Welcome

Bekerjalah Untuk Makanan Yang Tidak Dapat Binasa....!!!

Friday 24 June 2011

PROSES PENGILHAMAN ALKITAB


PROSES PENGILHAMAN ALKITAB
By: Fernando Tambunan


I.             Pendahuluan

Alkitab adalah Firman Allah, kalimat tersebut sangat sering kita dengarkan, bahkan kita sendiripun sering menyatakannya. Alkitab mengatakan dirinya Firman Allah, karena Alkitab itu sungguh diilhami oleh Allah. Tetapi banyak orang keliru dalam memahami Alkitab, mereka beranggapan bahwa suatu kitab Allah harus berisi wahyu Tuhan yang diturunkan langsung ke dunia. Kitab itu dianggap harus murni seratus persen dari surga tanpa campur tangan manusia; tanpa cacat, tanpa kekurangan, dan tanpa kelemahan sekecil apapun. Dengan alasan Tuhan Maha Sempurna tidak mungkin ada kekurangan sekecil apapun pada firmanNya yang telah ditulisNya di Surga.
Di antara jutaan buku-buku yang ada di dunia ini, bagaimanakah kita dapat menyakini bahwa Alkitab adalah benar-benar Firman Allah? Alkitab mengatakan bahwa dirinya adalah Firman Allah, Rasul Paulus menulis: "Segala tulisan diilhamkan Allah, memang bermanfaat untuk mengajar…" (II Tim.3:16) Jadi jelas terlihat dari ayat ini bahwa Alkitab diilhamkan Allah.
Tetapi apakah artinya Alkitab diilhami Allah? Bagaimanakah hal itu terjadi? Sejauh manakah Alkitab diilhami oleh Allah? Jikalau Alkitab sungguh diilhami Allah, apakah akibat pengilhaman tersebut? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan di bahas dalam makalah ini.

II.          Pengilhaman Alkitab
1.            Pengertian
Semenjak dunia dijadikan Allah telah berinisiatif  untuk menyatakan diri-Nya dikenali oleh manusia. Penyataan Allah kepada manusia dinyatakan melalui Wahyu Umum maupun Wahyu Khusus. Alkitab merupakan wahyu khusus Allah kepada manusia. Di dalam Alkitab manusia dapat mengenal Allah, mengetahui asal usul dirinya serta dunia ini walaupun tidak secara detail dan kronologis. Namun yang menjadi masalah adalah jika Alkitab itu adalah benar-benar Firman Allah, bagaimanakah cara Allah menuliskannya?.
Dalam 2 Timotius 3:16 tertulis: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Kata sifat yang diterjemahkan ’diilhamkan” adalah  yeopneustov (theopneustos) = inspiration (inggris).
 Dalam Alkitab terjemahan inggris (NIV): “All Scripture is God breathed and is usefull for teaching…”.   Kata God breathed di sini berarti sebagai “penghembusan” (peniupan nafas) Ilahi kepada seorang manusia melalui Roh Kudus, yang mengakibatkan seorang tersebut berbicara atau menulis dengan kualitas, penglihatan, ketetapan dan otoritas yang tidak mungkin ada dalam kalimat atau tulisan orang lain yang tidak digerakkan Roh Kudus.[1] Kata God breathed atau dalam  terjemahan lainnya menggunakan kata inspiration, dan hanya muncul satu kali dalam PB Yunani.
Paul Enns dalam bukunya menyatakan bahwa ada beberapa unsur penting pada defenisi yang tepat dari inspirasi yaitu[2] :
1.      Unsur ilahi. Allah Roh Kudus memimpin para penulis untuk menjamin keakuratan dari tulisan;
2.      Unsur manusia, para penulis menulis sesuai dengan cara dan kepribadian mereka masing-masing;
3.      Hasil dari penulisan ilahi dan manusia ini adalah catatan dari kebenaran Allah yang tanpa salah;
4.      Inspirasi meliputi seleksi kata-kata oleh para penulis;
5.      Inspirasi berhubungan dengan manuskrip asli.

               Ketika orang mengatakan bahwa Alkitab diilhamkan, mereka menunjuk kepada fakta bahwa Allah mempengaruhi orang-orang yang menulis Kitab Suci dengan cara sedemikian rupa sehingga apa yang mereka tuliskan adalah Firman Allah. Pengilhaman memberi tahu kita bahwa Alkitab benar-benar adalah Firman Allah, dan dibandingkan dengan kitab-kitab lainnya, ini membuat Alkitab menjadi kitab yang unik.
               Sekalipun ada pendapat yang berbeda-beda mengenai sampai taraf apa Alkitab diilhamkan, tidak ada keraguan bahwa Alkitab sendiri mengklaim bahwa setiap kata, dalam setiap bagian Alkitab, diilhamkan oleh Allah (1 Korintus 2:12-13; 2 Timotius 3:16-17). Pandangan semacam ini mengenai Alkitab sering disebut sebagai inspirasi secara ”verbal dan menyeluruh” (verbal plenary inspiration). Yang dimaksudkan adalah bahwa pengilhaman adalah untuk semua kata (inspirasi verbal), bukan hanya konsep atau ide. Yang diilhamkan adalah seluruh bagian dan topik Alkitab (inspirasi secara menyeluruh). Ada orang-orang yang percaya bahwa hanya sebagian dari Alkitab yang diilhamkan, atau hanya pemikiran-pemikiran atau konsep-konsep yang berhubungan dengan agama yang diinspirasikan; namun pandangan serupa ini tidak sesuai dengan apa yang diklaim oleh Alkitab sendiri. Pengilhaman secara verbal dan menyeluruh adalah karakteristik penting dari Fiman Tuhan.

2.      Proses Pengilhaman
Inspirasi/Pengilhaman berarti proses dimana Allah campur-tangan terhadap para penulis Alkitab melalui pekerjaan Roh Kudus atas diri penulis, sehingga apa yang mereka tulis merupakan kata-kata asli mereka tetapi sekaligus juga merupakan catatan yang akurat dari wahyu Allah yang tidak mengandung kesalahan. Bukan seperti seorang sekretaris yang secara mekanis didikte oleh atasannya untuk mengetik surat[3], Tuhan-Alkitab tidak mendiktekan FirmanNya dengan cara demikian. FirmanNya yang "dimasukkan" ke dunia dan tinggal di dunia untuk berkomunikasi dengan manusia melalui panca-indera dan nalarnya, ternyata justru memilih unsur-unsur dunia yang terbatas, seperti: tempat, waktu, budaya dan bahasa-dunia. Bukankah ini dapat diumpamakan dengan orang-tua yang harus membatasi dirinya dan menurunkan tingkat bahasanya ketika ia berbicara dengan seorang anak kecil? Karena Tuhan memilih dan memakai hal-hal yang terbatas, maka Ia pun menggambarkan hakekat keilahianNya dalam batas-batas yang dipilihNya itu. melalui bahasa dan budaya manusia namun dalam hikmat Roh Allah, firmanNya disampaikan kepada manusia (1 Korintus 2:13). Secara teknis, inspirasi hanya ditujukan pada tulisan asli (autographa) bukan salinan atau terjemahan.
Walaupun Allah mengontrol penulisnya, sehingga apa yang ditulis mereka hanyalah apa yang dikehendaki-Nya, para penulis tetap menggunakan pikiran dan kepribadian mereka sendiri selama proses penulisan tersebut. Berita kebenaran Alkitab ditulis manusia yang tetap diberi kebebasan untuk menggunakan bakat dan gaya penulisan, huruf dan bahasa mereka masing-masing. Dengan demikian, hasil tulisan setiap penulis terkait dengan budaya dan kepribadian serta pengalamannya.
Hal ini begitu jelas terlihat dalam perbedaan gaya tulisan dan pendekatan yang digunakan masing-masing penulis tersebut. Melalui keunikan pribadi penulis tersebut, Allah tetap dapat menyampaikan Firman-Nya.  
Namun semuanya telah dituntun oleh Roh Kudus untuk menghasilkan Firman-Nya yang dituangkan secara benar, perlu dan cukup, didalam batas-batas pengertian yang mampu diungkapkan melalui rangkaian abjad dunia yang terbatas. Oleh dorongan Roh Kudus orang-orang yang diilhami itu berbicara atas nama Tuhan (2 Petrus 1:21)

3.      Keberatan-Keberatan Terhadap Konsep Pengilhaman

III.             Kesimpulan dan Aplikasi

Tuhan mampu membuat Alkitab cukup sempurna melalui dan keterbatasan manusia. Dimanapun, Tuhan tidak pernah menetapkan bahwa adanya wahyu yang robotis (tanpa unsur manusia) merupakan prasarat bagi kebenaran. Para nabi Israel pun tidak pernah mengenal pewahyuan yang demikian. Tuhan Tidak bermaksud menghadirkan dunia sebuah Alkitab yang asing, terlepas dari unsur dunia ini. Ia justru memilih kitab ilahi yang masuk kedalam sejarah-dunia dalam keterbatasannya, namun berpadu dan berhubungan akrab dengan manusia, seakrab mungkin. Firman yang diturunkan di dalam wujud yang dianggap oleh orang-orang sebagai “lemah, penuh kekurangan, mengandung banyak kesalahan, dan tidak sempurna”, justru tidak pernah kehilangan kemampuannya untuk tampil sebagai Alkitab yang benar dan sempurna!
Pengetahuan tentang seluruh teks Alkitab dan upaya untuk mempelajarinya secara mendalam sangat penting bagi kehidupan dan pengembangan rohani. Namun bukan hal itu yang menjamin keselamatan seseorang. Alkitab tidak mengenal bahwa dengan makin pintarnya seseorang menemukan dan mengamalkan tradisi dan ayat tersembunyi, akan otomatis menempatkannya lebih berpahala sehingga lebih mudah naik ke surga, ketimbang orang-orang bodoh yang kurang mengetahuinya. Inilah keadilan Tuhan-Alkitab, atas orang-orang yang sederhana dan yang tidak mampu membaca. mereka tetap dibuat pantas dan disetarakan oleh Tuhan dengan para Ahli Kitab yang bahkan menguasai perngertian seluruh ayat Alkitab yang ada!
Jadi, itulah keunikan pengilhaman Alkitab. Sekalipun tidak dikerjakan secara langsung dan mutlak-total dengan Tangan-Tuhan (secara ‘robot’ didiktekan), dan sekalipun tunduk mengikuti segenap keterbatasan duniawi, namun Alkitab cukup sempurna untuk menyaksikan kebenaran Mesias, Anak Tuhan, menyampaikan kehendak Tuhan, memberi hikmat, berkat dan keselamatan bagi umat manusia






[1] Trivena Ambarsari, Bibliologi: Doktrin Alkitab , hal.  15,  Surabaya, Momentum, 2002
[2] Paul Enns, The Moody Hand Book of Theology, hal 194, Malang, Literatur SAAT, 2003
[3] Trivena Ambarsari,  The Moody….hal. 14