Welcome

Bekerjalah Untuk Makanan Yang Tidak Dapat Binasa....!!!

Friday, 24 June 2011

FACEBOOK, SALAHKAH…???

FACEBOOK, SALAHKAH…???
Suatu Tinjauan Etika Kristen
Oleh: Fernando Tambunan
Disampaikan pada Kebaktian Persekutuan Akhir Pekan (PAP)
Departemen Pelayanan Pemuda Mahasiswa –YPDPA SUMUT
Sabtu, 03 April 2010



I. PENDAHULUAN

HARI gini nggak punya Facebook..? Itulah kalimat yang kerap dilontarkan sejumlah orang ketika mengetahui lawan bicaranya tak memiliki situs jejaring sosial Facebook. Memang sejak dua tahun lalu, berbagai macam situs jejaring sosial mewabah di Indonesia. Misalnya: Facebook, Twitter, MySpace, Multiply, Plurk, Hi5, Tagged, Friendster, Flixter, Jodoh Kristen, Yuwie, dll. Namun dari semua jejaring soasial tersebut terlihat facebook-lah yang paling fenomenal perkembangannya, jauh mengalahkan friendster yang sebelumnya mendominasi, hal ini mungkin terjadi selain karena fitur yang digunakan lebih disenangi juga karena profil pengguna di facebook kelihatanya lebih jujur dibandingkan situs sejenis lainnya.

Para penggunanya juga tidak memandang status, dari presiden Barrak Obama, SBY, anggota parlemen,menteri, rohaniawan, dosen, mahasiswa, siswa, lembaga-lembaga, sampai teroris juga mempergunakan layanan ini.

Karena perkembangan yang sedemikian fenomenal itu, saya tertarik untuk membahasnya secara khusus nantinya akan ditinjau dari sudut etika Kristen.


II. JEJARING SOSIAL

Pengertian Jejaring Sosial

Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954.

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

Sejarah Jejaring Sosial

Sejak komputer dapat dihubungkan satu dengan lainnya dengan adanya internet banyak upaya awal untuk mendukung jejaring sosial melalui komunikasi antar komputer.

Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung. Dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 adalah berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional di antara 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan. Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google.

Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

Layanan Jejaring Sosial

Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, chat suara, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling sharing didalamnya.

Facebook©
Facebook termasuk dalam kategori situs jejaring sosial seperti Friendster, MySpace, Multiply, Yuwie, dll yang menyediakan media bagi para penggunanya untuk saling bertukar informasi dan berinteraksi. Facebook diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 Februari 2006 oleh seorang mahasiswa Harvard University, Mark Zuckerberg. Nama Facebook sendiri diinspirasi oleh Zuckerberg dari sebuah istilah di kalangan kampus seantero AS untuk saling mengenal antar sesama civitas akademiknya. Awalnya para penggunanya hanya dikhususkan bagi para mahasiswa di kampus Harvard University. Lalu kemudian diperluas ke sejumlah kampus di wilayah Boston (Boston College, Boston University, Northeastern University, Tufts University) dan kampus-kampus lainnya seperti Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, and Ivy League. Menyusul kemudian sejumlah kampus lain di AS. Akhirnya, penggunanya lebih diperluas lagi ke sejumlah kampus lain di seluruh dunia. Tanggal 11 September 2006, Facebook membuat satu langkah penting dengan mengizinkan aksesnya ke seluruh netter yang mempunyai alamat email valid, namun, dengan pembatasan usia.

Berdasarkan analisa yang dilakukan, dari semua situs jejaring sosial bahkan situs lainnya,terlihat bahwa facebook menjadi situs yang paling banyak dibuka. Betapa tidak, dalam kurun waktu satu tahun, Facebook mampu menyedot perhatian puluhan juta masyarakat Indonesia.

Data berbicara saat ini ada sekitar 175 juta profil aktif di situs Facebook dan setiap profil rata-rata memiliki 120 teman.

Durasi pengaksesan profil berjumlah sekitar 3 miliar menit/hari dan lebih dari 18 juta pengguna meng-update profilnya setiap hari.

Menurut data, facebook saat ini berada di urutan ke-5 peringkat global yang dikunjungi setelah Google, Yahoo, Youtube dan Live.

Dari situs ini Mark Zuckerberg seorang pemuda yang berusia 24 tahun, sampai tahun 2009 meraup keuntungan mencapai $ 1, 5 Milyar atau sekitar Rp 13,95 triliun.

Beberapa Manfaat Facebook
Menjalin relasi bisnis dan networking. Penelitian yang dilakukan Firma Demos menunjukkan situs jejaring sosial membantu pekerja dalam mencari relasi bisnis dan bisa mendongkrak penjualan produk perusahaan.

Pencarian informasi lowongan pekerjaan, tempat-tempat wisata, dan lain-lain. Layaknya milis, (mailing list), berbagai informasi dari teman juga dapat diunduh dari situs jejaring sosial.

Online shopping. Tidak sedikit anggota situs jejaring sosial yang memanfaatkan laman (web) untuk mengiklankan produk niaganya.

Kampanye politik. Keberhasilan Barrack Obama dalam meraih kursi kepresidenan juga tidak lepas dari dukungan situs jejaring sosial. Akibat peristiwa ini, pamor situs jejaring sosial membumbung tinggi.

Konsultasi pendidikan. Situs jejaring sosial juga dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi antara mahasiswa dan dosen, terlebih jika dosen berada di luar kota.
Menggalang suatu gerakan. Bebasnya Bibit Riyanto Samad dan Chandra Hamzah, serta lolosnya Prita Mulyasari dari jeratan hukum yang dilayangkan RS Omni Internasional, tak lepas dari peran Facebook

Mencari Teman Lama/keluarga, Komunikasi dengan keluarga dan teman yang sudah bertahun-tahun tidak ketemu

Mencari Teman Baru, Dengan keberadaan data anda di Facebook, setiap orang bisa membaca. Bahkan dibuat lebih rinci, seperti hobby, kegiataan dan lainnya. Anda dapat memberikan informasi kegiatan anda kepada orang lain yang kebetulan bertemu. Mereka yang memiliki ketertarikan dibidang yang sama dapat saling berbagi informasi. Dan hal ini bisa membangun LDR (Long Distance Relationship)

Ajang pencarian jodoh. Berhubung tersedia ruang untuk menampilkan profil diri, secara tidak langsung situs jejaring sosial bersifat "mengiklankan diri". Status seseorang, misalnya masih sendiri atau sudah berpasangan, akan terlihat dalam situs jejaring sosial. Hal ini tentunya akan menguntungkan bagi orang yang sedang mencari pasangan.
dll.

Dampak Negatif Facebook

Selain hal positif diatas, ada beberapa hal negatif yang ditimbulkan oleh situs-situs jejaring sosial (khususnya facebook) antara lain:

- Penipuan
- Penculikan
- Pengumpatan/Penghinaan
- Perjudian (Game Online)
- Lupa waktu (dikendalikan oleh FB)

Korban-Korban Facebook-an

Dua ibu yang hadir dalam tayangan Barometer SCTV, Rabu (17/2), mengaku kehilangan putri-putri mereka yang diduga sebagai korban pergaulan situs jejaring Facebook. Tasmiwati ditinggal putrinya bernama Yuli yang baru berusia 14 tahun. Ketika itu Yuli diketahui menghabiskan hari bersama teman-temannya. Warga Limo, Depok, Jawa Barat ini kemudian berpisah dari rekan sekolah untuk bertemu dengan orang asing. Sejak saat itu Yuli tak kembali ke rumah.

Belum lama ini, sebanyak empat siswa SMAN 4 Tanjung Pinang terpaksa dikeluarkan lantaran menghina seorang gurunya melalui Facebook lantaran tak mengerjakan PR. Seakan menjadi sarana bebas berekpresi, keempat siswa tersebut mengumpat habis-habisan pahlawan tanpa tanda jasa yang sudah mengajarkan ilmu selama ini.
Keberadaan situs-situs jejaring sosial sempat menuai kritik karena dianggap kurang mendidik dan menyebabkan kecanduan. Seringkali orang menjadi lupa waktu dalam mengakses situs jejaring sosial dan dapat teralienasi dari kehidupan nyata.

Lalu apa yang harus dilakukan agar Facebook tidak merugikan penggunanya?

Ada tiga komponen pengaman:
Pertama, dengan komponen teknis berupa penyediaan piranti lunak pengaman. Firewall misalnya. Perangkat lunak ini dapat diletakkan antara internet dan jaringan internal. Tujuan firewall yaitu untuk membantu pengguna internet membatasi akses keluar-masuk pihak yang tak diharapkan.

Kedua, Sementara komponen kontrol bisa dijalankan pemerintah dengan mengeluarkan regulasi. Salah satunya dengan penerapan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Sayang, penerapan UU ITE sendiri masih mengalami kendala karena isinya belum 100 persen bisa melindungi hak pengguna teknologi. Hingga kini UU ITE terus direvisi oleh pemerintah.

Ketiga adalah komponen nonteknis, yaitu pengendalian pengguna. Inilah yang paling menentukan. Termasuk di dalamnya peran keluarga mendampingi pengguna internet di bawah 18 tahun ketika mengakses Facebook atau situs jejaring sosial sejenisnya. Para pengajar di sekolah pun harus lebih tegas dalam menerapkan aturan bagi siswa yang makin terbuka terhadap teknologi.


III. TINJAUAN ETIKA KRISTEN
Bagaimanakah tinjauan etika Kristen terhadap situs-situs jejaring sosial? Ini adalah suatu tantangan yang harus dijawab, karena harus disadari situs jejaring sosial secara khusus facebook telah masuk dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekedar gaya hidup namun sudah menjadi suatu kebutuhan. Bukan hal yang aneh lagi kalau persekutuan/gereja membuat profilnya di situs jejaring social, bahkan hamba-hamba Tuhan juga memakai facebook untuk memberikan pelayanan atau hanya sekedar ‘ikut-ikutan’ dalam mengimbangi kemajuan teknologi.

Kata etika berasal dari kata ‘ethos’ (Yunani) artinya kebiasaan, adat-istiadat dan kesusilaan. Secara umum etika adalah ilmu yang menyelidiki dan memberikan norma/pedoman bagaimana manusia bertingkah-laku yang baik dalam segala aspek kehidupannya sehari-hari. Etika juga kadang disamakan dengan moral (latin=mores-mose) artinya norma, adat dan kebiasaan untuk menentukan sifat suatu tindakan, benar atau salah. Tetapi pengertian etika lebih dalam dan lebih luas dari pada arti moral, karena etika mencakup motivasi dalam bertindak, sedangkan moral lebih menekankan pada wujud dari perbuatan.

Dari pengertian diatas kita akan melihat bagaimana tinjauan etika Kristen terhadap situs jejaring social, secara khusus facebook.

Sebenarnya secara umum tidak ada yang salah dalam situs jejaring sosial, anak-anak Tuhan justru disarankan untuk menguasai teknologi dan memanfaatkannya (untuk hal yang fositif tentunya) {Kejadian 1:28}. Namun perkembangan teknologi harus diimbangi dengan sumber daya manusia. Jika tidak, kecanggihan teknologi akan menjerumuskan kita kepada hal-hal negatif.

Ibarat sebilah pisau, jika digunakan juru masak ataupun penjual buah benda tersebut akan bermanfaat. Namun jika digunakan pihak yang ingin berbuat kejahatan, pisau pun menjadi benda berbahaya dan mengancam keselamatan orang lain. Jadi, tidak ada yang salah dengan Facebook atau jejaring sosial lainnya, selama para user bisa menggunakan dengan mengedepankan norma dan etika.

Yang menjadi masalah adalah apakah kita sudah benar dalam mempergunakan situs jejaring sosial? Kalau kita selidiki masing-masing setiap orang yang mempergunakan situs jejaring sosial, manakah yang lebih banyak anda lakukan, online dengan browsing di facebook atau baca Alkitab? Mana lebih dulu kita lakukan, ketika bangun pagi hari buka Alkitab atau buka facebook?

Pengalaman saya ketika melayani diberbagai persekutuan sebagai pembicara, pada saat khotbah banyak jemaat yang asyik dengan hp-nya yang ternyata sedang browsing membuka situs facebook, tidak jarang ketika membaca ‘status’ di facebook ada komentar misalnya: “huh..!! ntah apapun yang dikhotbahkan…??, sangat tidak menarik…”. Selain sebagai evaluasi bagi para pembicara, saya melihat bahwa kebebasan berekspresi sepertinya sudah kelewat batas. Apa yang seharusnya dilakukan dalam ibadah? Ini harus menjadi peringatan bagi orang-orang yang sering online. Ibadah seharusnya adalah ibadah, bukan asyik browsing pada saat ibadah.

Dunia Maya dan Dunia Nyata

Banyak orang berpendapat bahwa dunia maya atau cyber itu sangat berbeda jauh dengan dunia nyata yang kita jalani, termasuk itu orang-orang Kristen yang menyatakan dirinya adalah pengikut Kristus. Kalau kita melihat pengertian dari jejaring sosial di atas, maka pendapat tersebut ada benarnya. Karena dalam dunia maya, kita tidak bertatap muka atau berhadapan langsung secara nyata seperti bagaimana kita berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi kita berhadapan dengan sebuah mesin yang berusaha menyampaikan pesan dari seseorang yang memberikan pesan.

Tapi mari saat ini ijinkan saya bertanya kepada kita semua, apakah bahwa apa yang kita tampilkan dalam jejaring sosial tersebut bukanlah sesuatu yang nyata? Baik itu tulisan, - yang merupakan wakil dari perkataan kita-, gambar yang bisa dilihat orang, atau hal-hal lain yang kita tampilkan yang dapat mempenagruhi orang dalam hidupnya atau juga yang dapat mempengaruhi penilaian orang terhadap diri kita. Mungkin kita berkata: “ tapi kan itu hanya main-main saja, hanya tulisan, bukan hal yang nyata dalam kehidupan sehari hari”. Mungkin anda benar tapi mungkin juga tidak. Sebagai perbandingan mari kita lihat tulisan orang yang diterbitkan dalam sebuah buku. Apakah itu tidak mencerminkan pandangannya atau mewakili sebagian dari dirinya. Jadi kalau kita ikut terlibat dalam dunia maya jejaring sosial, itu sudah mewakili sebagian dari diri kita. Atau bila apa yang ditampilkan di dunia maya berbeda dengan dirinya yang ada di dunia maya, maka apa yang ada di dunia maya tersebut adalah sebagian dari dirinya yang tidak bisa dia tunjukkan dalam kehidupan dunia nyata.

Orang yang kurang diperhatikan dalam dunia nyata akan berusaha mencari cara agar dia di perhatikan di dalam dunia maya. Kita ambil kasus dalam facebook. Bila dalam dunia nyata, seseorang merasa kurang mendapat perhatian, maka dia akan berusaha menciptakan sesuatu yang berusaha mencari perhatian orang atau tanggapan orang. Akan berusaha melakukan posting-posting yang unik atau yang menjadi sebuah sensasi dengan harapan orang akan memberikan respon. Maka dari itu dia akan memperoleh kepuasan tersendiri. Itu sama halnya dengan kehidupan nyata, orang akan melakukan hal-hal unik untuk mencari perhatian orang.

Bagaimana Seharusnya Mempergunakan Situs Jejaring Sosial?

Mari kita membaca Efesus 5:1-21, secara khusus ayat berikut ini: Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (v.15,16).
Seperti yang sudah saya paparkan diatas tadi, bahwa secara umum tidak ada yang salah dalam penggunaan situs jejaring sosial (facebook). Namun seperti apa yang diperingatkan oleh Paulus kepada jemaat di Efesus bahwa kita harus memperhatikan bagaimana kita hidup, apakah kita mempergunakan waktu kita untuk hal-hal yang berguna atau sia-sia. Sering orang yang mempergunakan facebook menjadi lupa waktu dan malah dikendalikan oleh facebook, rasanya tidak lengkap hidupnya dalam satu hari kalau tidak berurusan dengan facebook. Apa yang diperingatkan Paulus dalam Roma 6:12, hendaknya menjadi peringatan juga bagi kita, Paulus berkata: “Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.”

Karena itu dalam mempergunakan situs jejaring sosial, manfaatkalah itu untuk hal-hal yang positif dan membangun, misalnya: sebagai sarana penginjilan, memotivasi/meneguhkan dan menolong orang lain melalui posting-posting yang sifatnya dapat meneguhkan atau memotivasi orang lain agar berpengharapan dan memuliakan Tuhan, Paulus dalam Efesus 4:29 berkata: “janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.”, manfaatkanlah fitur yang ada misalnya fitur chating untuk sharing, konseling, atau diskusi tentang masalah pribadi,pelayanan bahkan untuk belajar firman Tuhan, bukan untuk perkataan-perkataan kosong yang tidak berarti sama sekali. Situs jejaring sosial bisa juga dimanfaatkan untuk mengundang orang lain mengikuti PA atau kebaktian.

Banyak manfaat positif lain yang bisa kita pergunakan dalam situs jejaring sosial, sekarang maukah Anda untuk memanfaatkanya secara positif? “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Mat 5:16)


IV. PENUTUP

Walaupun menyajikan segudang manfaat, sebaiknya batasi waktu dalam mengakses situs jejaring sosial. Sebab, kehidupan yang sesungguhnya ada di luar sana, bukan terkungkung dalam layar computer. Karena itu renungkanlah: Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23).
Maka ketika menggunakan situs jejaring sosial ingatlah apakah Anda mempergunakannya untuk Tuhan? Kalau Anda melakukan itu untuk Tuhan maka pergunakanlah itu sebagai hormat dan kemuliaan bagi Dia. Soli Deo Gloria..!! Amin


http://pemudaypdpa.blogspot.com