Welcome

Bekerjalah Untuk Makanan Yang Tidak Dapat Binasa....!!!

Friday 1 July 2011

Antropology

ANTROPOLOGy
By: Fernando Tambunan
Disampaikan pada Ibadah Persekutuan Akhir Pekan Pemuda mahasiswa
DPPM YPDPA Sumut, Sabtu 07 Mei 2011



I.                   PENGANTAR
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "Ilmu" . Jadi antropologi artinya ilmu yang mempelajari tentang manusia, sifatnya, hubungan-hubungannya.
Mengapa perlu mempelajari antropologi? Ini mempengaruhi kita bagaimana kita mengenal diri kita dan mengenal Allah, dan bagaimana kita melayani Allah, juga karena krisis yang melanda manusia saat ini.


II.                PEMBAHASAN
Manusia yang hanya beberapa puluh kilogram ini bisa mendaki gunung yang paling tinggi, menembus laut yang dalam, meluncurkan roket ke ruang angkasa. Manusia adalah satu-satunya makhluk dengan potensi kemungkinan.

1.                 Hakekat Manusia dihadapan Allah
Kej 2:4-7
“Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah, dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup” ( Kej 2:7 )

Di dalam Kej 1, kita sudah melihat bahwa manusia adalah puncak penciptaan. Manusia diciptakan paling terakhir. Manusia diciptakan sesudah Tuhan menciptakan alam semesta. Jadi alam semesta ini diciptakan untuk manusia dan manusia untuk Tuhan. Kalau kita membandingkan Kej 1 dan Kej 2, sepertinya ada dua peristiwa yang fokusnya berbeda. Kalau di dalam Kej 1 fokusnya adalah penciptaan langit dan bumi dan segala isinya. Kej 1 menceritakan asal mula kosmos dan urutan penciptaan. Tetapi di dalam Kej 2 adalah penciptaan manusia menjadi fokus. Manusia menjadi sentral di dalam Kej 2.
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dan manusia diciptakan oleh Allah Yahweh yang berelasi dengan umatNya. Ini sungguh sangat indah sekali. Ada hubungan yang intim antara Allah dan umatNya. Bahkan penciptaan umatNya juga melalui nafasNya.

Manusia diciptakan sebagai mahluk materi
Alkitab mengajarkan Adam dibuat dari debu tanah ( Kej 2:7 ), ini menegaskan natur materi dari manusia. ( Kej 2:7 ). Nama Adam yang berarti tanah liat ( merah ) menekankan fakta ini. Manusia hanyalah dari debu tanah. Berarti kita tidak ada apa-apanya. Kita hanyalah mahluk yang tidak ada apa-apanya. Tetapi manusia adalah gambar dan rupa Allah. Manusia adalah mahluk yang mulia.
Debu tanah bukan berarti materi itu jahat. Bukan berarti materi itu rendah. Kaum Gnostik menganggap materi jahat dan inferior. Sedangkan rohani adalah baik. Ini harus ditolak. Tetapi Allah bukan saja mendeklarasikan ciptaan materi “Sangat baik” tetapi membuat manusia darinya.
Manusia tidak dapat berfungsi baik terlepas daripada badan karena manusia diciptakan/didesign untuk berfungsi sebagai mahluk yang bermateri. Materi dari manusia bukan lebih rendah dari natur manusia dan aspek rohani lebih tinggi. Baik ciptaan rohani dan materi adalah sama-sama baik dan penting karena dari Allah dan untuk Allah. Dan kedua-duanya sudah rusak oleh dosa.
Seringkali di dalam pikiran manusia yang sudah jatuh dalam dosa, rohani diidentifikasikan dengan Allah dan materi dengan setan. Ini salah !. Sebab materi itu baik adanya. Karena itu tindakan asketisme dimana badan ( karena itu materi ) dihukum dan menjadi subjek untuk direndahkan atau dilukai tidak benar secara Alkitabiah. Badan harus dihormati karena bait Roh Kudus. Kalau tubuh adalah bait Roh Kudus berarti tubuh itu suci adanya. Yesus sendiri menjadi manusia dan memiliki tubuh dan mati untuk kita.
Kerohanian yang sejati itu bukan menyiksa diri, berpuasa terus menerus, menyendiri dan menganggap bahwa materi dan tubuh itu jahat. Tetapi kerohanian yang sejati adalah mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.

Manusia diciptakan sebagai mahluk rohani
Ada 2 elemen yang ada didalam cerita kejadian. Adam dibentuk dari tanah. Tetapi hanya ketika nafas hidup dinafaskan kepada dia maka Adam menjadi mahluk yang hidup.
Manusia diciptakan sebagai mahluk hidup itu unik. Keunikannya adalah penciptaan manusia adalah dengan cara Allah dimana Dia menafaskan Adam nafas hidup. Cara ini bersifat pribadi, langsung, dan unik yang membedakan ciptaan manusia dengan mahluk lain. Ada sisi bagian dunia pada manusia, tetapi ada sisi rohani pada manusia juga. Manusia memiliki dua elemen.
Ketika Yesus menyembuhkan orang buta menggunakan debu tanah ini menunjukkan manusia punya aspek materi. Dan ketika Yesus menghembuskan Roh Kudus maka menunjukkan bahwa manusia punya aspek rohani yaitu nafas hidup.
Nafas hidup mendemonstrasikan bahwa manusia lebih dari sekedar tubuh. Nafas hidup ini adalah sumber dari kehidupan. Tubuh tanpa roh adalah mati. Tubuh harus disertai dengan roh. Ada tubuh dan ada roh. Jadi manusia terdiri dari 2 elemen yaitu dari tanah dan dari nafas hidup Allah. Manusia mempunyai elemen tubuh dan mempunyai elemen jiwa roh.
Pengkotbah 12:7 menjelaskan 2 elemen dari natur manusia : dan debu kembali kepada tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Sewaktu mati, kedua elemen ini akan menjadi elemen yang berbeda dan kembali kepada sumber yang berbeda. Tubuh kembali menjadi debu. Roh kembali kepada Allah.
Di dalam Pengkotbah 3:21 dikatakan bahwa Roh manusia ke atas, roh binatang ke bawah. Roh manusia terpisah dari tubuh manusia ketika mati karena bentuk unik yang diterimanya sewaktu penciptaan. Namun roh binatang terikat kepada tubuh mereka dan dikuburkan ketika kematian. Ini yang membedakan manusia dengan binatang.

Apa aplikasi natur manusia sebagai mahluk yang bermateri dan Apa aplikasi natur manusia sebagai mahluk yang rohani bagi kita ?

Kita harus memuliakan Tuhan dengan tubuh kita
Tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Tubuh kita adalah bait Allah. Karena itu kita harus menjaganya kudus. Tubuh kita harus dijauhkan dari rupa-rupa kecemaran dan kenajisan. Tubuh kita harus dijauhkan dari perzinahan. Tubuh kita harus kudus karena Allah tinggal di dalam diri kita. Alkitab tidak menganggap tubuh tidak penting sebaliknya tubuh ini penting.
Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah. Ini adalah ibadah yang sejati.
Ada lagu : pakai hidupku Tuhan. Pakai tanganku, pakai mulutku. Ini penggunaan tubuh secara positif. Tubuh harus dipersembahkan kepada Allah. Tetapi ada lagu yang mengajarkan supaya hati-hati gunakan tanganmu. Ini adalah larangan secara negatif. Tubuh kita harus dijauhkan dari dosa. Tubuh kita harus disucikan.
Kita juga mempunyai pandangan yang seimbang mengenai kerohanian. Kerohanian itu bukan saja hal-hal berdoa, membaca Alkitab dan beribadah. Tetapi kerohanian juga berkaitan dengan hal-hal jasmaniah. Kalau kita merawat tubuh kita, makan yang bergizi dan juga berolah raga. Ini juga adalah kerohanian. Merawat bait Allah supaya boleh sehat dan digunakan untuk pelayanan Tuhan.
Olah raga itu satu hal yang rohani. Banyak pelajaran dari olah raga. Ada aspek fisik, sosial, dan rohani. Main volley.

Kita harus memuliakan Tuhan dengan jiwa roh dan hati kita
Kalau tubuh kita harus dijaga kudus, Hati kitapun harus dijaga bersih. Hati adalah diri manusia yang dalam ( inner ). “Hidden person of the heart”. Secara jelas, hati di dalam Alkitab adalah kehidupan dalam yang dimana seseorang hidup di hadapan Allah dan dirinya. Hati adalah sebuah hidup yang tidak diketahui oleh orang lain karena itu tersembunyi bagi mereka.
Amsal mengatakan “Awasilah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari sanalah terpancar kehidupan” Dari hati, perkataan keluar. Dari hati, tindakan keluar. Dari hati, dosa datang. Orang dicobai oleh keinginan hatinya sendiri. Hati adalah sumber atau rumah harta karun yang dimana perkataan keluar dan tindakan mengalir. Seseorang dapat berdosa di dalam hatinya bahkan ketika tidak berdosa secara luar.
Karena itu seseorang harus disucikan hatinya. Hanya mereka yang suci hatinya yang diberkati ( Mat 5:8 ). Jadi hati adalah keseluruhan hidup yang dalam. Semua yang dikatakan mengenai jiwa dan roh juga dikatakan mengenai hati. Apa yang dikatakan mengenai roh juga dikatakan mengenai jiwa dan juga hati. Kedua-duanya tempat bersukacita, bermasalah, sedih, dll.

Mengasihi Tuhan dengan segenap keberadaan kita
Kita harus mengasihi Tuhan dengan seluruh baik tubuh maupun roh jiwa kita. Kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan. Keseluruhan hidup kita adalah untuk Tuhan. Tidak ada bagian dari hidup kita yang bukan milik Tuhan. Tidak ada satu inci di dalam hidup kita yang bukan milik Kristus. Semua milik Tuhan.
Karena itu jaga tubuh kita. Apakah sudah dipersembahkan kepada Allah ? Apakah sudah dijauhkan dari dosa ?
Karena itu jaga hati kita. Adakah hati kita mendua ? Adakah ruang bagi dosa di dalam hati kita ? Selidikilah hati kita.
Kita harus mengasihi Tuhan dan menyembahnya dengan seluruh keberadaan kita. Alkitab mengatakan barangsiapa menyembah Allah harus menyembah di dalam Roh dan Kebenaran. Selain dengan roh kita menyembah, kita juga harus menyembah dengan kebenaran dan sesuai dengan prinsip yang benar.
Karena baik jasmani dan rohani dua-duanya penting maka harus dipupuk dan dipelihara. Kedua aspek jasmani dan rohani ini saling berkaitan. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Di dalam jiwa yang sehat juga mempengaruhi tubuh yang sehat. Banyak orang di dalam dunia ini yang menderita penyakit yang sebenarnya diakibatkan dari jiwanya.
Bagaimana memupuk kesehatan jasmani ? Dengan olahraga dan juga makan yang bergizi. Dan ingat juga pelajaran mengenai sabat bahwa manusia juga perlu sabat dan istirahat.
Bagaimana memupuk kesehatan rohani bagi orang percaya ? Jiwa kerohanian harus diberi makan. Chicken soul for the soul.
Kita memerlukan apa yang dinamakan saluran anugerah. Jiwa kita memerlukan saluran anugerah atau sarana anugerah untuk bertumbuh. Saluran anugerah ini adalah di dalam doa, sakramen, Firman, persekutuan orang kudus. Ini adalah sarana-sarana anugerah dan pengudusan dari Tuhan Allah.

Saluran anugerah pertama adalah doa.
Dengan melakukan doa maka orang percaya bersekutu dengan Tuhan. Dimana ada persekutuan dengan Tuhan maka akan ada pengudusan. Dengan doa dalam nama Kristus maka orang percaya masuk ruang yang maha kudus dan boleh mendapatkan anugerah disana. Dengan doa maka orang percaya berkomunikasi dengan Tuhan. Bukankah hak istimewa bahwa kita boleh menghampiri Tuhan dan menerima anugerahNya. Tuhan juga menjawab doa-doa orang percaya yang sesuai dengan kehendakNya. Doa adalah nafas hidup orang percaya. Doa adalah bersekutu dengan pencipta. Doa adalah saluran anugerah. Di dalam doa ada kekuatan, ada penyertaan, ada kedamaian, ada kuasa Tuhan, ada perlindungan Tuhan, ada persekutuan dengan Tuhan, ada kuasa untuk mengalahkan pencobaan. Doa orang benar besar kuasanya.

Saluran anugerah berikutnya adalah baptisan.
Dengan melakukan sakramen baptisan, orang percaya masuk ke dalam gereja yang kelihatan yang melambangkan baptisan roh kudus dimana orang percaya masuk ke dalam gereja yang tidak kelihatan.

Saluran anugerah berikutnya adalah perjamuan kudus.
Dengan melakukan sakramen perjamuan kudus, orang percaya mengingat anugerah keselamatan dalam Kristus. Saat Perjamuan Kudus, orang percaya ada di dalam persekutuan mistik dengan Kristus. Seperti janji Kristus bahwa barangsiapa tetap tinggal diam di dalamNya maka pasti kita akan berbuah.

Saluran anugerah berikutnya adalah Firman. Ini penting.
Firman Tuhan juga merupakan saluran anugerah dimana melalui Firman Tuhan orang percaya mengenal Tuhan. Dengan menyimpan Firman Tuhan dalam hati maka orang percaya dicegah dari dosa. Dengan menjaga kelakuan sesuai dengan Firman maka kelakuan orang percaya menjadi bersih. Firman Tuhan itu mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang percaya di dalam kebenaran. Firman Tuhan juga mendisiplin, menyegarkan jiwa, memberi kekuatan, memberikan arah, memberikan petunjuk, memberi nasihat, mempersiapkan orang di dalam pelayanan.
Berbahagialah orang yang kesukaannya adalah merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam. ( Maz 1 )
FirmanMu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku ( Maz 119:105 )
Dengan apa seorang muda mempertahankan jalannya yang bersih ? Dengan menjaganya sesuai dengan FirmanMu ( Maz 119: )
Firman Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa ( Maz 19 )
Firman Tuhan memberikan hikmat kepada yang tidak berpengalaman ( Maz 19 )


Saluran anugerah yang lain adalah juga persekutuan orang kudus.
Gereja. Di dalam persekutuan dalam Kristus ada kasih dan di dalam kasih inilah orang percaya boleh bertumbuh. Hanya melalui kasih saja orang percaya boleh bertumbuh untuk melaksanakan kebenaran Firman Tuhan. Di dalam persekutuan orang kudus terjadi saling mengasihi, saling mendoakan, saling mendukung, saling menegur, saling menasihati, saling berbagi beban, saling melayani. Persekutuan di dalam Tuhan di dalam kasih membuat hidup menjadi indah dan berarti. Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.


2.                  Tujuan Allah Menciptakan Manusia
Kenapa manusia diciptakan ? Allah tidak memerlukan untuk menciptakan manusia tetapi Dia menciptakan manusia untuk kemuliaanNya
Semenjak adanya kasih dari Tritunggal satu sama lain, Allah tidak memerlukan kita dan ciptaan. Allah bukan kesepian atau dia memerlukan persekutuan dari yang lain. Allah tidak memerlukan kita untuk alasan apapun. Allah menciptakan kita untuk kemuliaanNya.
“whom I created for my glory” ( Yes 43:7, Ef 1:11-12 ). Karena itu kita harus melakukan semua untuk kemuliaan nama Allah ( 1 Kor 10:31 )
Fakta ini menunjukkan bahwa hidup kita berarti. Kita diciptakan untuk kemuliaan nama Tuhan mengindikasikan bahwa kita penting untuk Allah sendiri. Ini adalah arti hidup kita. Jika kita sungguh sungguh penting bagi Allah untuk segala kekekalan, kemudian ukuran kepentingan apa yang kita inginkan ?

Apa tujuan hidup manusia ?
Untuk memuliakan Dia. Ini ketika berbicara mengenai Allah. Tetapi ketika berbicara mengenai kita bagaimana ? Untuk menikmati Dia dan bersukacita di dalam Dia dan didalam hubungan dengan Dia.  Yesus berkata “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10 )
Daud mengatakan “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” ( Maz 16:11 ). Dia menceritakan mengenai Allah “menyaksikan kemurahan TUHAN” ( Maz 27:4 ). Asaf berseru di dalam Mazmur 73:25-26. Kepenuhan sukacita ditemukan di dalam mengetahui kita dan menikmati karakter Dia yang luar biasa. Untuk berada di hadiratNya, menikmati persekutuan dengan Dia adalah berkat yang lebih besar daripada apapun yang dapat dibandingkan. Baca Maz 84
Karena itu sikap hati orang Kristen adalah bersukacita di dalam Tuhan dan didalam pelajaran hidup yang Dia berikan kepada kita ( Rm 5:2-3, Fil 4:4, 1 Tes 5:16-18; Yak 1:2; 1 Pet 1:6,8 )
 Ketika kita memuliakan Allah dan menikmati Dia, Alkitab mengatakan bahwa Dia bersukacita di dalam kita. “Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. ” ( Yes 62:5 ) dan Zefanya bernubuat bahwa “TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya." ( Zef 3:17-18 )
Allah mencipta manusia menurut peta teladan-Nya. Ini merupakan pernyataan di mana Ia mencipta makhluk yang lebih tinggi dari semua yang lain. Allah mencipta manusia sebagai ciptaan yang paling tinggi. Memang manusia kecil jika dibandingkan gajah; dibandingkan dengan banyak binatang lainnya, manusia masih tetap kecil. Tetapi, gajah, yang begitu besar, takut jika melihat manusia. Kualitas manusia jauh lebih besar daripada gajah. Kualitas jauh lebih penting dan bernilai ketimbang kuantitas. Manusia yang hanya beberapa puluh kilogram ini bisa mendaki gunung yang paling tinggi, menembus laut yang dalam, meluncurkan roket ke ruang angkasa. Manusia adalah satu-satunya makhluk dengan potensi kemungkinan. Allah mencipta manusia sebagai ciptaan tertinggi. Ia mencipta manusia menurut gambar dan rupa-Nya, menurut peta teladan-Nya agar segala sesuatu bisa ditaklukkan di bawah manusia.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mewakili Tuhan Allah. Dengan kuasa, hikmat, kodrat, dan potensi kontrol, manajemen yang kuat, manusia menguasai seluruh ciptaan yang lain. Manusia diberi potensi manajemen, potensi perubahan, potensi urutan, potensi otoritas, potensi pemerintahan dan potensi penguasaan. Ini semua dicantumkan di dalam Kitab Suci.
Itu sebabnya, setiap manusia yang berusaha menaklukkan diri ke bawah kedaulatan Allah dan menelusuri bahwa sumber keberadaan dirinya adalah Allah, akan mengerti tujuan hidupnya. Dari sana ia akan menemukan maksud dan nilai hidupnya. Ia akan semakin jelas akan arti dan fungsi keberadaannya. Ia akan menemukan semua jawaban yang dicari manusia, seperti: Mengapa aku ada? Mengapa aku hadir di sini? Apa maksud dan tujuan hidupku? Apa arti keberadaanku? Apa yang harus aku lakukan dalam hidupku? Semua pertanyaan ini tidak akan mendapat jawaban yang sejati tanpa kita kembali kepada Sang Pencipta.

Uniknya Manusia
Setiap orang dicipta secara individu, unik, dan berbeda. Tidak ada dua orang yang sama. Oleh karena itu, kita harus menemukan keunikan kita. Ketika kita telah menemukannya, kita akan menjadi manusia yang sungguh-sungguh berguna di dalam dunia.
Ketika saya berkhotbah di satu kota, saya mengajak anak saya yang baru berusia dua tahun lebih. Supaya tidak mengganggu ketika saya berkhotbah, saya memberi tugas kepadanya untuk mencari dua helai daun yang sama dari daun-daun yang jatuh di halaman gereja. Setelah selesai berkhotbah, saya bertanya kepadanya, dan dia bisa menunjukkan dua daun yang betul-betul sama. Saya sangat terkejut. Namun, ketika saya minta untuk melihatnya, ia tidak mau memberikan. Akhirnya ketahuan bahwa tangkainya satu ke kanan, satu ke kiri. Tangkai itu ia pegang sehingga tersembunyi di tangannya. Tidak ada dua orang yang sama di dunia ini, karena Allah mencipta setiap orang secara unik. Dan itu adalah keindahan yang Tuhan ciptakan. Betapa hambarnya dunia ini jika semua manusia sama di dalam segala hal.
Ketika kita menyadari dan menemukan keunikan kita, kita bisa memperkembangkan setiap potensi yang ada di dalam diri kita sebaik mungkin. Kita perlu terus merenungkan dan memikirkan keunikan peta teladan Allah yang Tuhan tanam di dalam hidup kita.

Ciptaan sebagai Refleksi Pencipta
Orang menggubah banyak lagu, tetapi lagu yang unik adalah lagu yang begitu diperdengarkan, kita langsung bisa mengenali siapa penggubahnya. Waktu Tuhan mencipta sesuatu, tanda-tanda Tuhan ada di dalamnya. Itu bagaikan tanda tangan-Nya. Anjing yang lincah merefleksikan kelincahan Allah. Demikian juga kerajinan semut, ketekunannya, merefleksikan sifat kerajinan dan ketekunan Allah.
Ikan salmon adalah ikan yang unik. Ia melahirkan anaknya di danau yang berair tawar. Setelah melahirkan, ia mati. Lalu anak-anak salmon akan berenang menuruni sungai menuju laut lepas yang berair asin. Ia bisa merantau sampai lebih dari 10.000 km dari tempat asalnya. Ketika besar lalu hamil, ia bisa mencari kembali danau tempat asalnya. Ia kembali melalui sungai, menaiki air terjun, terkadang sampai terluka, dan terus berjuang sampai kembali ke tempat asalnya. Di situ ia bertelur melahirkan anaknya, lalu mati. Demikian siklus ajaib ini terjadi. Semuanya ini merefleksikan kedahsyatan Sang Pencipta. Ini refleksi bijaksana Tuhan. Allah menanamkan sedikit bijaksana pada binatang tertentu. Dan kodrat-Nya, rencana-Nya, sifat teladan-Nya dikumpulkan diletakkan secara utuh ke dalam satu makhluk yang namanya manusia. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang secara totalitas memperoleh seluruh bijaksana dari Tuhan yang merefleksikan semua rencana Tuhan dan mendapatkan potensi yang melebihi semua. Kondisi ini tidak bisa dijawab oleh hipotesa Evolusi.
Evolusi berpandangan makhluk harus terus berkembang. Jadi kalau manusia itu hasil tertinggi dari evolusi, maka seharusnya manusia bisa berenang, bisa menyelam, punya insang dan juga bisa terbang, punya sayap. Tetapi Tuhan tidak demikian. Manusia terlihat tetap terbatas, namun di dalam keterbatasan itu ada kualitas dan kuasa, karena dicipta menurut peta teladan Allah. Manusia terbatas tetapi berkapasitas cipta. Ia tidak bersayap, tetapi bisa mencipta pesawat terbang, tidak mengeluarkan musik, tetapi bisa merangkai nada dan membentuk harmoni.

3.                 Posisi Manusia Diantara Semua Ciptaan Tuhan

Mazmur 8:4-10
DIMANA POSISI MANUSIA?
Alkitab menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia sedikit lebih rendah dari malaikat, hampir sama seperti Allah, tetapi menguasai alam semesta. Ini memberikan kerangka dan urutan yang jelas kepada manusia, yaitu: MANUSIA ADA DI BAWAH ALLAH, DI ATAS ALAM. Peribahasa Tionghoa mengatakan bahwa kita perlu berdiri tegak di bumi dan tangan menopang langit, yang artinya, kita mampu berdiri dengan tegak dengan identitas yang jelas dan penuh keyakinan.
Di dalam metodologi untuk mengerti alam semesta, dari jaman ke jaman, sejak jaman Euclid, Herodotus, Plato, sampai kepada Sir Isaac Newton, manusia selalu terjebak di dalam KONSEP SISTEM TERTUTUP, yaitu suatu pandangan yang menganggap bahwa alam semesta sendiri sanggup untuk memberikan penjelasan akan rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya, tanpa memerlukan bantuan dari luar. Sebaliknya, di sepanjang sejarah, kekristenan selalu menawarkan KONSEP SISTEM TERBUKA, yaitu alam semesta
baru bisa dimengerti secara tuntas ketika manusia kembali kepada "dunia sana", dunia Sang Pencipta. Sistem tertutup telah menjadi cikal-bakal SCIENTICISM dan POSITIVISM, dan berakhir di gang buntu. Sebaliknya, Pengakuan Iman Rasuli dimulai dengan kalimat: Aku percaya kepada Allah, Pencipta langit dan bumi. Kalimat ini menekankan sistem terbuka.
Manusia tidak mungkin mengerti segala sesuatu kecuali ada satu jalur terbuka yang membawa manusia kepada dunia yang tidak kelihatan. Dan justru dari sanal segala kontrol terjadi. Iman Kristen bukan takhayul atau iman yang superstisi, tetapi justru memberikan logika yang paling kuat, bahkan melebihi keterbatasan logika itu sendiri.

BERADALAH DI POSISI YANG SEHARUSNYA
Arloji dirancang untuk dipergunakan di tangan kiri. Tetapi jika ia menolak dan ditempatkan di tempat lain, maka ia tidak akan bisa berfungsi baik. Jika ia ditempatkan di tangan kanan, maka ia akan mengganggu si pemakai ketika bekerja, dan akan mengalami kesulitan untuk memutar tombolnya. Kalau ia dipasang di kaki atau di leher, ia semakin tidak berfungsi. Maka tempat terbaik bagi arloji adalah sesuai dengan rancangannya. Demikian juga manusia, baru akan berfungsi secara maksimal ketika ia berada di posisi yang ditetapkan seturut rancangan yang pasti ketika ia diciptakan.
Manusia diciptakan untuk berada di bawah Allah di atas alam. Jika manusia tidak mau dan ingin membalik situasi, maka yang terjadi ialah dia akan membalikkan diri sendiri. Ia tidak mungkin dapat membalik Allah dan alam, tetapi yang ia lakukan adalah membalikkan posisinya sendiri. Pada saat manusia sudah membalikkan diri, ia merasa telah membalik dan
mengatur segala sesuatu. Ketika segala sesuatunya kemudian menjadi tidak beres, ia marah kepada Allah, padahal itu diakibatkan oleh perbuatannya sendiri. Ini sikap yang sangat kurang ajar terhadap Allah, dan untuk itu manusia harus dihakimi. Manusia harus kembali ke posisinya yang semula, baru ia bisa berfungsi dengan benar, yaitu di bawah Allah, di atas alam. Manusia memakai alam untuk memuliakan Allah, bukan sebaliknya. Manusia di bawah Allah di atas alam, berarti manusia harus mempergunakan alam dan menjadi reflektor kemuliaan Allah. Kita menguasai alam dan kita sendiri dikuasai Allah, bukan kita yang menguasai Allah.
Jika kita lihat, ada satu gejala lagi, yaitu adanya orang-orang yang kelihatannya begitu giat, seperti seorang Kristen yang berapi-api, tetapi posisinya salah. Orang sedemikian sepertinya begitu dekat dengan Tuhan, tetapi sebenarnya sedang meminta Tuhan menuruti keinginannya. Dengan mendasarkan kepada kemahakuasaan dan kasih Tuhan, mereka mau memperalat Tuhan untuk memenuhi keinginannya sendiri. Ini menjadikan Allah pembantu
demi mencapai segala keinginannya sehingga kita dapat melihat gejala di luar kehidupan keagamaan orang itu begitu giat dan berkobar-kobar, tetapi motivasinya berlawanan dengan kehendak Tuhan. Ini merupakan kegiatan agama yang melawan agama sejati. Jika tujuan kita adalah alam dengan cara memperalat Allah, maka kita tidak mungkin mengerti kehendak Tuhan.

TUGAS MANUSIA DI DALAM POSISINYA
Jika posisi ini sudah jelas, maka kita diberikan tugas yang dilaksanakan dengan lengkap di dalam diri Tuhan Yesus, yaitu sebagai:
1. NABI
Manusia disebut nabi, berarti manusia berada di antara Allah yang maha tahu dengan alam yang tidak berinisiatif tahu, tetapi mengandung segala sesuatu yang bisa dan perlu diketahui. Sifat nabi manusia memungkinkan berkembangnya ilmu pengetahuan. Maka penyelidikan ilmu pengetahuan tidak seharusnya menjadikan manusia melawan Tuhan. Orang yang mengetahui semakin banyak, seharusnya semakin mempermuliakan Tuhan; karena ia telah melihat bagaimana Allah telah merancang segala sesuatunya sedemikian ajaib. Fungsi kenabian manusia ini menjadikan manusia berbeda tuntas dari binatang. Belum pernah ada binatang yang menangkap manusia dan meletakkan di kebun manusia. Tetapi manusia telah menangkap binatang dan membuat kebun binatang. Manusia bukan sekedar makhluk biasa, tetapi nabi. Namun banyak manusia yang tidak memakai hal ini secara maksimal.

2. IMAM
Sebagai imam, manusia mempunyai kedudukan di antara Allah dan alam. Manusia memakai alam untuk dipersembahkan kepada Allah. Konsep demikian telah ada sejak awal sejarah manusia. Maka kita akan membawa alam demi kemuliaan Allah.


3. RAJA
Kedudukan sebagai raja menunjukkan fungsi penguasaan dan pengaturan. Management yang pertama kali adalah merupakan mandat dari Allah, yaitu agar manusia mengelola bumi ini. Allah tidak mau kita kacau dan tidak teratur. Namun pencemaran dosa membuat fungsi pengaturan ini menjadi kacau. Oleh karena itu, kita harus membawa itu semua kembali kepada kontrol Allah, karena kita ada di bawah Allah, dan alam di bawah kita.
Ini yang memungkinkan semuanya berjalan harmonis.

III.             PENUTUP
Karena kita adalah mahluk yang jasmani dan rohani. Marilah kita menjaga kesehatan jasmani dan rohani kita. Marilah kita mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Marilah kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
Untuk memupuk kerohanian kita, kita memerlukan saluran anugerah yaitu doa, Firman, sakramen dan Persekutuan orang Kudus. Marilah kita sering berdoa dan membaca Firman
Dan marilah kita bersekutu di dalam gereja.
Kiranya kita berhenti berbuat dosa, mulai belajar menghargai diri kita, menemukan diri, belajar menggali potensi diri, dan akhirnya menyerahkan diri ke dalam tangan Tuhan. Inilah peta teladan yang akhirnya menjadi teladan bagi peta teladan yang lain. Soli Deo Gloria.