STRES & DEPRESI
by: Fernando Tambunan
I. PENDAHULUAN
Dewasa ini banyak orang yg membicarakan tentang stres dan depresi, tapi saya rasa tidak banyak pula yang mengetahui secara utuh atau secara lengkap apa sebenarnya stress dan depresi itu, bagaimana timbulnya, bagaimana menanggulanginya dan seterusnya. Stres dan depresi sebenarnya adalah dua hal yang sepertinya sama namun tidak persis sama. Berikut ini adalah penjelasan tentang kedua hal tersebut.
II. STRES
Stres itu adalah suatu keadaan di mana seseorang merasa terdesak atau tercekam dan ini disebabkan oleh tekanan, bisa dari luar, bisa dari dalam atau kedua-duanya.
Antara stres dan depresi. Depresi itu adalah gejalanya, maksudnya stres itu suatu kondisi yang kita alami dan kondisi yang kita alami bisa membuat kita itu mengalami gangguan yang namanya depresi atau juga misalnya bukan hanya depresi yang bisa timbul, misalnya gangguan-gangguan yang lain. Dalam stres yang berat orang bisa menderita schizophrenia. Reaksi manusia berbeda-beda dalam menghadapi tekanan-tekanan di dalam kehidupan. Apa yang bagi seseorang dapat menimbulkan stres, bagi orang lain tidak. Jika terlalu banyak kejadian mendadak terjadi sekaligus, penangggulangan tekanan menjadi lebih sukar. Latar belakang seseorang, struktur neurologinya, dan pengalaman- pengalamannya yang terdahulu dalam menghadapi tekanan, mempengaruhi cara dia memberi tanggapan. Seorang yang kehilangan pekerjaan dapat merasa hancur, tetapi sebaliknya ada orang lain yang kehilangan pekerjaan tetapi ia melihat hal itu sebagai suatu kesempatan untuk maju karena ia dapat menemukan kedudukan baru yang kemungkinan lebih baik. Masing-masing orang memiliki ketahanan yang berbeda dalam menghadapi stres. Ada yang lebih kuat dan ada juga yang mudah sekali untuk mengalami stres. Seorang pria dan wanita pun berbeda, pada pria misalnya tampak gejala stres yang lebih dirasakan berat adalah di dalam dunia kerja. Bila dibandingkan dengan wanita yang lebih rentan terhadap stres karena buruknya hubungan sosial.
Jenis-Jenis Stres
Seorang Ahli terapi dari Australia, Dr Charmaine Saunders menyatakan stres bisa dikategorikan dalam tiga jenis yaitu:
1. Stres fisik, yang memiliki gejala seperti berikut : Rasa lelah yang sangat, Insomania akut, Sakit kepala, Rasa sakit yang tidak jelas, Mudah terserang penyakit, Lesu tidak bergairah, Tubuh tegang.
2. Stres emosional, dengan gejala yang lebih sulit dikenali, yaitu: Tidak mau berhubungan dengan orang lain, Depresi, Cepat marah, Perasaan tidak menentu, Panas hati (jengkel berkepanjangan), Merasa dikucilkan, Kehilangan libido atau gairah seks.
3. Stres mental, biasanya menunjukkan gejala kejiwaan yaitu: Sulit berkonsentrasi, Hilang ingatan, Bingung, Membuang waktu dengan tidak melakukan apa-apa, Bingung dengan arah, (bisa juga karena keterikatan dengan obat-abatan dan okultisme)
Berbagai Penyebab Stres
1. Hubungan yg tak pasti. Jika seseorang mengalami ketidakpastian tentang suatu hubungan seperti persahabatan atau pernikahan, stres dapat timbul. Jika seseorang memikirkan apakah pasangannya tidak bahagia atau apakah pasangannya berniat hendak meninggalkan pernikahan, tidak hanya stres yang timbul, tetapi ini mudah menjadi suatu kritis. Beban jenis ini dapat mewarnai sikap seseorang terhadap seluruh bidang hidupnya. [Baca dan terapkan Filipi 4:6-9]
2. Lingkungan sekitar. Keadaan lingkungan sekitar seseorang dapat menyebabkan stres. Keadaan lingkungan yang monoton dan tidak berubah dapat merupakan masalah, sama saja seperti suatu suasana bersaing yang penuh tekanan dan yang berjalan dengan cepat. [Baca Yohanes 16:33]
3. Perfeksionisme. Mempunyai standar yang terlalu tinggi merupakan jalan utama yang menyebabkan kegagalan dan penolakan diri. Sulit hidup dengan orang yang perfeksionis. Perfeksionisme biasanya berarti ketidakmantapan. Orang-orang yang mantap bersifat luwes dan bersedia mengambil resiko serta membuat perubahan-perubahan yang positif. Ketika seseorang mempunyai harapan-harapan yang tidak realistis dan ia tidak dapat mencapainya maka ia akan mulai membenci dirinya, dan ini membawanya kepada depresi. [Baca 1Yohanes 4:7 )
4. Ketidaksabaran. Jika orang sangat tidak sabar terhadap orang lain, berarti ia tidak sabar terhadap dirinya sendiri. Tidak dapat menyelesaikan berbagai hal sesuai dengan rencana membuat batin orang kacau. Kata sabar berarti "dapat menahan nafsu, tidak terburu-buru atau menurutkan kata hati, tabah, sanggup menanggung". [Baca Galatia 5:22-23]
5. Kekakuan. Ketidakluwesan hampir sama dengan perfeksionisme dan ketidaksabaran. Orang yang kaku menghabiskan waktu mereka untuk menyelidiki sesuatu yang mengganggu pikiran mereka. Mengakui kesalahan sendiri dan menerima pendapat orang lain adalah tanggapan yang matang dan dapat mengurangi stres. Efesus 4:2 menganjurkan, "Pertimbangkanlah berbagai keadaan dan keterbatasan karena kamu saling mengasihi" (terjemahan dari the Amplified Bible).
6. Ketidakmampuan untuk rileks. Banyak orang merasa sukar untuk duduk di kursi selama sepuluh menit dengan rileks. Pikiran mereka tetap jalan dan mereka memaksa diri. Kegiatan mereka disebut momentum stres. [Baca Yesaya 32:17]
7. Mudah meledak dan marah. Jika hidup seseorang ditandai dengan bom-bom penyebar amarah pada orang lain, stres tidak hanya mempengaruhi orang itu tetapi juga orang lain. [Baca Amsal 29:22]
8. Kurangnya humor dan kecilnya semangat hidup. Orang-orang yang suka membanggakan diri, suka menyalahkan diri, dan karenanya mereka mengalami stres, barangkali juga merasa sedih. [Baca Filipi 4:13]
9. Terlalu banyak bersaing. Membandingkan diri dengan orang lain dalam hal apa yang mereka perbuat dan apa yang mereka miliki akan menyebabkan tekanan yang tidak perlu pada diri seseorang. Kita tidak perlu membiarkan apa yang diperbuat dan dimiliki orang lain mempengaruhi hidup kita. Persaingan dalam hal-hal tertentu dapat mendatangkan kesenangan tersendiri, tetapi apabila hal ini berjalan terus-menerus maka tidak menyenangkan lagi. [Baca Maz. 37:3]
10. Kurangnya harga diri. Konsepsi diri yang rendah adalah dasar dari banyaknya kesulitan dalam hidup. Depresi dan stres dapat terjadi.
Menanggulangi Stres
Bagaimana kita dapat menghilangkan stres? Ada 3 cara:
1. Kita dapat mencoba mengubah keadaan lingkungan sekitar untuk mencegah hal-hal yang mungkin menyebabkan stres. Seseorang dapat berganti pekerjaan, berpindah dari lingkungan tempat tinggal, atau tidak berkunjung kepada kerabatnya sesering dulu. Sayangnya, tidak banyak orang menyadari berapa banyak perubahan tambahan yang harus dibuat dan ini dapat menimbulkan lebih banyak lagi stres.
2. Cara kedua untuk menanggulangi stres adalah memperhatikan gejala- gejalanya. Kita dapat berusaha mengubah tanggapan emosional dan tanggapan psikologis kita terhadap stres melalui penggunaan obat penenang, teknik-teknik relaks, meditasi, atau imajinasi.
3. Langkah yang ketiga ini adalah cara terbaik. Langkah ini meliputi tindakan mengubah berbagai keyakinan, anggapan dan cara berpikir negatif, yang membuat kita lebih mudah terserang stres. Persepsi dan evaluasi kita tentang dunia ini sebenarnya dapat menyebabkan stres. Mengubah sikap kita mungkin sulit, tetapi hal ini mungkin juga merupakan jalan yang paling berguna untuk mengurangi stres, tekanan dan kegelisahan.
III. DEPRESI
Kata depresi sebagaimana yang dipakai dalam bahasa sehari-hari mengacu sedikitnya pada dua keadaan: suasana hati dan keadaan sakit. Suasana hati yang tertekan adalah perasaan sedih, sakit dan derita yang pernah dialami oleh setiap orang. Keadaan ini biasanya tidak berlangsung lama dan tidak sampai mempengaruhi keadaan umum dari kesejahteraan tubuh atau tingkat kegunaan organ tubuh.
Meskipun demikian, depresi juga digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala. Gejala yang paling banyak dinyatakan adalah kesedihan yang terus-menerus dari suasana hati yang khas terjadi akibat terjadinya rasa kehilangan. Suasana hati yang cenderung mudah tertekan ini mempengaruhi keseluruhan kepribadian. Si penderita dalam kehidupan mentalnya tenggelam dalam rasa kehilangan yang nyata atau yang hanya bayangan belaka; dalam kehidupan sosialnya ia menarik diri dari pergaulan dengan keluarga dan teman-temannya; dan dalam kehidupan rohaninya ia terganggu oleh perasaan-perasaan terasing dari Allah. Penderita tersebut bisa juga secara fisik terganggu oleh nafsu makan yang turun, berat badan yang turun dan insomnia (penyakit sulit tidur). Perasaan putus asa dan pikiran untuk bunuh diri juga biasa muncul dalam diri penderita depresi.
Kenapa orang atau kita bisa terkena depresi atau orang-orang yang memang rentan terhadap depresi?
1. Faktor fisik, adakalanya depresi disebabkan oleh hal-hal yang bersifat jasmaniah atau biologis. Yaitu lebih mengacu pada fungsi kerja sel-sel di otak kita atau kita sebut senyawa kimiawi. Contoh orang-orang yang menderita depresi ditemukan kekurangan senyawa kimiawi yang disebut sorotonin.
Tanda orang terkena depresi yang paling jelas adalah :
a. Kehilangan minat pada hampir semua aspek kehidupannya, hal-hal yang biasanya dia lakukan tiba-tiba tidak menarik hatinya lagi dan tidak ingin dilakukannya lagi.
b. Keresahan yang luar biasa, tegang terus bawaannya. Dan pada depresi yang sudah berat kita akan bisa lihat penampakan wajahnya yang kaku sekali.
2. Depresi juga bisa muncul dari akibat fungsi otak kita.
3. Depresi disebabkan oleh kondisi kehidupan kita, ini bisa menyerang siapapun, yaitu pada waktu tekanan hidup terlalu berat dan kita tak sanggup lagi untuk memikulnya. Di sini juga ada 2 tipe orang yaitu:
a. Ada orang yang memang daya tahannya lemah sehingga waktu menanggung beban yang sedikit terlalu berat dia ambruk, dia mengalami depresi.
b. Namun ada orang-orang yang normal yang biasa mempunyai daya tahan yang kuat namun terpukul terus-menerus oleh hempasan-hempasan dalam hidup sehingga akhirnya dia ambruk.
Jadi dapat saya simpulkan bahwa pada umumnya depresi disebabkan oleh karena ketidakseimbangan, ketidak-seimbangan antara tekanan hidup dan daya tahan untuk menanggungnya.
Ada 2 jenis depresi yaitu:
a. Depresi berat atau major depression. Orang secara tuntas dan total kehilangan kemampuan memaksa dirinya untuk mengerjakan hal-hal yang dia harus kerjakan.
b. Depresi yang lebih ringan yang disebut destimia. Dalam hal ini orang masih bisa berfungsi pada umumnya meskipun depresinya berkepanjangan bulan demi bulan, tahun demi tahun namun dia masih bisa mengerjakan tugasnya.
Saran saya bagi yang sedang menderita depresi:
a. Jangan berpikir bahwa Anda hanyalah menambahkan beban pada orang, sebab orang di sekitar kita justru ingin kita sembuh, ingin kita kembali seperti semula.
b. Meskipun sulit untuk percaya pada orang, pada nasihat-nasihat tapi dengarkanlah nasihat-nasihat orang, pergilah ke dokter kalau memang itu yang diperlukan, makan obat secara teratur dan carilah orang yang bisa membantu memberikan petunjuk-petunjuk.
c. Selalu berharap pada Tuhan sebab Tuhan tidak meninggalkan orang yang dalam kesusahan.
Firman Tuhan berkali-kali berkata : "Dia adalah penolong dalam kesesakan," orang yang depresi adalah orang yang sesak, nafas pun tidak enak, Dia berjanji Dialah penolong bagi orang yang dalam kesesakan. Amsal 21:18, "Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat." Hiduplah dengan keseimbangan, pertimbangkan semuanya, rencanakan hidup ini jangan hidup sepertinya tidak ada aturan tidak ada pertimbangan. Hiduplah dengan penuh pertimbangan, hidup yang penuh pertimbangan, bisa menghindarkan diri kita dari depresi..
IV. PENUTUP
Tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan jika kita serahkan kepada Yesus. Ingat yang dapat kita hadapi, hadapilah, yang tidak dapat kita hadapi serahkan pada Yesus. Allah tahu mengerjakan yang terbaik bagi kita.
Refleksi :
Berhentilah mengingat masalah dan persoalan yang membebani hidup kita yang akhirnya membuat hidup kita menjadi stress dan depresi, tetapi ingatlah akan kasih Tuhan, ingatlah apa yang Yesus sudah lakukan dalam hidup kita sehingga kita dapat menjalani kehidupan ini dengan rasa syukur dan sukacita.
Doa :
Tuhan, saya tidak mau menjadi stress dan depresi karena saya tahu Tuhan selalu menyediakan yang terbaik dalam hidup saya. Oleh karena itu, tuntun dan sertailah sehingga saya dapat melewati segala masalah dan persoalan dengan kemenangan dari Tuhan. Amin. ? /nan1
Referensi:
1. Konseling Krisis, H. Norman Wirght, Gandum Mas,1996 Hal. 256-260
2. Kenali dan Kendalikan Stress Anda, Yulius Shandy, Milis Ayah Bunda
3. Kepemimpinan, Enos D. Marin, Yayasan Andi, Hal. 48-49
4. Mengenal Depresi, Pdt. Paul Gunadi PhD. dkk, Milis Telaga
5. Lord, I've Got a Problem, Don Baker, Harvest House Publisher, Oregon
6. Bebas dan Merdeka dari Stress & Depresi, Pdt. Gilbert Lumoindong, STh. Milis GL. Ministry