DOA DAN PUASA
Ester 4:15-17
Oleh: Fernando Tambunan,ST
Ester 4:15-17
Oleh: Fernando Tambunan,ST
PENDAHULUAN
Doa dan Puasa adalah doa yang disertai dengan berpuasa, dan merupakan ibadah yang bersifat khusus dan juga merupakan hal yang penting.
Dalam PB tidak ada perintah khusus atau ketetapan untuk melakukan doa dan puasa seperti halnya bagian ibadah yang lain. Pada awalnya Doa dan Puasa ini dilakukan dengan adanya suatu kondisi yang sukar sehingga umat Allah menjauhkan diri dari aktivitas fisik dan memusatkan perhatian kepada hubungan dengan Tuhan dan merendahkan diri dihadapanNya disertai permohonan. Namun selanjutnya, doa dan puasa ini menjadi bagian dari ibadah yang dilakukan secara rutin atau teratur walau ada juga dilakukan secara khusus dan bagi orang Yahudi doa dan puasa ini sudah menjadi aturan agama.
DEFENISI
Kata ‘puasa’ dalam bahasa Ibrani: tsum,tsom dan nafsya; Yunani: nesteia, yang secara hurufiah berarti merendahkan diri dengan berpuasa. Yang dapat diartikan ‘mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri di hadapanNya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan.’dan jika Tuhan berkenan mengadakan perdamaian dengan kita, maka saat itulah ia akan mendengarkan, menjawab dan melepasakan kita dari persoalan yang menimpa kita. Jadi puasa bukanlah suatu ritual keagamaan yang ditujukan untuk mendapatkan berkat tertentu. Karena banyak orang yang berpikir jika dia berpuasa sekian lama maka doanya akan terkabul. Berkat dan pertolongan Tuhan itu mengikuti puasa yang dilakukan dengan motivasi yang benar, sebagaimana Yesus berkata dalam Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Jadi, tujuan puasa adalah mencari hadirat Tuhan, merendahkan diri memohon ampun dan pemulihan dari Tuhan.
Pada hakekatnya puasa itu adalah :
1. Bukan sekedar acara matirasa/askese; tidak makan dan minum atau tidak melakukan aktivitas secara fisik.
Ulangan 8:3, Matius 15:32, Markus 8:3,
Tuhan memberikan makanan yang tidak dikenal oleh manusia dan bukan makanan yang berasal dari hasil bumi yaitu manna. Untuk menyadarkan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari Firman yang keluar dari mulut Allah. Dalam PB, Yesus tidak membiarkan orang banyak yang mengikutinya kelaparan, ia memberi mereka makan.
2. Merendahkan jiwa sendiri untuk menyatakan sikap ketergantungan kepada Allah.
Imamat 16:29-31
Puasa merupakan hal yang wajib dilakukan oleh bangsa Israel karena diatur dalam Hari Raya Pendamaian (Hari Grafirat, Im 16:29-31) diatas. Umat Israel harus merendahakan diri dan berpuasa dengan diadakannya hari pendamaian untuk pentahiran. Sehingga dengan merendahkan diri dihadapan Tuhan serta menjauhkan diri makan dan kesibukan, ada waktu kudus bagi Tuhan sekaligus akan terhindar dari keduniawian.
3. Suatu tindakan penyerahan diri yang penuh kepada Allah sebelum memulai misi.
Matius 4:2 bdk Keluaran 34:28, I Raja-raja 19:8
Penyerahan diri yang dimaksud adalah memfokuskan seluruh perhatian kepada Allah dengan cara bersekutu dengan Dia. Penyerahan diri ini akan menghasilkan suatu kelengkapan atau kekuatan yang baru ketika menjalankan misi.
4. Bukan sekedar memenuhi/menunaikan perintah agama.
Matius 6:17-18
Puasa sudah menjadi bagian ibadah orang Israel dan juga diterapkan oleh berbagai denominasi gereja. Walaupun pelaksanaan puasa ini telah diatur dengan baik, bukan berarti orang yang melakukannya hanya memenuhinya dalam arti yang penting sudah melakukan.
5. Sebagai persiapan diri untuk berjumpa dengan Allah
Keluaran 34:28 , Daniel 9:3
Sebelum berjumpa dengan Allah yang kudus, seseorang perlu menguduskan diri dalam arti memisahkan diri dari keduniawian. Ibrani 12:14 mengatakan bahwa tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Allah.
6. Tidak dapat dipisahkan dari memberi sedekah
Matius 6:2-4 , Matius 6:5-8, Matius 6:16-18, Matius 6:17-25, KPR 13:3
Bagi orang Yahudi, memberi sedekah, berdoa dan berpuasa merupakan bagian ibadah yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Berpuasa bukan sekedar tidak makan, tetapi juga perlu memperhatikan orang yang membutuhkan pertolongan.
7. Memisahkan diri dari aktivitas duniawi tetapi secara khusus mengandaikan kasih kepada kaum miskin.
Yesaya 58:3-7, Yoel 2:16
Adalah keliru jika seseorang melakukan puasa sebagai bagian dari ibadah, tetapi kebiasaan-kebiasaan buruknya tidak berubah. Seperti apa yang dikatakan dalam kitab Yesaya diatas, orang tersebut berpuasa tetapi tetap saja menindas orang miskin.
ALASAN DAN TUJUAN DILAKUKAN
1. Untuk meyatakan ratap pribadi
I Samuel 31:13
Dalam keadaan yang sangat tertekan atau adanya pergumulan yang sangat berat adalah sangat baik jika datang kepada Tuhan dengan meratap dan disertai dengan berpuasa.
2. Untuk memohon suatu karunia
II Samuel 12:16,22, Yoel 2:12-17
Karunia yang dimaksud adalah belas kasihan karena adanya suatu hukuman dari Tuhan. Daud melakukannya ketika anak yang lahir dari hasil perzinahannya dengan Batsyeba sakit keras, ia memohon kepada Tuhan agar anak tersebut dibiarkan tetap hidup. Tetapi Tuhan tidak mengabulkannya.
3. Memohon pengampunan kolektif atau individu
I Raja-raja 21:27, Yunus 3:5,7-8
Hampir sama dengan memohon suatu karunia. Dapat dilakukan secara pribadi atau kelompok. Orang Niniwe melakukannya secara menyeluruh, dan Tuhan berkenan menarik murka-Nya dari mereka.
4. Memohon terang Ilahi
Daniel 10:3,13; KPR 13:2-3 à memilih utusan Injil, KPR 14:23 à memilih tua-tua
Untuk meminta petunjuk dari Tuhan, Daniel berpuasa. Demikian juga jemaat di Yerusalem ketika mereka hendak memilih utusan injil dan tua-tua mereka berpuasa supaya hati dan pikiran mereka diterangi oleh Tuhan. Ada kepekaan rohani.
5. Persiapan sebelum memulai misi
Hakim-hakim 20:26,KPR 14:23
Selain sebagai penyerahan diri sebelum memulai misi, juga merupakan persiapan sebelum memulai misi atau pelayanan.
6. Pernyataan pertobatan
I Samuel 7:6, I Raja-raja 21:27, Nehemia 9:1-2, Daniel 9:3-4, Yunus 3:5-8
Untuk menyatakan penyesalan atas kesalahan dan sekaligus sebagai penyataan pertobatan, maka seseorang mengadakan puasa untuk memohon pengampunan dan sekaligus mendekatkan diri kepada Allah.
7. Untuk merendahkan diri
Ezra 8:21, Mazmur 69:11
Hal yang penting didalam berpuasa adalah merendahkan diri dihadapan Tuhan, artinya kita mengakui bahwa kita membutuhkan Tuhan, kita mengakui bahwa kita telah berdosa kepada-Nya. Merendahkan diri kita sebaliknya berarti kita meninggikan Tuhan.
8. Untuk memperoleh bimbingan dan pertolongan Allah
Keluaran 34:28, Ulangan 9:9, II Samuael 12:16-23, II Tawarikh 20:3-4 , Ezra 8:21-23
Ketika menghadapi situasi yang sulit, sangat baik memohon bimbingan kepada Allah akan apa yang paling baik yang harus dilakukan. Seperti halnya Yosafat dalam 2 Tawarikh, kemudian Allah menguatkan hatinya sehingga ia tidak takut lagi.
PELAKSANAAN
Pada dasarnya didalam Alkitab tidak ada aturan yang baku kapan, berapa orang dan berapa lama berpuasa. Berpuasa dilakukan sesuai dengan kerinduan dan kebutuhan seseorang atau sekelompok orang yang melakukannya.
Contoh-contoh pelaksanaan puasa:
Ada yang dilakukan sewaktu-waktu dan juga secara teratur/rutin yang bersifat :
1. Bersifat perorangan ( II Samuel 12:22 )
2. Bersifat kolektif ( Hakim-hakim 20:26, Yoel 1:14 )
Dilakukan secara teratur/rutin dalam rangka memperingati hari-hari khusus/raya ataupun sebagai penantian.
3. Orang Ibrani berpuasa pada Hari Pendamaian (Imamat 16:25,31, Imamat 23:27-32, Bilangan 29:7, KPR 27:21-33)
4. Sesudah pembuangan, empat puasa tahunan yang lain dilakukan, yakni untuk memperingati malapetaka dalam sejarah bangsa Yahudi ( Zakaria 9:19)
5. Ditetapkan pada zaman Ester demi keselamatan orang Yahudi yang ada di Susan. (Ester 9:31)
6. Secara rutin dilakukan oleh orang Yahudi pada jaman Tuhan Yesus atau Perjanjian baru. Dua kali dalam satu minggu - kemungkinan : Senin dan Kamis - (Lukas 18:12)
7. Menjadi sesuatu yang biasa dipraktekkan dalam gereja Kristen; dengan dinyatakan penantian gereja akan kedatangan Tuhan kembali. (KPR 13:2, II Korintus 6:5; 11:27, Matius 9:14-15 )
Tidak direncanakan
8.Dikarenakan suatu situasi yang luar biasa. Bukan secara terpaksa melainkan dengan sendirinya. Mungkin juga dengan tidak tersediannya makanan dan/atau karena keintiman hubungan dengan Allah.
Keluaran 34:28 à Musa ; I Raja-raja 19:8 à Elia ; Matius 4:1-4 à Yesus
Bagaimana cara berpuasa yang benar?
Karena puasa adalah persoalan mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri dihadapan-Nya, maka bukan metode puasa yang terutama disini, tetapi sikap hatilah yang menjadi hal yang terutama untuk dibenahi. Alkitab tidak menjelaskan secara rinci apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan, apa yang boleh dimakan atau yang tidak boleh dimakan , apa yang boleh diminum atau tidak boleh diminum ketika kita berpuasa. Sekalipun kata ‘puasa’ yang dalam bahasa Yunaninya “nesteia” dapat juga diartikan berpantang atau menahan nafsu dari makan dan minum tetapi aturan tentang berpantang makan dan minum itu sendiri tidak dijelaskan secara rinci.
- Puasa Musa dan Elia (Kel.34:28 ; I Raja-raja 19:8)
Puasa ini sering disebut sebagai puasa luar biasa karena Tuhan yang berinisiatif dan memberi kekuatan untuk bertahan
- Puasa Ester ( Ester 4:16) Ezra (Ezra 10:6) dan Rasul Paulus (Kis 9:9)
Nampaknya puasa Ester adalah satu-satunya catatan yang jelas dari puasa tanpa makan dan tanpa minum yang pernah dilakukan secara normal oleh manusia selama 3 hari 3 malam, puasa ini sering disebut dengan puasa total
- Puasa Daniel (Daniel 10:2-3)
Penjelasan atas puasa Daniel lebih lengkap dari puasa-puasa yang disebutkan sebelumnya. Dalam puasa Daniel dikatakan Ia tidak makan makanan yang sedap, Ia juga tidak makan daging dan anggur, tetapi tidak dikatakan ia tidak minum air. Puasa Daniel disebut juga puasa sebagian.
- Puasa Yesus (Matius 4:1-4)
Sebelum memulai pelayananNya, Yesus mengadakan puasa selama 40 hari 40 malam. Para ahli Alkitab percaya bahwa puasa yang dilakukan oleh yesus adalah puasa terhadap makanan, bukan minum. Puasa yang Yesus lakukan ini disebut puasa normal atau puasa biasa.
Jadi Puasa yang bagaimana yang harus kita lakukan? Kita bisa melakukan puasa total dengan tidak makan dan tidak
minum, dalam kurun waktu yang tidak lama, paling lama 3 hari 3 malam. Atau, kita dapat berpuasa normal, yaitu dengan tidak makan tetapi tetap minum air. Atau kita dapat melakukan puasa sebagian, misalnya dengan mengurangi jumlah makanan yang dimakan dan tidak makan daging. Pilih dan lakukan puasa yang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Jika kita sudah bisa dengan puasa yang ringan, kita bisa tingkatkan lagi dengan puasa ke tahap yang lebih berat. Namun yang lebih penting dari persoalan makan dan minum yang hanya menyangkut masalah fisik, adalah masalah rohani di balik puasa itu sendiri.
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN DOA DAN PUASA
Tentukan tujuan anda
Mengapa Anda berpuasa? Apakah puasa itu untuk pembaharuan rohani, untuk mencari kehendak Allah, untuk kesembuhan, untuk menyelesaikan suatu masalah, atau untuk mendapatkan hikmat dalam mengatasi keadaan yang sulit? Mintalah agar Roh Kudus memperjelas pimpinan-Nya kepada Anda dalam menentukan tujuan berdoa dan berpuasa. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk berdoa dengan lebih spesifik dan strategis.
Tetapkan komitmen Anda.
Berapa lama akan berpuasa, puasa yang bagaimana, aktivitas apa yang anda lakukan pada saat berpuasa, berapa kali/lama anda berdoa dan mendoakan apa saja ketika anda berpuasa?
Persiapkan diri anda secara rohani.
Hati, pikiran bahkan jiwa harus dipersiapkan untuk berjumpa dengan Allah. Jika ada dosa atau kejahatan yang dilakukan, akui dan mintalah ampun kepada Allah.
Persiapkan fisik Anda.
Lakukanlah antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi saat Anda berpuasa. Berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter, khususnya kalau selama ini Anda diharuskan meminum obat atau menderita sakit kronis.
Ikuti jadwal yang Anda telah buat.
Hal ini sangat perlu, namun bukan berarti harus kaku. Karena tidak tertutup kemungkinan jadwal bisa berubah karena suasana intim dengan Tuhan.
Mengakhiri puasa secara bertahap.
Mulailah makan secara bertahap. Jangan makan makanan yang keras segera setelah berakhirnya puasa. Masuknya kembali makanan keras secara tiba-tiba ke dalam pencernaan Anda, dapat menimbulkan akibat yang negatif bahkan berbahaya. Cobalah terlebih dahulu makanan ringan yang biasa dimakan sehari-hari. Dengan mengakhiri puasa secara bertahap, Anda dapat memperoleh manfaat yang lebih baik secara fisik maupun rohani, bahkan dapat membantu menjaga kesehatan Anda.
Harapkan hasil
Apabila Anda dengan tulus merendahkan diri di hadapan Tuhan, bertobat, berdoa dan mencari wajah-nya; serta senantiasa setia merenungkan firman-Nya, maka Anda akan menikmati kehadiran Allah (Yohanes 14:21). Tuhan akan mengaruniakan kesegaran rohani dalam diri Anda. Keyakinan dan iman Anda kepada Tuhan akan semakin kuat. Anda akan merasakan bahwa mental, spritual dan fisik Anda kembali disegarkan, maka Anda akan memperoleh jawaban atas doa-doa Anda. Memiliki penguasaan diri yang sangat baik.
Puasa yang sederhana, bagaimanapun tidak membuat seseorang sembuh secara total dari sakit rohani. Sebagaimana kita membutuhkan kepenuhan Roh Kudus setiap hari, sesungguhnya kita juga perlu mengadakan puasa di hadapan Tuhan. Puasa 24 jam setiap minggu telah terbukti memberi manfaat bagi banyak orang Kristen.
Anda membutuhkan waktu yang cukup untuk membangun ‘otot’ puasa Anda. Jika Anda gagal menyelesaikan puasa yang pertama, jangan kecewa. Jika dahulu Anda sudah pernah berpuasa namun sekarang tidak lagi, atau Anda merasa masih perlu memperdalam pemahaman Anda untuk melaksanakan lagi, segeralah untuk berpuasa sampai Anda berhasil. Allah menghargai kesetian Anda.
ANGGAPAN YANG SALAH TENTANG DOA DAN PUASA
Sebagian orang terlalu berani menjamin bahwa dengan melakukan doa dan puasa maka semua keinginan atau suatu kebutuhan serta pergumulan akan didegar – dalam arti dikabulkan dan diselesaikan seperti yang diharapkan – oleh Tuhan.
Yesaya 53:3-4
Mereka menganggap bahwa dengan berpuasa akan membuat Tuhan memenuhi permintaan mereka. Tetapi bagaimana jawaban Tuhan?
Alkitab mengajarkan bahwa puasa yang benar harus didukung tindakan yang benar juga
Yesaya 58:5-12 ;Yeremia 14:11-12
KESIMPULAN
Doa dan puasa lebih kepada kebutuhan daripada perintah atau peraturan agama.
Walaupun bangsa Israel diperintahkan untuk berpuasa, tujuannya adalah supaya mereka merendahkan diri dihadapan Tuhan.
Kita dapat melihat situasi bahwa doa dan puasa yang mereka lakukan selanjutnya sebagai akibat dari suatu situasi yang sulit. Mereka merendahkan diri dengan berpuasa untuk memohon belaskasihan dan juga pertolongan Tuhan.
Berdoa dan berpuasa itu sangat penting baik untuk kesegaran jasmani terlebih kesegaran secara rohani yaitu jika seseorang atau sekelompok orang yang melakukannya benar-benar bertemu dengan Tuhan.
~ AMIN ~
Doa dan Puasa adalah doa yang disertai dengan berpuasa, dan merupakan ibadah yang bersifat khusus dan juga merupakan hal yang penting.
Dalam PB tidak ada perintah khusus atau ketetapan untuk melakukan doa dan puasa seperti halnya bagian ibadah yang lain. Pada awalnya Doa dan Puasa ini dilakukan dengan adanya suatu kondisi yang sukar sehingga umat Allah menjauhkan diri dari aktivitas fisik dan memusatkan perhatian kepada hubungan dengan Tuhan dan merendahkan diri dihadapanNya disertai permohonan. Namun selanjutnya, doa dan puasa ini menjadi bagian dari ibadah yang dilakukan secara rutin atau teratur walau ada juga dilakukan secara khusus dan bagi orang Yahudi doa dan puasa ini sudah menjadi aturan agama.
DEFENISI
Kata ‘puasa’ dalam bahasa Ibrani: tsum,tsom dan nafsya; Yunani: nesteia, yang secara hurufiah berarti merendahkan diri dengan berpuasa. Yang dapat diartikan ‘mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri di hadapanNya agar terjadi rekonsiliasi atau pendamaian dengan Tuhan.’dan jika Tuhan berkenan mengadakan perdamaian dengan kita, maka saat itulah ia akan mendengarkan, menjawab dan melepasakan kita dari persoalan yang menimpa kita. Jadi puasa bukanlah suatu ritual keagamaan yang ditujukan untuk mendapatkan berkat tertentu. Karena banyak orang yang berpikir jika dia berpuasa sekian lama maka doanya akan terkabul. Berkat dan pertolongan Tuhan itu mengikuti puasa yang dilakukan dengan motivasi yang benar, sebagaimana Yesus berkata dalam Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Jadi, tujuan puasa adalah mencari hadirat Tuhan, merendahkan diri memohon ampun dan pemulihan dari Tuhan.
Pada hakekatnya puasa itu adalah :
1. Bukan sekedar acara matirasa/askese; tidak makan dan minum atau tidak melakukan aktivitas secara fisik.
Ulangan 8:3, Matius 15:32, Markus 8:3,
Tuhan memberikan makanan yang tidak dikenal oleh manusia dan bukan makanan yang berasal dari hasil bumi yaitu manna. Untuk menyadarkan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja melainkan dari Firman yang keluar dari mulut Allah. Dalam PB, Yesus tidak membiarkan orang banyak yang mengikutinya kelaparan, ia memberi mereka makan.
2. Merendahkan jiwa sendiri untuk menyatakan sikap ketergantungan kepada Allah.
Imamat 16:29-31
Puasa merupakan hal yang wajib dilakukan oleh bangsa Israel karena diatur dalam Hari Raya Pendamaian (Hari Grafirat, Im 16:29-31) diatas. Umat Israel harus merendahakan diri dan berpuasa dengan diadakannya hari pendamaian untuk pentahiran. Sehingga dengan merendahkan diri dihadapan Tuhan serta menjauhkan diri makan dan kesibukan, ada waktu kudus bagi Tuhan sekaligus akan terhindar dari keduniawian.
3. Suatu tindakan penyerahan diri yang penuh kepada Allah sebelum memulai misi.
Matius 4:2 bdk Keluaran 34:28, I Raja-raja 19:8
Penyerahan diri yang dimaksud adalah memfokuskan seluruh perhatian kepada Allah dengan cara bersekutu dengan Dia. Penyerahan diri ini akan menghasilkan suatu kelengkapan atau kekuatan yang baru ketika menjalankan misi.
4. Bukan sekedar memenuhi/menunaikan perintah agama.
Matius 6:17-18
Puasa sudah menjadi bagian ibadah orang Israel dan juga diterapkan oleh berbagai denominasi gereja. Walaupun pelaksanaan puasa ini telah diatur dengan baik, bukan berarti orang yang melakukannya hanya memenuhinya dalam arti yang penting sudah melakukan.
5. Sebagai persiapan diri untuk berjumpa dengan Allah
Keluaran 34:28 , Daniel 9:3
Sebelum berjumpa dengan Allah yang kudus, seseorang perlu menguduskan diri dalam arti memisahkan diri dari keduniawian. Ibrani 12:14 mengatakan bahwa tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Allah.
6. Tidak dapat dipisahkan dari memberi sedekah
Matius 6:2-4 , Matius 6:5-8, Matius 6:16-18, Matius 6:17-25, KPR 13:3
Bagi orang Yahudi, memberi sedekah, berdoa dan berpuasa merupakan bagian ibadah yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Berpuasa bukan sekedar tidak makan, tetapi juga perlu memperhatikan orang yang membutuhkan pertolongan.
7. Memisahkan diri dari aktivitas duniawi tetapi secara khusus mengandaikan kasih kepada kaum miskin.
Yesaya 58:3-7, Yoel 2:16
Adalah keliru jika seseorang melakukan puasa sebagai bagian dari ibadah, tetapi kebiasaan-kebiasaan buruknya tidak berubah. Seperti apa yang dikatakan dalam kitab Yesaya diatas, orang tersebut berpuasa tetapi tetap saja menindas orang miskin.
ALASAN DAN TUJUAN DILAKUKAN
1. Untuk meyatakan ratap pribadi
I Samuel 31:13
Dalam keadaan yang sangat tertekan atau adanya pergumulan yang sangat berat adalah sangat baik jika datang kepada Tuhan dengan meratap dan disertai dengan berpuasa.
2. Untuk memohon suatu karunia
II Samuel 12:16,22, Yoel 2:12-17
Karunia yang dimaksud adalah belas kasihan karena adanya suatu hukuman dari Tuhan. Daud melakukannya ketika anak yang lahir dari hasil perzinahannya dengan Batsyeba sakit keras, ia memohon kepada Tuhan agar anak tersebut dibiarkan tetap hidup. Tetapi Tuhan tidak mengabulkannya.
3. Memohon pengampunan kolektif atau individu
I Raja-raja 21:27, Yunus 3:5,7-8
Hampir sama dengan memohon suatu karunia. Dapat dilakukan secara pribadi atau kelompok. Orang Niniwe melakukannya secara menyeluruh, dan Tuhan berkenan menarik murka-Nya dari mereka.
4. Memohon terang Ilahi
Daniel 10:3,13; KPR 13:2-3 à memilih utusan Injil, KPR 14:23 à memilih tua-tua
Untuk meminta petunjuk dari Tuhan, Daniel berpuasa. Demikian juga jemaat di Yerusalem ketika mereka hendak memilih utusan injil dan tua-tua mereka berpuasa supaya hati dan pikiran mereka diterangi oleh Tuhan. Ada kepekaan rohani.
5. Persiapan sebelum memulai misi
Hakim-hakim 20:26,KPR 14:23
Selain sebagai penyerahan diri sebelum memulai misi, juga merupakan persiapan sebelum memulai misi atau pelayanan.
6. Pernyataan pertobatan
I Samuel 7:6, I Raja-raja 21:27, Nehemia 9:1-2, Daniel 9:3-4, Yunus 3:5-8
Untuk menyatakan penyesalan atas kesalahan dan sekaligus sebagai penyataan pertobatan, maka seseorang mengadakan puasa untuk memohon pengampunan dan sekaligus mendekatkan diri kepada Allah.
7. Untuk merendahkan diri
Ezra 8:21, Mazmur 69:11
Hal yang penting didalam berpuasa adalah merendahkan diri dihadapan Tuhan, artinya kita mengakui bahwa kita membutuhkan Tuhan, kita mengakui bahwa kita telah berdosa kepada-Nya. Merendahkan diri kita sebaliknya berarti kita meninggikan Tuhan.
8. Untuk memperoleh bimbingan dan pertolongan Allah
Keluaran 34:28, Ulangan 9:9, II Samuael 12:16-23, II Tawarikh 20:3-4 , Ezra 8:21-23
Ketika menghadapi situasi yang sulit, sangat baik memohon bimbingan kepada Allah akan apa yang paling baik yang harus dilakukan. Seperti halnya Yosafat dalam 2 Tawarikh, kemudian Allah menguatkan hatinya sehingga ia tidak takut lagi.
PELAKSANAAN
Pada dasarnya didalam Alkitab tidak ada aturan yang baku kapan, berapa orang dan berapa lama berpuasa. Berpuasa dilakukan sesuai dengan kerinduan dan kebutuhan seseorang atau sekelompok orang yang melakukannya.
Contoh-contoh pelaksanaan puasa:
Ada yang dilakukan sewaktu-waktu dan juga secara teratur/rutin yang bersifat :
1. Bersifat perorangan ( II Samuel 12:22 )
2. Bersifat kolektif ( Hakim-hakim 20:26, Yoel 1:14 )
Dilakukan secara teratur/rutin dalam rangka memperingati hari-hari khusus/raya ataupun sebagai penantian.
3. Orang Ibrani berpuasa pada Hari Pendamaian (Imamat 16:25,31, Imamat 23:27-32, Bilangan 29:7, KPR 27:21-33)
4. Sesudah pembuangan, empat puasa tahunan yang lain dilakukan, yakni untuk memperingati malapetaka dalam sejarah bangsa Yahudi ( Zakaria 9:19)
5. Ditetapkan pada zaman Ester demi keselamatan orang Yahudi yang ada di Susan. (Ester 9:31)
6. Secara rutin dilakukan oleh orang Yahudi pada jaman Tuhan Yesus atau Perjanjian baru. Dua kali dalam satu minggu - kemungkinan : Senin dan Kamis - (Lukas 18:12)
7. Menjadi sesuatu yang biasa dipraktekkan dalam gereja Kristen; dengan dinyatakan penantian gereja akan kedatangan Tuhan kembali. (KPR 13:2, II Korintus 6:5; 11:27, Matius 9:14-15 )
Tidak direncanakan
8.Dikarenakan suatu situasi yang luar biasa. Bukan secara terpaksa melainkan dengan sendirinya. Mungkin juga dengan tidak tersediannya makanan dan/atau karena keintiman hubungan dengan Allah.
Keluaran 34:28 à Musa ; I Raja-raja 19:8 à Elia ; Matius 4:1-4 à Yesus
Bagaimana cara berpuasa yang benar?
Karena puasa adalah persoalan mencari hadirat Tuhan dengan merendahkan diri dihadapan-Nya, maka bukan metode puasa yang terutama disini, tetapi sikap hatilah yang menjadi hal yang terutama untuk dibenahi. Alkitab tidak menjelaskan secara rinci apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan, apa yang boleh dimakan atau yang tidak boleh dimakan , apa yang boleh diminum atau tidak boleh diminum ketika kita berpuasa. Sekalipun kata ‘puasa’ yang dalam bahasa Yunaninya “nesteia” dapat juga diartikan berpantang atau menahan nafsu dari makan dan minum tetapi aturan tentang berpantang makan dan minum itu sendiri tidak dijelaskan secara rinci.
- Puasa Musa dan Elia (Kel.34:28 ; I Raja-raja 19:8)
Puasa ini sering disebut sebagai puasa luar biasa karena Tuhan yang berinisiatif dan memberi kekuatan untuk bertahan
- Puasa Ester ( Ester 4:16) Ezra (Ezra 10:6) dan Rasul Paulus (Kis 9:9)
Nampaknya puasa Ester adalah satu-satunya catatan yang jelas dari puasa tanpa makan dan tanpa minum yang pernah dilakukan secara normal oleh manusia selama 3 hari 3 malam, puasa ini sering disebut dengan puasa total
- Puasa Daniel (Daniel 10:2-3)
Penjelasan atas puasa Daniel lebih lengkap dari puasa-puasa yang disebutkan sebelumnya. Dalam puasa Daniel dikatakan Ia tidak makan makanan yang sedap, Ia juga tidak makan daging dan anggur, tetapi tidak dikatakan ia tidak minum air. Puasa Daniel disebut juga puasa sebagian.
- Puasa Yesus (Matius 4:1-4)
Sebelum memulai pelayananNya, Yesus mengadakan puasa selama 40 hari 40 malam. Para ahli Alkitab percaya bahwa puasa yang dilakukan oleh yesus adalah puasa terhadap makanan, bukan minum. Puasa yang Yesus lakukan ini disebut puasa normal atau puasa biasa.
Jadi Puasa yang bagaimana yang harus kita lakukan? Kita bisa melakukan puasa total dengan tidak makan dan tidak
minum, dalam kurun waktu yang tidak lama, paling lama 3 hari 3 malam. Atau, kita dapat berpuasa normal, yaitu dengan tidak makan tetapi tetap minum air. Atau kita dapat melakukan puasa sebagian, misalnya dengan mengurangi jumlah makanan yang dimakan dan tidak makan daging. Pilih dan lakukan puasa yang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Jika kita sudah bisa dengan puasa yang ringan, kita bisa tingkatkan lagi dengan puasa ke tahap yang lebih berat. Namun yang lebih penting dari persoalan makan dan minum yang hanya menyangkut masalah fisik, adalah masalah rohani di balik puasa itu sendiri.
LANGKAH LANGKAH MELAKUKAN DOA DAN PUASA
Tentukan tujuan anda
Mengapa Anda berpuasa? Apakah puasa itu untuk pembaharuan rohani, untuk mencari kehendak Allah, untuk kesembuhan, untuk menyelesaikan suatu masalah, atau untuk mendapatkan hikmat dalam mengatasi keadaan yang sulit? Mintalah agar Roh Kudus memperjelas pimpinan-Nya kepada Anda dalam menentukan tujuan berdoa dan berpuasa. Hal ini akan memungkinkan Anda untuk berdoa dengan lebih spesifik dan strategis.
Tetapkan komitmen Anda.
Berapa lama akan berpuasa, puasa yang bagaimana, aktivitas apa yang anda lakukan pada saat berpuasa, berapa kali/lama anda berdoa dan mendoakan apa saja ketika anda berpuasa?
Persiapkan diri anda secara rohani.
Hati, pikiran bahkan jiwa harus dipersiapkan untuk berjumpa dengan Allah. Jika ada dosa atau kejahatan yang dilakukan, akui dan mintalah ampun kepada Allah.
Persiapkan fisik Anda.
Lakukanlah antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi saat Anda berpuasa. Berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter, khususnya kalau selama ini Anda diharuskan meminum obat atau menderita sakit kronis.
Ikuti jadwal yang Anda telah buat.
Hal ini sangat perlu, namun bukan berarti harus kaku. Karena tidak tertutup kemungkinan jadwal bisa berubah karena suasana intim dengan Tuhan.
Mengakhiri puasa secara bertahap.
Mulailah makan secara bertahap. Jangan makan makanan yang keras segera setelah berakhirnya puasa. Masuknya kembali makanan keras secara tiba-tiba ke dalam pencernaan Anda, dapat menimbulkan akibat yang negatif bahkan berbahaya. Cobalah terlebih dahulu makanan ringan yang biasa dimakan sehari-hari. Dengan mengakhiri puasa secara bertahap, Anda dapat memperoleh manfaat yang lebih baik secara fisik maupun rohani, bahkan dapat membantu menjaga kesehatan Anda.
Harapkan hasil
Apabila Anda dengan tulus merendahkan diri di hadapan Tuhan, bertobat, berdoa dan mencari wajah-nya; serta senantiasa setia merenungkan firman-Nya, maka Anda akan menikmati kehadiran Allah (Yohanes 14:21). Tuhan akan mengaruniakan kesegaran rohani dalam diri Anda. Keyakinan dan iman Anda kepada Tuhan akan semakin kuat. Anda akan merasakan bahwa mental, spritual dan fisik Anda kembali disegarkan, maka Anda akan memperoleh jawaban atas doa-doa Anda. Memiliki penguasaan diri yang sangat baik.
Puasa yang sederhana, bagaimanapun tidak membuat seseorang sembuh secara total dari sakit rohani. Sebagaimana kita membutuhkan kepenuhan Roh Kudus setiap hari, sesungguhnya kita juga perlu mengadakan puasa di hadapan Tuhan. Puasa 24 jam setiap minggu telah terbukti memberi manfaat bagi banyak orang Kristen.
Anda membutuhkan waktu yang cukup untuk membangun ‘otot’ puasa Anda. Jika Anda gagal menyelesaikan puasa yang pertama, jangan kecewa. Jika dahulu Anda sudah pernah berpuasa namun sekarang tidak lagi, atau Anda merasa masih perlu memperdalam pemahaman Anda untuk melaksanakan lagi, segeralah untuk berpuasa sampai Anda berhasil. Allah menghargai kesetian Anda.
ANGGAPAN YANG SALAH TENTANG DOA DAN PUASA
Sebagian orang terlalu berani menjamin bahwa dengan melakukan doa dan puasa maka semua keinginan atau suatu kebutuhan serta pergumulan akan didegar – dalam arti dikabulkan dan diselesaikan seperti yang diharapkan – oleh Tuhan.
Yesaya 53:3-4
Mereka menganggap bahwa dengan berpuasa akan membuat Tuhan memenuhi permintaan mereka. Tetapi bagaimana jawaban Tuhan?
Alkitab mengajarkan bahwa puasa yang benar harus didukung tindakan yang benar juga
Yesaya 58:5-12 ;Yeremia 14:11-12
KESIMPULAN
Doa dan puasa lebih kepada kebutuhan daripada perintah atau peraturan agama.
Walaupun bangsa Israel diperintahkan untuk berpuasa, tujuannya adalah supaya mereka merendahkan diri dihadapan Tuhan.
Kita dapat melihat situasi bahwa doa dan puasa yang mereka lakukan selanjutnya sebagai akibat dari suatu situasi yang sulit. Mereka merendahkan diri dengan berpuasa untuk memohon belaskasihan dan juga pertolongan Tuhan.
Berdoa dan berpuasa itu sangat penting baik untuk kesegaran jasmani terlebih kesegaran secara rohani yaitu jika seseorang atau sekelompok orang yang melakukannya benar-benar bertemu dengan Tuhan.
~ AMIN ~