BOLEHKAH ORANG KRISTEN MAKAN DARAH DAN MEROKOK?
I. Pendahuluan
Pada jaman sekarang apakah orang Kristen boleh makan darah atau tidak, menimbulkan pro dan kontra yang hebat. Bahkan perdebatan ini tidak jarang mengakibatkan terjadinya tindakan menghakimi satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kalau darah tetap dilarang untuk dimakan, maka penerapannya cukup banyak zaman sekarang ini, dan secara sadar atau tidak ini dilakukan oleh orang-orang yang memperdebatkan hal itu, seperti:
· Ketika makan anjing yang mau dimasak, biasanya tidak disembelih, tetapi dikepruk kepalanya. Tentu tidak mungkin darahnya akan keluar semua.
· Ketika orang berburu, yang menembak binatang buruannya sehingga langsung mati, tentu juga tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari binatang buruannya.
· Pada waktu makan ikan, atau steak, yang dimasak kurang matang, kita sering melihat ada darah di sana.
· Banyak orang pada waktu mau memasak burung dara, tidak membunuhnya dengan menyembelihnya, tetapi hanya dengan menutup hidungnya. Tentu saja darah tidak keluar sama sekali.
Melalui artikel ini, penulis akan mencoba memberikan pandangan tentang ’ apakah orang Kristen boleh makan darah?’ sesuai dengan standar Alkitab, dan apakah orang Kristen bisa merokok? dalam hal ini penulis bukan ingin memcoba menghakimi atau melemahkan salah satu pandangan, namum meberikan pemahaman baru bagi setiap pembaca dalam memahami permasalahan yang dibahas. Semoga dengan makalah ini dapat memberikan masukan dan ilmu bagi setiap pembacanya.
II. Penjelasan
A. Mengenai Makan Darah.
Sekarang mari kita memperhatikan lebih dulu beberapa ayat, yang selain kelihatannya melarang makan darah: Kej 9:4.; Ul 12:23; Im 17:11
Ada 2 hal yang perlu dipersoalkan:
1) Apa maksudnya kalau dikatakan ‘darah ialah nyawa’?
2) Bolehkah kita sekarang makan darah?
Jelas bahwa kalau dalam Kej 9:4 dan beberapa ayat lain ‘darah’ diidentikkan dengan ‘nyawa’, itu tidak bisa diartikan bahwa Kitab Suci mengajarkan bahwa ‘darah’ betul-betul sama dengan ‘nyawa’. ‘Darah’ diidentikkan dengan ‘nyawa’, karena darah yang mengalir dalam tubuh seseorang adalah sesuatu yang menunjukkan / membuktikan kehidupan. Kalau darah itu hilang, maka kehidupan berhenti / nyawa melayang.
Karena ‘darah ialah nyawa’ maka dalam Mat 27:4,24 dikatakan sebagai berikut: “(4) dan berkata: ‘Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.’ Tetapi jawab mereka: ‘Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!’ ... (24) Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: ‘Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!"”.
Karena ‘darah ialah nyawa’ maka Tuhan menggunakan darah untuk menebus nyawa manusia! Dalam Perjanjian Lama digunakan darah binatang, dalam Perjanjian Baru digunakan darah Kristus!
Pada jaman Adam, manusia hanya boleh makan barang tak berjiwa seperti tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, dan buah-buahan. (Kej 1:29)
Tetapi sejak jaman Nuh, setelah keluar dari bahtera, maka Tuhan mengijinkan manusia untuk memakan binatang. Kej 9:3-4 dengan jelas menunjukkan bahwa sejak saat ini manusia boleh makan daging (Kej 9:3).
Jadi, berbeda dengan pada jaman Adam, dimana manusia hanya boleh makan tumbuh-tumbuhan / buah-buahan (Kej 1:29), maka sejak saat ini manusia diijinkan makan daging.
Mengingat bahwa sejak jaman Nuh Tuhan sendiri mengijinkan manusia makan daging, maka tidak ada siapapun yang boleh melarang manusia untuk makan daging dengan menggunakan Kej 1:29, yang sudah dianulir oleh Kej 9:3. Juga orang kristen sebetulnya tidak boleh mempunyai pandangan bahwa makan daging itu salah, dosa, kejam, tidak mempunyai peri-kebinatangan dsb. Tetapi kalau ada orang Kristen seperti itu dan saudara bertemu dengan orang kristen seperti itu, Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.
Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.
Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu. (Rom 14:1-4).
Orang-orang yang mengatakan bahwa sampai jaman sekarang larangan itu masih berlaku, berargumentasi sebagai berikut:
1. Hukum Musa / Perjanjian Lama melarang makan darah, seperti:
· Im 7:26,27
· Im 17:10-14
· Im 19:26a .
· Ul 12:15-16
· Ul 12:23-25
· Ul 15:23
· 1Sam 14:31-34
sekalipun dikatakan ‘darah apapun’, tetapi dalam detailnya tidak pernah dikatakan ‘darah ikan’. Memang kalau ikan dipancing atau dijala, dan sebentar lagi mati, tidak mungkin kita mengeluarkan darahnya. Apakah memang pada saat itu darah ikan diijinkan untuk dimakan, atau ikan termasuk dalam kata ‘apapun’, dan tetap dilarang, saya tidak tahu. Problem tentang keharusan mengeluarkan darah ini juga terjadi pada saat seseorang berburu. Kalau ia memanah binatang buruan itu, dan binatang itu langsung mati, bagaimana caranya ia mengeluarkan darahnya?
2. Kej 9:4 bukan ceremonial law, karena pada saat itu belum ada ceremonial law (=hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan).
ini merupakan argumentasi yang terkuat dari golongan yang melarang makan darah sampai sekarang.
3. Dalam Perjanjian Baru juga ada ayat-ayat yang melarang makan darah, yaitu Kis 15:20,29 Kis 21:25.
Ayat-ayat ini lebih-lebih lagi digunakan oleh golongan yang anti makan darah sebagai dasar untuk mengatakan bahwa dalam Perjanjian Barupun orang Kristen dilarang makan darah.
Orang-orang yang mengatakan bahwa pada jaman ini boleh makan darah, berargumentasi sebagai berikut:
1. Larangan makan darah dalam Taurat Musa sudah dihapuskan dengan 2 alasan:
a. Penebusan dosa dalam Perjanjian Lama dengan menggunakan darah binatang, merupakan TYPE dari penebusan dosa dengan darah Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru.
Kalau kita melihat larangan makan darah dalam begitu banyak ayat dalam Taurat Musa, maka satu hal yang sangat penting untuk dipertanyakan yaitu: Mengapa dalam hukum Taurat Musa darah dilarang untuk dimakan?
b. Larangan makan darah adalah ceremonial law (= hukum yang berhubungan dengan upacara keagamaan) yang sudah tidak berlaku sejak kematian dan kebangkitan Kristus.
Bahwa ceremonial law tak berlaku lagi sejak kematian Yesus Kristus di atas kayu salib terlihat dari:
· Sobeknya tirai pemisah dalam Bait Allah, yang memisahkan Ruang Suci dan Ruang Maha Suci (Mat 27:51). Ini merupakan petunjuk bahwa Allah sudah menyingkirkan Bait Allah dengan semua imam, upacara dan hukum-hukumnya. (Bdk. Ibr 10:19-21)
· Tidak ada lagi keharusan sunat dalam Perjanjian Baru (Kis 15:1-dst Gal 2:3-5 Gal 5:6 Gal 6:12-15), karena keharusan sunat juga merupakan salah satu dari ceremonial law.
· Kis 10:9-16
Apakah Kis 10 ini, dimana Petrus disuruh menyembelih dan makan binatang-binatang yang tidak tahir, yang dalam Perjanjian Lama dilarang oleh hukum Taurat Musa, menunjukkan bahwa ceremonial law dihapuskan? Sekalipun arti yang terutama dari penglihatan itu adalah: jangan menganggap orang non Yahudi sebagai orang najis, orang yang tidak bisa diselamatkan, orang yang tidak perlu diinjili, dsb, tetapi text ini juga bisa dijadikan dasar untuk berkata bahwa larangan makan binatang-binatang haram, yang termasuk dalam ceremonial law, dibatalkan, dan dengan demikian orang kristen boleh makan daging binatang apapun.
· Ef 2:15
Tentu ini tidak boleh diartikan bahwa seluruh hukum Taurat, termasuk hukum moralnya, dihapuskan pada saat itu. Mengapa? Karena adanya Mat 5:17-19 - “(17) ‘Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga”.
Jadi, dalam persoalan hukum moral (seperti 10 hukum Tuhan), maka berlaku kata-kata dalam Mat 5:17-19, yang menunjukkan bahwa hukum-hukum itu berlaku kekal. Tetapi dalam persoalan ceremonial law, berlaku Ef 2:15, yang menunjukkan bahwa itu dihapuskan pada saat kematian Kristus.
Kalau masih ada orang yang menganggap bahwa larangan makan darah dalam hukum Taurat Musa (ceremonial law) itu tetap berlaku, maka:
1. orang itu juga harus menganggap bahwa memakan binatang-binatang yang haram, yang disebutkan dalam Im 11, juga dilarang pada jaman ini.
2. orang itu juga harus menganggap bahwa memakan lemak, juga dilarang pada jaman ini. Perlu dingat, bahwa selain larangan makan darah, hukum Taurat Musa juga sangat menekankan larangan memakan lemak. Ini pasti akan makin memusingkan, karena setiap kali kita makan daging apapun, selalu bisa ada lemaknya.
Pemberitaan dan pembacaan secara terus menerus dari hukum Taurat, yang jelas mencakup larangan makan darah dsb ini, menyebabkan orang-orang Yahudi jijik dengan perbuatan itu (makan darah, dsb). Orang-orang Yahudi Kristen membutuhkan suatu proses untuk bisa mengerti dan menerima bahwa ceremonial law sudah dihapuskan. Sebelum hal ini bisa terjadi, mereka tetap akan jijik terhadap orang-orang yang makan hal-hal tersebut. Supaya ada hubungan yang baik antara Yahudi dan non Yahudi, maka orang non Yahudi sebaiknya tidak makan apa yang menjijikkan bagi orang Yahudi. Jadi jelas bahwa larangan ini hanya berlaku untuk sikon itu saja, dan tidak berlaku untuk kita di sini pada jaman ini.
Ini merupakan penerapan dari kata-kata Paulus dalam 1Kor 9:19-23 -
Ketetapan ini dikeluarkan / diberikan kepada gereja-gereja non Yahudi bukan sebagai jalan keselamatan, tetapi sebagai dasar dari persekutuan, dalam roh / arti / inti dari nasehat Paulus bahwa mereka yang kuat dalam iman harus mau membatasi kebebasan mereka dalam hal-hal ini dari pada menyandungi / menyakiti hati saudara yang lebih lemah (Ro 14:1-23; 1Kor 8:1-13)].
Satu hal yang perlu ditambahkan adalah: Kalau berdasarkan ayat-ayat dalam Kisah Rasul ini ditarik kesimpulan bahwa makan darah terus dilarang sampai sekarang, maka konsekwensinya adalah bahwa makan daging yang dipersembahkan kepada berhala juga harus dilarang pada jaman ini. Tetapi ini jelas tidak benar, karena dalam 1Kor 8 dan 1Kor 10 terlihat bahwa makan daging yang dipersembahkan kepada berhala sebetulnya tidak apa-apa. Kalau dalam sikon tertentu kita dilarang makan, itu bukan karena dagingnya sendiri, tetapi supaya tidak menjatuhkan orang lain ke dalam dosa (Pulpit Commentary, hal 140).
B. Mengenai Rokok
Sekarang ini banyak orang yang telah jatuh dalam candu rokok, ini tidak hanya dikalangan orang awan saja bahkan dikalangan hamba Tuhan sendiri, ironis memang, padaha kita tahu dengan jelas bahwa merokok itu sangat merusak tubuh bahkan sistem saraf di dalam tubuh. Disetiap kotak rokok apapun, selalu terdapat peringatan yang berisikan:” Merokok dapat mengakibatkan kanker, serangan jantung, impotensi dan ganguang pada janin”, tapi herannya masih saja banyak orang yang menggunakannya, bahkan data melaporkan bahwa pajak terbesar bagi negara ini adalah bersumber dari rokok.
Alkitab menjelaskan dalam 1 Kor 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Tubuh kita adalah Bait Roh Kudus, yang haus dijaga kesuciannya, sekarang ini banyak sekali orang beranggapan bahwa merokok itu tidak dilarang ataupun tidak tertulis dalam Alkitab.
Memang benar dalam Alkitab tidak ada tertulis secara gamblang mengenai larangan untuk merokok tapi jika kita lihat dalam Ayub 20: 12-14 mengatakan: ”Sungguhpun kejahatan manis rasanya di dalam mulutnya, sekalipun ia menyembunyikannya di bawah lidahnya, menikmatinya serta tidak melepaskannya, dan menahannya pada langit-langitnya, namun berubah juga makanannya di dalam perutnya, menjadi bisa ular tedung di dalamnya”.
Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa ini adalah ayat yang menunjukkan kepada Rokok, karena kita tahu bahwa rokok itu manis, disembunyikan dibawah lidahnya dan ditahan pada langit-langitnya.
Tetapi itu masih penafsiran saja, yang pasti apapun yang kita lakukan untuk tubuh kita, baiklah kita mempersembahkannya sebagai persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati .
Pem
III. Kesimpulan
Penulis sendiri mempunyai pandangan bahwa pada jaman sekarang larangan makan darah itu sudah tidak berlaku. Tetapi kalau ada orang yang berpendapat bahwa ia tidak boleh makan darah, maka memang sebaiknya ia tidak makan. (Rom. 14:14,22,23).
Satu hal juga yang perlu diingat bahwa makan darah tidak akan mempengaruhi keselamatan, karena keselamatan hanya ada di dalam Dia yaitu Yesus Kristus. Doktrin dan pengajaran boleh berbeda tapi biarlah keberagaman yang ada membuat kita semakin dekat dan saling bergandengan tangan dalam keseragaman tanpa harus saling menghakimi. Allah sendiri tidak pernah menciptakan doktrin, tapi manusia sendirilah yang menciptakannya dan menjadikan itu sebagai hal untuk mengatakan kebenaran ajarannya.
Dan baiklah kita menjaga kekudusan tubuh kita, bukan dengan melakukan hal yang sia-sia, karena persembahan sejati kita adalah tubuh kita, karena itulah ibadah yang sejati. Mari kita pakai hidup kita bagi kemulian-Nya.