Welcome

Bekerjalah Untuk Makanan Yang Tidak Dapat Binasa....!!!

Saturday, 25 June 2011

Mengapa Kita harus Mengenal Allah?

MENGAPA KITA HARUS MENGENAL ALLAH ?

ALLAH YANG MENYATAKAN DIRI 
 
Pemikiran tentang Allah adalah pemikiran terbesar yang pernah dipikirkan oleh manusia. Namun bagaimanakah seseorang dapat memiliki pengetahuan akan Allah? Alkitab menegaskan bahwa Allah yang mengambil inisiatif pertama untuk menyatakan diri dan kehendak-Nya kepada manusia (Kej. 1:1). Tanpa tindakan sedemikian, manusia tidak akan pernah sampai kepada pengenalan sejati akan Allah. Manusia hanya dapat memperkirakan siapakah Allah itu berdasarkan sifat religiositas yang dimilikinya. Allah berdasarkan ide atau gagasan sendiri.

Alkitab memberikan kesaksian atas dua fakta yang berkenaan dengan kemungkinan pengenalan akan Allah. Pertama Alkitab mengajarkan bahwa Allah tidak dapat dipahami (God is incomprehensible, Ayub 11:7 ; Yes. 40:18), namun Alkitab juga mengatakan bahwa Allah dapat dikenal (God is knowable, Yoh. 14:7; Yoh. 17:3; 1 Yoh. 5:20). Keduanya benar tapi tidak dalam pengertian yang mutlak. Dengan mengatakan bahwa Allah tidak terpahami berarti manusia yang adalah terbatas tidak dapat mengetahui segala hal tentang Allah yang tidak terbatas. Dengan mengatakan bahwa Allah dapat dikenal, berarti sungguh Allah dapat dikenal oleh manusia dan bahwa manusia dapat bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah.

ALASAN MENGAPA KITA HARUS MENGENAL ALLAH
 
a. Pengenalan akan Allah yang sejati
 
Pengajaran Alktab sebagai penyataan Allah yang bersifat supernatural kepada manusia merupakan dasar untuk mengetahui dan memahami diri Allah, karya, dan rencana-Nya bagi umat manusia. A.W. Tozer di dalam bagian pembukaan bukunya, Mengenal yang Maha Kudus, mengatakan bahwa gereja di dalam beberapa waktu terakhir telah kehilangan konsepnya tentang keagungan Allah dan menggantikannya dengan konsep yang begitu rendah dan hina yang sama sekali tidak layak bagi orang yang sungguh-sungguh mau berbakti dan berpikir. Ironisnya, gereja melakukan itu bukan dengan sengaja, melainkan sedikit demi sedikit, tanpa sepengetahuannya dan dalam ketidaksadarannya. Itulah sebabnya tidak mengherankan jika di dalam praktiknya, gereja telah kehilangan rasa gentar serta hormat akan kehadiran Ilahi. Gereja telah kehilangan semangat untuk berbakti dan tidak lagi sanggup berdiam diri dan menyediakan batin untuk bertemu Allah dengan khidmat.

b. Interprestasi semua fenomena dengan tepat
Pandangan dan pengertian seseorang akan Allah akan sangat menentukan pandangan dan penilaiannya akan segala fenomena yang terjadi. Implikasinya akan sangat memberi arti signifikan di dalam penilaiannya terhadap segala tindakan moral dan sikap batin yang benar. Semua kesulitan di dalam pemahaman antar doktrinal di dalam iman Kristen atau kegagalan di dalam penerapan etika kristen apabila ditelusuri akan berpangkal pada pandangan yg kurang tepat dan kurang mulia tentang Allah. Dengan kata lain, banyak orang, baik disadari atau tidak, telah menetapkan presuposisi yang membentuk pandangan mereka tentang segala sesuatu berdasarkan pemahaman mereka tentang Allah.

c. Menghindarkan diri dari penyembahan berhala
Banyak referensi di dalam Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa pengajaran Alkitab atau theologi bukanlah sesuatu yang dingin atau tidak ada kaitannya dengan kehidupan praktis, melainkan sesuatu yang vital bagi hal yang berkaitan dengan rohani, moral, dan kehidupan sosial umat manusia (bdk. 1 Tim. 1:3; 4:6, 16; 2Tim. 3:10, 16; 4:2-3). Pengajaran Alkitab tentang Allah akan membawa orang kepada pengetahuan yang benar tentang Allah yang hidup dan benar karena hanya dengan cara inilah seseorang dapat menghindarkan diri dari allah-allah dan menuju kepada Allah yang hidup dan benar tersebut (1Tes. 1:9). Ide atau gagasan yang salah tentang Allah merupakan sumber penyembahan berhala. Namun perlu dipertajam lagi bahwa ide atau gagasan itu sendiri sudah bersifat penyembahan berhala, menciptakan sesuatu di dalamnya dan menjadikan serta memperlakukannya sebagai Allah.

d. Relasi yang hidup dan nyata dengan Allah
Terdapat relasi yang kuat antara apa yang dipahami tentang Allah dan hidup kerohanian. Hubungan yang benar dengan Allah harus diawali dengan pengetahuan secara intelektual tentang siapakah Allah dan apakah yang dikerjakan-Nya. Hal ini sangat mempengaruhi sikap, pandangan, dan tindakan seseorang dalam penyembahan dan penghormatan kepada-Nya. Pengenalan yang sejati tentang Allah akan membawa manusia kepada hubungan dan pergaulan yang benar, nyata, dan hidup dengan Allah. Manusia tahu di mana harus berdiri dan bagaimana harus bersikap di hadapan Allah.

e. Mendapatkan kehidupan yang berarti
Pengertian akan Allah menjadi dasar pandangan terhadap semua realitas yang ada di dalam dunia ini. sejak awal, Alkitab mengemukakan bahwa diri Allah adalah sumber dari segala yang ada di alam semesta ini, “Pada mulanya Allah menjadikan langit dan bumi” (Kej. 1:1). Kalimat ini merupakan dasar dari segala pengertian kita tentang semua keberadaan. Tidak ada hal lain yang lebih penting dan utama dari hal ini. segala sesuatu yang lain yang dicatat di dalam Alkitab berdiri di atas dasar kebenaran penyataan ini, yaitu bagi mereka yang ingin mengetahui kebenaran. Tanpa adanya pengertian yg baik tentang Allah dan rencana-Nya sebagaimana yang dinyatakan di dalam Alkitab, maka kehidupan ini akan menjadi tidak berarti.
 
f. Demi keselamatan
Di dalam bukunya, Knowing God, J. I. Packer mengatakan bahwa dunia ini menjadi asing dan tempat yang menyakitkan dan kehidupan di dalamnya adalah kehidupan yang penuh dengan kekecewaan dan tidak menyenangkan bagi mereka yg tidak mengenal Allah. Tanpa pengertian akan hal ini, seseorang hanya akan menyia-nyiakan kehidupannya dengan kehilangan jiwanya. Kristus memberikan defenisi tentang keselamatan dan kehidupan dalam kaitannya dengan pengenalan akan Allah. Di dalam doa-Nya, Ia mengatakan bahwa kehidupan kekal adalah mengenal Allah dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus Bapa (Yoh. 17:3); mengenal Allah adalah esensi dari kehidupan kekal itu. Kehidupan kekal tidak saja berbicara tentang kehidupan bersama Allah di sorga, melainkan mengetahui dan mengalami kehidupan itu saat ini dan di sini, yaitu kehidupan yang penuh arti, bertujuan di dalam rencana Allah.

PENYATAAN UMUM DAN PENYATAAN KHUSUS
 
Pengertian tentang Allah sebagaimana seharusnya tidak dapat bersumber dari ide kesempurnaan yang ada pada manusia. Tidak ada satu substansi pun di dalam alam semesta yang dapat menggambarkan dengan utuh dan menjadi sempurna keberadaan Allah ini. Alkitab mengatakan, “Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?” (Yes. 40:18, 25). Semua upaya ini walaupun menghasilkan konsep ideal kesempurnaan yang sangat baik, tapi tetap tidak menyatakan keberadaan Allah sesuai dengan kenyataannya. Suatu gambaran berdasarkan hal yang diciptakan-Nya dan apa yang telah diciptakan-Nya ini bukanlah Allah. Ini adalah tindakan pelanggaran hukum kedua dari sepuluh hukum Taurat.
Rahasia keagungan diri Allah tetap menjadi suatu misteri yang tidak akan mungkin dipecahkan oleh rasio, pengalaman, dan pembuktian manusia yg bersifat terbatas dan spekulatif. Alkitab tidak pernah mempermasalahkan atau mempertanyakan apakah Allah itu ada atau tidak ada, melainkan dengan jelas menyatakan bahwa Allah itu ada dan bahwa Ia menyatakan diri-Nya secara aktif (Kej. 1:1; Ayb. 23:3, 7-10; Ibr. 11:6; Rom. 1:16-20). Pengenalan akan Allah menjadi mungkin karena Allah sendiri di dalam kerelaan kehendak-Nya menyatakan diri-Nya sehingga dapat dikenal oleh manusia. Penyataan Allah itu sendiri dapat dibagi dua bagian, yaitu : Penyataan Umum (General Revelation) dan Penyataan Khusus (Special Revelation).

1. Penyataan Umum
Penyataan Umum dimengerti sebagai cara Allah menyatakan keberadaan-Nya, kuasa-Nya, kebijaksanaan-Nya dan kekekalan-Nya kepada semua manusia tanpa kecuali sehingga mereka tidak dapat berdalih. Melalui cara ini, manusia harus mengakui bahwa Allah ada.
Penyataan Umum memberikan aspek pengetahuan akan Allah, secara khusus akan eksistensi, kuasa, hikmat, dan kekekalan Allah kepada manusia. Meski demikian, Penyataan Umum memiliki keterbatasan karena tidak menyatakan segala sesuatu tentang pengertian akan diri Allah dan hal-hal rohani sepenuhnya, yang menjadi suatu dasar untuk membangun masa depan yang kekal.
 
Penyataan Umum juga tidak dapat memberikan dasar yang cukup bagi agama-agama pada umumnya. Itulah sebabnya tidak mengherankan jika setiap kepercayaan mempunyai semacam acuan atau standar kebenaran sendiri yang kerap pula terlihat bertentangan satu dengan yang lainnya.
 
Selain itu Penyataan Umum tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani orang-orang berdosa. Penyataan Umum memang menyediakan dan memberikan pengetahuan mengenai kebaikan, kebijaksanaan, dan kuasa Allah tetapi tidak membawa pengetahuan apapun mengenai Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti Penyataan Umum tidak ada nilainya sama sekali. Dosa menyebabkan gambaran Penyataan Umum ini jadi kabur; maksudnya, tulisan tangan Sang Pencipta tidak terhapus seluruhnya tetapi menjadi kabur dan kacau. (Bdk. Kis. 17:23, 30; Rom.1:19-21.)
 
Penyataan Umum memiliki beberapa kebenaran penting, yaitu Penyataan Umum memberikan unsur kebenaran umum di dalam setiap orang. Karena penyataan inilah semua orang merasa bahwa diri mereka adalah benih Allah (Kis. 17:28), mencari Allah kalau-kalau mereka dapat menemukan-Nya (Kis. 17:27), melihat di dalam alam kuasa dan zat ilahi-Nya yang kekal (Rom. 1:19-20) dan melakukan dengan sendirinya hal-hal yang berhubungan dengan hukum Taurat (Rom. 2:14). Meskipun manusia hidup di dalam kegelapan dosa dan kebodohan, memutarbalikkan kebenaran Allah, mereka tetap mendapat bagian dari terang Firman (Yoh. 1:9) dan dari pekerjaan umum Roh Kudus (Kej. 6:3)
 
Penyataan Umum merupakan dasar bagi Penyataan Khusus. Penyataan Khusus ini tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa Penyataan Umum.

2. Penyataan Khusus
Selain Penyataan Umum, Alkitab memberikan pengertian adanya Penyataan Khusus. Alkitab itu sendiri adalah Penyataan Khusus Allah yang tertulis yang memberikan pengertian yang lebih spesifik tentang diri Allah.
 
Penyataan Khusus menjadi penting karena adanya fakta keberdosaan manusia. Didalam keberdosaannya, manusia telah menjadi buta rohani, menjadi sasaran dari kesalahan dan ketidakpercayaan. Di dalam kondisi sedemikian, manusia gagal membaca dengan benar penyataan Allah yang tertinggal dan tidak mampu memahaminya lebih jauh.
 
Di dalam Penyataan Khusus, manusia mengenal sifat dan karakter Allah secara lebih mendalam, yang tidak akan diperolehnya melalui Penyataan Umum. Di dalamnya ada pengetahuan akan rencana dan kehendak Allah sedalam-dalamnya. Penyataan Khusus ini dapat juga disebut sebagai Penyataan Penebusan karena penyataan ini menyatakan rencana Allah mengenai penebusan orang-orang berdosa dan dunia serta bagaimana rencana itu diwujudkan. Penyataan ini adalah alat pembaharuan manusia yang memberikan penerangan pada pikiran manusia dan mencondongkannya kepada hal-hal yang baik. Penyataan ini memenuhi pikiran manusia dengan kasih yang suci.
Penyataan ini juga bukan hanya membawa kepada berita penebusan, tapi juga memperkenalkan fakta-fakta dari sifat penebusan. Penyataan ini tidak hanya memberikan pengetahuan yang berlimpah, tapi juga mengubah kehidupan orang-orang berdosa menjadi orang-orang yang suci.

PENUTUP
 
Pengenalan dasar iman Kristen dimulai dengan mengenal Allah yang benar dan kesiapan hati untuk taat kepada-Nya. Karena mengenal Allah dan mengenal diri terkait erat, maka adalah kewajiban setiap orang untuk belajar mengenal Allah dengan benar, sehingga ia dapat memiliki harapan untuk mengenal dirinya dengan benar dan memahami makna keberadaanya di dunia ini, dan bagaimana seharusnya menjalani kehidupannya di dunia ini. Tidak ada study yang lebih mulia yang seharusnya dapat menarik perhatian anak-anak Allah dibandingkan dengan study ‘Pengenalan Allah’ ini, karena hanya dengan mengenal Allah dengan benar, baru kita dimungkinkan untuk hidup memperkenankan hati Allah. Amin. Soli Deo Gloria ? /nan1