini memang latihan yang merendahkan diri kita tetapi mutlak diperlukan
sebagai latihan permulaan tanggung jawab atas diri sendiri. Melalui hal ini
Allah dapat memberitahu kita kondisi
yang sebenarnya dari hati kita. Pemeriksaan diri dapat dikembangkan lebih
lanjut dengan menyimpan catatan harian, yang mencatat latihan-latihan harian
dan karya kasih karunia dalam kehidupan seseorang.
Manfaat
pokok-pokok tersebut:
Pokok-pokok
dalam bagian 7 ini bermanfaat untuk menolong saya mengatasi kejenuhan dalam
rutinitas setiap hari.
Kadang
kala doa yang dilakukan hanyalah sebagai rutinitas setiap hari, masih berdoa
tetapi rohani mengalami apa yang disebut kantuk rohani, pelayanan-pelayanan
masih tetap dilakukan namun hanya sekedar melakukan kegiatan rohani saja.
Bagian ini bermanfaat mengingatkan kita untuk melatih doa secara terus-menerus,
metode-metode juga perlu dipelajari agar tetap bisa dijaga keharmonisan
hubungan dengan Tuhan.
Untuk
mengetahui kehendak Allah selain berdoa, bagian ini mengingatkan agar membaca
Alkitab secara rutin dan terus belajar untuk taat.
Topik
yang berguna dalam menggumuli spritualitas pribadi:
Yang sungguh berarti dalam
menggumuli spritualitas pribadi saya adalah latihan merasakan kehadiran Allah,
kemampuan merasakan kehadiran Allah setiap saat menuntut kekudusan diri karena
tana kekudusan tidak ada yang bisa bertemu dengan Allah.
Selanjutnya adalah topik menuruti
kehendak Allah, untuk bisa mengetahui dan menuruti kehendak Allah menuntut saya
selain berdoa adalah sering membaca Alkitab, belajar untuk mengakui Allah dalam
setiap keadaan. Menuruti kehendak Allah juga menuntut ketaatan untuk
melakukannya.
Kemudian adalah doa yang memeriksa
diri sendiri, latihan ini sering saya abaikan karena memang hal ini adalah
latihan merendahkan diri, hal tersulit dalam hidup ini adalah mengalahkan diri
sendiri, jujur terhadap diri sendiri. Latihan-latihan dalam memeriksa diri ini
sangat bermanfaat untuk membuat kita menjadi semakin dewasa dalam Tuhan.
Bagian 11. Membedakan Roh
Pokok-pokok yang
menonjol:
Kemampuan membedakan roh
merupakan kebutuhan yang sangat dirasakan dalam budaya monastic. Tanpa
kemampuan membedakan roh, kita tidak dapat berharap untuk dapat membuat
kemajuan rohani.
Pembedaan roh berarti mengenal
kehendak Allah dalam situasi khusus, ini merupakan kesulitan terbesar bagi
kehidupan seseorang. Karena ini berkaitan dengan seluruh sikap kita terhadap
Allah dan diri sendiri. Kemapuan membedakan roh menyiratkan tingkat kedewasaan
atau kecakapan rohani.
Untuk mampu membedakan roh perlu
diperhatikan peraturan dalam membedakan roh. Alkitab memberikan kriteria
objektif tertentu untuk membantu kita membedakan nabi yang benar dengan yang
palsu, beberapa diantaranya adalah penggenapan nubuat, keortodoksan mereka dan
isi pengajaran nabi itu. Cara hidup dan karakter menujukkan siapa mereka
sebenarnya.
Peraturan untuk membedakan roh
sangat bermanfaat, tetapi kemapuan kita untuk menerapkannya pada situasi
tertentu sangat terbatas.
Sifat yang membuat kita dapat
membedakan roh adalah hubungan yang akrab dengan Allah. Kita harus dengan
kasih, rendah hati, memiliki keberanian atau keteguhan hati, kemampuan untuk
menemukan sikap seimbang saat menghadapi pilihan yang sulit (buah simalakama)
dan percaya pada saat mengambil tindakan Alah akan menjalankan kehendak-Nya
sendiri dalam tindakan kita.
Untuk membedakan roh dalam dunia
kita memerlukan sikap berjaga-jaga hal ini tidak berbeda dengan berdoa, sikap
ini membutuhkan usaha keras dari semua indera kita untuk melihat, mendengar,
mencium, merasakan dan meraba apa tindakan yang diperlukan dalam setiap situasi
dalam dunia.
Banyaknya fenomena kerohanian
yang luar biasa memerlukan kemampuan membedakan roh, karena fenomena yang luar
biasa tidak selalu merupakan hal yang’rohani’ atau supernatural. Diperlukan
juga kemampuan untuk melihat apakah hal itu memenuhi kriteria moral dan
teologis bukan dengan pertanyaan apakah fenomena itu ditemukan dalam Alkitab
atau tidak. Kemudian kemampuan untuk membedakan antara penyataan pribadi dengan
umum.
Akhirnya kemapuan untuk
membedakan roh merupakan proses yang tumbuh dari kehidupan dalam Kristus dan
membantu memperdalam kehidupan, dan orang yang tidak pernah diajar membedakan
roh selamanya tetap kanak-kanak.
Manfaat
pokok-pokok tersebut:
Banyaknya fenomena kerohanian yang
terjadi pada masa saat ini sangat membutuhkan kepekaan dan kemampuan membedakan
roh, kemampuan itu memerlukan latihan yang serius dan kemampuan membedakan roh
menuntun kita untuk dewasa secara rohani.
Hal yang paling indah dalam hidup
adalah jika kita dapat mengerti dan mengetahui kehendak Allah yang adalah Roh
dalam hidup kita, jika kita mampu mengetahui kehendak Allah tersebut maka kita
akan tetap berjalan dalam koridor yang sudah Allah persiapkan bagi kita.
Untuk dapat membedakan roh tersebut
menuntut kita untuk menjalin hubungan yang akrab dan serius dengan Allah, hanya
dengan cara inilah setiap orang percaya dapat menentukan pilihan dalam kondisi
sulit, karena ini menuntut kita untuk hidup dalam kekudusan, ketaatan dan tidak
akan bimbang dalam menghadapi problem yang diperhadapkan kepada kita.
Topik
yang berguna dalam menggumuli spritualitas pribadi:
Pada bagian ini topik yang berguna
dalam menggumuli spritualitas pribadi adalah, pertama kemapuan untuk membedakan
roh, kemapuan ini menuntut saya untuk terus menerus latihan dalam menuju
kedewasaan rohani dengan menjalin hubungan yang manis dengan Allah, ini mutlak
diperlukan karena dalam realitas masyarakat atau pelayanan tiruan rohani kadang
sulit dibedakan dari yang asli, banyaknya fenomena rohani yang terjadi dalam
masa ini menuntut kepekaan, kemampuan dalam menilai apakah hal tersebut berasal
dari Allah atau bukan.
Kemampuan membedakan roh juga
menuntut agar saya rendah hati, karena saya harus sadar bahwa kemampuan untuk
menyelidiki hikmat Allah yang tersembunyi adalah dengan sikap kerendahan hati.
Sumber:
Judul
Buku : SPIRITUAL THEOLOGY, Studi
Sistematis Tentang Kehidupan Kristen
Pengarang
: Simon Chan
Penerbit
: ANDI