Pentingnya Rasa Sakit
Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (Yohanes 16:8)
Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka; Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy, sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit. Pernah ia gigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orangtuanya panik, namun ia tenang saja. Kali lain Roberto terjatuh. Kakinya terluka, tetapi ia tidak menjerit minta tolong. Ia bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini sangat berbahaya. Tubuhnya bisa terbakar atau terpotong tanpa disadari. Rasa sakit memang tidak enak, tetapi perlu untuk menyadarkan kita jika ada yang tidak beres.
Roh Kudus sering memberikan "rasa sakit" ketika orang beriman berbuat dosa. Dia menegur dan memberi peringatan, supaya kita insaf. Dia mengingatkan kita kembali akan perkataan-perkataan Kristus (ayat 13,14). Sebagai Roh Kebenaran, Dia bertugas memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Jadi, Dia tidak bisa tinggal diam waktu kita berbuat dosa. Dia akan menegur. Teguran-Nya mungkin terasa sakit dan menciptakan rasa bersalah di hati. Namun, ini perlu agar kita mendapatkan kesempatan untuk berbalik ke jalan Tuhan. Tanpa teguran, dengan mudah kita dapat disesatkan oleh pelbagai godaan. Seperti Roberto, kita bisa menjadi mati rasa terhadap dosa. Dan, bisa-bisa kita sudah terseret jauh sebelum sempat menyadarinya.
Bersyukurlah jika Roh Kudus masih menegur dan membuat Anda merasa bersalah ketika berbuat dosa. Itu tandanya Dia masih berkarya dalam diri Anda. Dengarkan dan hargailah teguran-Nya! Jangan sampai hati Anda kebal, hingga merasa nyaman berbuat dosa
BAGI MEREKA YANG MENOLAK TEGURAN ROH KUDUS KEGELAPAN ITU TERLIHAT TERANG